ch. 2

16 17 1
                                    

Semua yang ada di sini adalah fiksi. Mohon maaf jika ada suatu kesamaan karena itu tidak disengaja. Tw sudah tertulis di deskripsi. Jika ada sesuatu yang tidak diinginkan maka bukan kesalahan author

Happy reading

***

Hesa berjalan santai menuju kelasnya. Saat sudah dekat dengan pintu ia melihat seseorang keluar dari sana. Orang itu kemudian tersenyum ke arahnya.

"Bantuin gue yokk." Ucapnya sambil membalikkan badan Hesa.

"Kemana?" Tanyanya bingung.

"Beresin loker Vany." Jawabnya sambil mengalungkan tangannya ke pundak Hesa.

Hesa diam, ia kemudian mengangguk. Mereka berjalan tanpa ada satupun yang mengeluarkan suara. Hesa melirik ke sisi kirinya, ia tersenyum tipis. Ia masih bisa melihat gurat kesedihan dari Aldi, teman satu kelasnya yang ternyata sepupu Vany, siswi yang meninggal karena jatuh kemarin.

Aldi membuka loker itu, ia tersenyum sendu. Isi di dalamnya masih terlihat lengkap. Ia kemudian membuka totebag yang ia bawa, lalu memasukkan barang-barang tersebut ke dalam dengan bantuan Hesa.

Tak lama kemudian loker sudah kosong. Ia menatap Hesa. "Thanks. Btw gue mau ke ruang guru buat laporan. Lo mau ikut?"

Hesa menggeleng. "Nggak, gue mau ke kelas. Ekonomi gue belum dikerjain."

Aldi tergelak. "Kebiasaan. Punya gue udah noh, bukunya di laci kalau mau liat." Ia kemudian berjalan menjauh menuju ke ruang guru.

"Wokeh, thanks yaa."

Aldi menunjukkan jempolnya tanpa melihat ke belakang. Hesa menggelengkan kepalanya. Bahkan saat suasana hatinya yang masih belum membaik ia masih seperti itu.

Hesa yang mau kembali ke kelas seketika mengurungkan niatnya. Selembaran kertas berwarna hitam tergeletak tepat di depan kakinya.

Ia kemudian mengambil benda itu yang kemungkinan berasal dari loker. "Dasar, malah ketinggalan satu."

Ia membuka lipatan kertas untuk tau apakah itu benar-benar milik Vany atau bukan.

Bagaimana? Kejutannya menyenangkan? Aku tidak akan melakukan hal ini jika mereka tidak memulai. Kau tau kasus 1 tahun lalu? Bukankah menyenangkan jika hal itu terjadi lagi kepada pelakunya sendiri.

Kening Hesa mengernyit. Ia menatap sekeliling. Tak ada siapapun, menurutnya. Padahal ada seseorang yang berdiri bersender dinding dengan senyum miring.

Ia membawa kertas itu bersamanya. Lalu memutuskan untuk kembali ke kelas dan memeriksa hal itu nanti.

Ia mengambil buku milik Aldi untuk menyalin tugas. Tak lama kemudian si pemilik buku akhirnya datang dengan totebag yang penuh di tangan.

Hesa mengembalikan buku itu kepada pemiliknya. "Dah, makasih ya."

Aldi mengangguk, ia masih serius dengan game yang sedang ia mainkan. Hesa masih berdiri di sana. "Di, lo nggak ketinggalan sesuatu gitu waktu beres-beres lokernya Vany?"

Aldi menggeleng. "Kagak. Napa emang?"

Hesa terdiam. Kalau begitu itu milik siapa. Ia kemudian menggeleng. "Nggak papa." Lalu kembali ke kursinya.

Revenge {enhypen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang