ch. 4

12 7 4
                                    

Semua yang ada di sini adalah fiksi. Mohon maaf jika ada suatu kesamaan karena itu tidak disengaja. Tw sudah tertulis di deskripsi. Jika ada sesuatu yang tidak diinginkan maka bukan kesalahan author

Happy reading

***

Jendral membereskan buku-bukunya, sedangkan Satria berdiri sambil bersandar di meja yang berada di samping mereka.

Beberapa anak di belakangnya terdengar tengah bergosip ria. Satria seketika memasang telinganya untuk mendengarkan saat nama Vany disebut.

Jendral yang melihat perilaku Satria yang tak biasa pun seketika penatapnya bingung. "Lo ngapain njirr?"

Satria menunjukkan senyum kudanya. "Kagak, ke kantin sekarang yokk. Ada yang mau gue omongin."

Satria menyeret tangan Jendral menuju kantin. Sedangkan yang lain sudah berkumpul di sana.

"Guyss... Gue ada kabar baru." Ucap Satria sambil mendudukan dirinya di kursi panjang.

Hesa yang melihat Satria datang langsung seperti itu sontak menatap cowok itu aneh. "Kenapa?"

"Katanya ada obat gitu yang ditemuin di badannya si Vany." Ucapnya.

Hesa mengangguk. "Ini yang mau gue omongin."

Ia membuka hpnya, kemudian menunjukkan sebuah dokumen yang berisi data yang berhasil ia dapatkan dengan bantuan sang abang. "Gue dapet ini dari Bang Zaky."

Mereka baca data itu dengan teliti. Satria meletakkan hp itu ke atas meja. "Gue juga dapet info katanya tuh obat ditemuin di atap, tapi udah diserahin ke keluarga."

"Kalau begitu berarti ada kemungkinan ia minum tuh obat sebelum akhirnya jatuh." Gumam Jendral.

"Tapi kenapa yaa, kalau emang dia ada rencana buat terjun harusnya nggak usah minum obat kan yaa?" Ucap Sena merasa janggal.

Hesa menatap teman-temannya. "Gini deh, kita bahas ini setelah pulang sekolah nanti. Gemana?"

"Boleh, di rumahnya Satria." Ucap Jean tiba-tiba.

Satria mendelik. "Bjir tiba-tiba banget?"

Jendral berdecak. "Kenapa si Sat? Lagian kita jarang banget ke rumah lo."

Satria menghela nafasnya kasar. "Iya deh iyaa, tapi belanja dulu. Di rumah gue nggak ada makanan."

"Nah gitu dong." Ucap Johan sambil tersenyum lebar.

***

Satria membuka pintu rumahnya. Suasana dingin nan sunyi seketika menyambut mereka semua.

Jean dan Hesa membawa kantung plastik berisi bahan masakan ke dapur. Sedangkan Ricki dan Sena membawa kantung plastik berisi jajan ke ruang tengah.

Satria melemparkan tasnya ke sembarang tempat. Lalu pergi untuk mengambil remot TV yang berada di atas nakas.

"Noh silahkan nonton apa aja terserah kalian. Asal jangan bokep." Ucapnya sambil memberikan remot TV itu kepada Ricki.

Revenge {enhypen}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang