Leon mendudukkan dirinya kursi mejanya kemudian memberdirikan badannya dan berjalan-jalan dalam ruangannya. Ia terus mengulangi gestur tersebut sambil mencengkramkan kedua tangannya karena rasa gugup yang sedang dialaminya.
Tak lama lagi waktu yang sudah disepakati oleh dirinya dengan Erick, manajer dari Darion akan segera tiba dimana keduanya akan melanjutkan sesi konsultasi walaupun sebelumnya ia sudah membuat kesalahan yang cukup fatal. Dalam hatinya Leon berjanji pada dirinya sendiri tidak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan segera menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sesaat setelah ia mendudukkan dirinya dan kembali membuka handphone nya untuk mengecek waktu, pintu ruangannya terbuka dan terlihatlah Darion dengan bekas darah pada bagian atas mukanya. Leon menyipitkan matanya dan langsung melompat kecil dengan niatan untuk membantu Darion tetapi upayanya hanya dibalas oleh angkatan tangan yang terhenti tepat di depan mukanya.
"Ini hanya make-up" jelas Darion.
Leon sedikit menghelakan nafasnya setelah mendengar penjelasan tersebut kemudian ia sedikit berjalan mundur untuk menjaga jaraknya dari Darion.
"Sebelumnya, terima kasih karena sudah memberi King Antario Research Institute Hospital kesempatan lagi untuk-"
Belum selesai Leon memberikan ucapan terima kasihnya, Darion kembali mengangkat tangannya tetapi kali ini hanya 1 jarinya telunjuknya saja yang dikeluarkannya dari kepalan memberikan tanda kepada omega tersebut untuk diam terlebih dahulu.
"Aku sudah berbicara dengan atasanmu dan dia sudah menjelaskan semuanya dengan terinci, kau hanya disuruh olehnya untuk membuat alasan itu. Cukup bodoh apabila memikirkan fakta bahwa kau mengorbankan dirimu sendiri saat rumah sakit ini tidak ingin menanggung akibat dari keteledoran mereka" ucap Darion.
"Jadi untuk memenuhi permintaan dari ayahku, bacalah kontrak ini dan tanda tangani. Erick akan kembali nanti sore untuk mengambilnya" lanjutnya.
Setelah meletakkan sebuah lembaran kertas di atas meja kerja Leon, Darion membalikkan badannya dan berjalan keluar dari ruangan tersebut diikuti oleh Erick yang sudah menundukkan kepalanya terlebih dahulu untuk berpamitan.
Sejujurnya Leon merasa sangat tersinggung dengan tingkah laku dari pasiennya tersebut tetapi mengingat dirinya tidak berada di sisi yang menguntungkan membuatnya mengurungkan niatnya untuk mempermasalahkan hal tersebut.
"Baiklah mari baca kontrak ini" gumam Leon dalam hatinya setelah mengambil kertas penuh tulisan yang diletakkan oleh Darion di atas mejanya.
***
Leon yang berdiri di sebelah pintu ruangan pribadi milik sang teman, Estrella, hanya dapat menyilangkan tangannya dan menggigit bibirnya. Beberapa jam sebelumnya tepat setelah Darion meninggalkan kertas perjanjian (kontrak) tersebut di mejanya, Leon merasa kebingungan karena persyaratan-persyaratan yang diberikan oleh sang pasien terasa terlalu merugikannya.
"Bagaimana menurutmu?" Leon bertanya kepada Estrella.
Yang ditanya hanya dapat menggelengkan kepalanya melihat isi dari surat tersebut.
"Konsultasi di lokasi yang ditentukan, jadwal konsultasi ditentukan oleh pihak penulis kontrak, pemalsuan jadwal apabila pihak penulis kontrak tidak memiliki waktu untuk melakukan konsultasi mingguan, dan menemaninya di waktu-waktu tertentu?" Estrella membaca persyaratan-persyaratan tersebut dengan nada penuh kebingungan.
"Kurasa dia hanya mempermainkanmu, lihatlah poin-poin terakhir ini" lanjutnya sambil menunjuk beberapa poin terakhir yang berada di surat tersebut.
....

KAMU SEDANG MEMBACA
[bxb abo] Omegaphobic
Teen FictionKisah cinta antara seorang Alpha yang membenci Omega dan Omega yang membenci Alpha tetapi seperti pepatah tak kenal maka tak cinta, sebuah kisah romansa mulai tumbuh diantara keduanya yang sedang menempuh jalan untuk menghilangkan rasa benci tersebu...