Rose berdiri dibalkon kamarnya sembari memegang secangkir teh hangat. matanya menerawang jauh melihat kemerlap cahaya lampu terang yang menghiasi seluruh kota. Hembusan angin beberapa kali menerpa rambutnya yang terurai. Udara semakin dingin namun dia masih betah berdiri berada disana sembari menyesap teh hangat itu.
Dia sempat melirik kerah dalam kamar dimana Mike sudah tertidur dengan pulas. Lice saat ini mungkin sedang membacakan dongeng untuk putri kesayangannya itu. Ntah lah, Rose tidak begitu memikirkan hal itu. Saat ini dia hanya ingin merasa tenang karena jika dia mengingat kejadian tadi sore, rasa kesalnya akan membuat moodnya buruk.
Dia bukan tidak suka jika Lice begitu menyayangi Bella tapi semakin kesini sikap Bella benar-benar tidak bisa Rose maklumi. Terlebih setelah Bella melukai adiknya sendiri dan tidak mau berkata jujur maupun mengatakan kata maaf. Rose tidak suka dengan itu.
Dari kecil dia begitu disayangi oleh Ayahnya tapi kedua orangtuanya mendidiknya menjadi anak yang baik. Jika dia salah maka orangtuanya akan memarahinya bahkan tak segan-segan menghukumnya. Kedua orangtua Rose sangat menyayangi dirinya lebih lebih dari menyayangi diri mereka sendiri tapi mereka tetap akan bersikap tegas jika Rose melakukan kesalahan.
Jika Orangtuanya berhasil mendidik dirinya menjadi seperti ini lalu kenapa dia tidak bisa melakukan itu pada putrinya sendiri?
Rose bahkan sudah lupa kapan terakhir putrinya itu memeluknya dengan manja. Hari demi hari hanya Lice dan Lice saja yang dia cari. Benar-benar tidak ada lagi momen antara ibu dan anak diantara mereka. Mereka semakin jauh dan Bella juga semakin keras kepala. Rose benar-benar pusing memikirkan hal itu.
"Kenapa diluar Hm?" Suara berat diikuti sebuah tangan kekar melingkar diperut Rose. Dia tidak terkejut sama sekali karena dia sudah tau siapa orang yang tengah memeluknya, tak lain dan tak bukan adalah Lice, suaminya.
Lice menenggelamkan wajahnya diceruk leher milik Rose, menghirup aroma khas dari tubuh istrinya yang membuatnya mabuk. Dia sangat suka mencium aroma tubuh Rose karena aroma itu mampu membuat Lice tenang.
"Putrimu sudah tidur?" Tanya Rose tanpa melihat kerah suaminya. Lice mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Rose yang mengatakan 'putrimu'. Kalimat itu seolah terdengar seperti sindiran karena biasanya Rose akan mengatakan 'putri kita' atau 'Bella' saja jika mengawali pertanyaan.
Lice melepaskan pelukannya dan menghadap kearah istrinya yang fokus melihat lurus kedepan. Tangan Lice memegang dagu Rose dan membawanya untuk berhadapan dengannya.
"Kenapa hm? Kau sudah tidak mau menganggapnya lagi sebagai putrimu?" tanya Lice seraya menaikkan satu alisnya. Dia tau Rose pasti masih merasa kesal karena kejadian tadi sore untuk itu Lice pun bertanya seraya menggodanya.
"Aku rasa dia lebih suka dibilang sebagai putrimu" Ucap Rose sedikit memanyunkan bibirnya yang membuat Lice sontak terkekeh. Istrinya itu masih saja terlihat menggemaskan walaupun sudah beranak dua.
Lice menangkup wajah Rose lalu mencium bibir Rose dengan lembut. Tidak ada perlawanan dari Rose, dia justru mengikuti pergerakan bibir Lice saat suaminya itu sudah melumat bibirnya dengan lembut. Keduanya menutup mata untuk merasakan sensasi ciuman yang selalu menjadi candu bagi mereka.
*****
"Bella~" Rose memanggil Bella yang keluar begitu saja dari mobil. Gadis kecil itu menghela nafas sebentar sebelum berbalik. Dia melihat Rose tengah memegang botol minumnya, jika Rose tidak memanggilnya mungkin Bella akan melupakan botol minumnya.
"Aku masuk dulu" Ucap Bella mengambil botol minumnya kemudian berjalan masuk. Dia benar-benar melewatkan mencium pipi Rose pagi ini. Rose tau anak itu pasti masih sangat marah pada dirinya karena kejadian semalam tapi Rose juga tidak bisa melakukan apa-apa. Menghadapi sifat Bella benar-benar serba salah, jika dia bersikap baik maka anak itu menjadi sangat egois dan keras kepala. sebaliknya jika dia bersikap tegas maka anak itu akan semakin kurang ajar dan akan semakin marah padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAELICE'S LIFE
RandomKesibukan Chaeyoung atau biasanya dipanggil dengan sebutan Rose dalam menghandle segala sesuatunya dimulai dari mengurus suami, dan kedua anaknya serta rumah dan tempat les vocal yang dia dirikan 2 tahun lalu. Lice yang selalu sibuk dengan perusahaa...