LS. Chp 46

1.3K 227 6
                                    

Join Saluran WhatsApp alien ( ◜‿◝ )

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Join Saluran WhatsApp alien ( ◜‿◝ )

Terimakasih.

_________

______

___

_

"Mengapa semua ini terjadi," gumam seorang pria paruh baya berambut abu-abu, dirinya sedang memeluk tubuh sang istri yang terkulai lemas.

Kedua anak kembarnya pun sedang menangis tanpa suara sembari mengacungkan pedangnya memunggungi satu sama lain melindungi sosok pria paruh baya di belakang mereka yang sedang memeluk wanita paruh baya bergaun merah, dan kini gaun itu pun tercampur warna merah yang sesungguhnya, darah.

"Dimana adik kalian, Damian, Demian?" tanya Cleon dengan nada seakan baru teringat jika ia melupakan keberadaan berliannya beberapa menit di tengah kekacauan yang sedang terjadi di akademi ini.

Dalam waktu 1 jam, menunggu salah satu keluarga mereka yaitu Xeon agar mereka bisa pulang bersama, kawasan yang awalnya di isi oleh senyuman rindu dan tangis haru berubah menjadi teriakan Kepanikan dan tangisan sendu.

Iblis dengan wujud menyeramkannya telah mengobrak-abrik tempat dimana para wali murid menunggu anak-anak mereka untuk mereka bawa pulang bersama namun sayangnya beberapa dari merekalah yang berpulang, khususnya ke rumah tuhan.

Termasuk dari keluar Caine, duchess Caine, meregang nyawanya ketika menyelamatkan salah satu anak Marques yang Marques dan Marchioness nya telah menutup mata mereka terlebih dahulu meninggalkan anak bungsu mereka yang menangis ketakutan, meringkuk di tengah mayat kedua orang tuanya.

Kekesalan pada hati Duke Caine, Cleon tumbuh ketika mendengar suara teriakan anak-anak yang ketakutan ketika kedua orang tuanya dicabik-cabik ganas oleh iblis tersebut.

Cleon tak berniat membantu, bahkan ia memerintahkan Damian dan Demian menjaga tubuh sang ibunda mereka yang telah tak bernyawa, dirinya akan masuk ke asrama mencari anak bungsu kesayangannya.

"Apa yang ingin anda lakukan lord Caine?! Jangan masuk ke dalam, di dalam lebih kacau daripada di sini. Lebih baik lord Caine menyelamatkan diri anda bersama anak-anak anda saja," tegas salah satu ajudan kerajaan yang diperintahkan untuk menjemput sang anak raja yang berada di sana, Abaya.

Cleon mengabaikan ucapan ajudan tersebut dan tetap berjalan cepat masuk ke dalam area asrama. Ajudan tersebut memegang kepalanya menoleh ke kanan kiri meminta pertolongan, bukannya mendapat pertolongan, ajudan tersebut malah melihat satu lagi pria paruh baya yang memaksa masuk.

Di dada kiri pria tersebut terdapat Bros logo keluarga Marques Cafela. Yang artinya, pria paruh baya tersebut adalah-

Marques Romusa Cafela?!

Hah...

Bruk.

Ajudan tersebut gagal menjemput sang pangeran, ia pingsan melihat para pemimpin Duke dan Marques beberapa dari mereka berbondong-bondong masuk, sepertinya akan menyelesaikan masalah atau hanya ingin menjemput sang putra dan putri tercinta mereka yang entah masih bernyawa atau tidak.

__________

Hosh... Hosh... Hosh...

"Kau... Kau memberikan apa pada budak ku hah?" gumam Xeon yang kesal akibat telah membanting Auriga berkali-kali namun Auriga tak kunjung kehilangan kesadarannya. Jika ingin, ia bisa saja langsung membanting hancur tubuh Auriga namun ia tak ingin kehilangan mata ular nya.

Malaikat-Billy memainkan ranting kayu kering entah dari mana asalnya. Wajahnya pun nampak berseri-seri melihat pertarungan antara bonekanya dan Xeon yang tiada habisnya. Keduanya tak seri, jelas Xeon lah pemenangnya. Namun entah kenapa, jangankan kematian datang pada Auriga, kehilangan kesadarannya pun tak Auriga dapatkan, yang ia dapatkan hanya kesakitan disetiap serangan yang Xeon lancarkan padanya.

Auriga mendesah frustasi, ia sudah sangat kesakitan disini. Tak mendapat kemenangan, jangankan kemenangan, keimbangan saja bagai delusi imajinasi bagi Auriga saat ini. Ia menyerah, berharap kegelapan menjemputnya ketika serangan terakhir Xeon dilayangkan padanya. Namun malaikat sialan itu membuat dirinya tetap sadar mengakibatkan dirinya harus merasakan kesakitan tiada kemenangan ini berkali-kali lipat.

Jika saja dari pertarungan ini menghasilkan setitik kemenangan, dengan senang hati Auriga menerima rasa sakit ini. Tetapi! Tiada celah cahaya bahkan untuk jiwanya yang telah termakan oleh malaikat sialan itu sebagai bayarannya. Jangankan kemenangan, Auriga hanya menginginkan ketenangan mulai saat ini, ia akan pasrah jika di lepaskan gelar putra Cafela miliknya. Ia hanya ingin ketenangan... Jika bisa ia ingin mati saja, namun kematian saja enggan bertemu dengannya.

Xeon menggeram kesal. Netranya menatap tajam pada Billy.

"Lepaskan milikku malaikat sialan!" geram Xeon. Billy menatap Xeon remeh.

"Baru kali ini seorang lucif** memohon pada malaikat yang diturunkan ke bumi oleh para dewa, khekhekhe. Lelucon baru yang masih hangat," gumam Billy diakhir kalimat.

"Ini adalah hal yang harus ia terima jika ia merelakan jiwanya untukku, dan juga ini adalah buah yang ia dapatkan atas suba yang ia tanam sejak dulu. Kalian tahu, suba tak pernah memberikan efek yang bagus, hanya meningkatkan kesenangan kalian."

"Lucu sekali jika beberapa dari kalian mengkonsumsi suba seolah suba adalah buah kehidupan yang dapat mengabulkan permintaan kalian, hahaha." Tawa Billy pecah saat itu juga. Auriga memejamkan matanya, memang salahnya berharap jika suba adalah satu-satunya jalan jika ingin mengalahkan Xeon. Dampaknya? Ia tak bisa mengalami kematian.

"Jika kau ingin budak mu ini mati, bunuh dirimu sendiri. Maka seluruh budak-budakmu dan tentu boneka di depanmu akan ikut mati, mudah bukan? Bahkan jika dewa ingin boneka ini mati, tak akan bisa mereka melakukannya jika kau tak membunuh dirimu sendiri," ucap Billy dengan senyum miringnya. Auriga membuka matanya melihat apa yang akan dilakukan Xeon, apakah ia akan membunuh dirinya sendiri agar dirinya ikut mati dan akhirnya bisa merasakan yang namanya kedamaian?

Tidak mungkin,

"Tak mungkin aku membiarkan budakku mati bodoh! Apalagi jika mempertaruhkan nyawa ku demi mereka lepas dari cengkraman ku. Hah! Hanya orang gila yang berfikir seperti itu."

Kan.

"Maka dari itu, fire ball!!" Xeon mengucap mantra melesatkan serangan kembali pada Auriga, tak peduli penampilan pemuda itu telah compang camping seperti korban kebakaran.

Lama-kelamaan Auriga tersenyum senang akan rasa sakit yang ia dapatkan, terkhusus sakit yang Xeon berikan padanya. Apakah? Apakah ini kesenangan yang mereka dapat ketika telah mengabdikan diri mereka pada Xeon sepenuhnya? Hahah, hahaha, HAHAHAHAHA.

Auriga tak gila, namun saat ini ia tengah berlutut dihadapan xeon dan berhenti melindungi dirinya, kepalanya pun ia tundukkan menghormati sang tuan, xeon, seolah mengatakan 'sakiti aku dengan tanganmu tuan!'  dengan lantang. Senyum Auriga pun berkembang di tengah api yang membakarnya.

Billy menatap Xeon dan Auriga bergantian dengan tatapan keheranan, kebingungan, dan sedikit ketakutan di sana.

Hahaha.

Hahhahahha!

"AHHAHAHHAHA!!"

"Inilah yang aku tunggu, kemarilah budakku!" Xeon menatap rendah Auriga. Bukannya tersinggung atau merasa direndahkan, Auriga nampak berdiri tegak seolah tak terjadi apapun pada tubuhnya. Tungkai Auriga dibawa melangkah menuju Xeon, sang tuan. Kini Auriga, resmi menjadi budak Xeon.

"Yes, my king."

Xeon tersenyum lebar.

TBC.

Vote!!!

Halo anomali-anomali kesayangan gua, alien disini!👽

Aga aneh ya, tapi ya gitulah untuk episode hari ini.

Semua budak Xeon atau Lucifer akan alien buat masoki* xixixi (。◕‿‿◕。)

Salam dari Alien Saturnus👽🛸🪐

LUCIFER SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang