friendzone 03

168 20 0
                                    

Satu bulan berlalu dengan begitu cepat. Tidak terasa hubungan persahabatan antara Jaemin dan Renjun mulai renggang.

Semenjak perkataan Jaemin di sebulan lalu, Renjun terkesan menjauhi Jaemin. Yang biasanya selalu kemana-mana dengan Jaemin, kini Renjun memilih sendirian.

Jaemin tentu saja merasa kehilangan. Lantas setiap hari ia selalu didampingi Renjun, kemanapun ia pergi pasti Renjun selalu mengikut. Namun kini, Jaemin harus menjalani hari-harinya seorang diri, tanpa Renjun disisinya.

Jam pulang kerja telah tiba, Jaemin melenggang dari ruang kerjanya. Ia melangkahkan kaki menjauhi perusahaan. Jika hari biasanya ia langsung pulang ke kosan, sekarang tidak. Jaemin akan pergi ke toko kue untuk membeli sebuah Kue ulang tahun untuk seseorang.

Selang beberapa menit, tibalah Jaemin di kosannya. Jaemin segera berganti pakaian dengan pakaian santai lalu ia berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kosan menanti kedatangan seseorang.

Tidak lama setelahnya Suara mobil pun terdengar, Jaemin bergegas mendekat ke arah pintu untuk melihat siapa yang baru saja berkunjung.

"Makasi ya Presdir, udah mau anterin Renjun pulang."

"Sama-sama, Renjun."

"Makasi juga untuk kado nya ya Presdir, Renjun suka."

Hati Jaemin seakan tercubit. Tidak bisa berbohong, Jaemin begitu sakit hati melihat interaksi antara Renjun dengan Atasannya.

Bukan hanya sekali Jaemin melihatnya, tapi berulang kali.

Jujur saja, Hatinya seakan tidak rela melihat Renjun, sahabatnya yang biasa berada di sampingnya kini seolah berpaling ke yang lain. Jaemin bisa merasakan jika posisinya lambat laun semakin tergeser, atau mungkin memang sudah tergeser.

Jaemin segera menutup pintunya, matanya mulai mengabur. Ditatapnya Kue Ulang Tahun yang sudah dihias sedemikian rupa agar terlihat cantik. Juga ditatapnya boneka Moomin besar berwarna putih yang tadi sengaja ia belikan sebagai kado ulang tahun sang sahabat.

"Maaf Ren, kali ini Gue gak bisa kasih Lo kado."

"Gue kalah cepet sama Jehan."

.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
.

Pagi hari menyapa, Jaemin telah siap berangkat ke kantor. Perlahan kaki jenjangnya ia langkahkan menjauhi kamar kosan.

Begitu sampai di parkiran, Jaemin menghentikan langkahnya. Dengan segera Jaemin bersembunyi di balik semak-semak yang ada, ketika melihat mobil mewah milik Jung Jehan yang baru memarkir.

Sorot mata Jaemin yang tajam terus menaruh atensi pada Dominan tampan berpawakan jangkung yang usianya lebih tua 6 tahun darinya. Dari mulai dia yang baru keluar dari mobil, sampai dia yang berjalan memasuki area kosan.

Semakin dilihat, Jaemin semakin menyadari bahwa ia sangat kalah jauh dengan Jehan. Jung Jehan itu nyaris sempurna, Ia kaya raya, diusianya yang masih angat muda sudah mampu membangun bisnis juga mengurus perusahaan besar dengan jerih payahnya sendiri.

Sedangkan Jaemin, ia apa? Hanya seorang Dominan miskin, tidak punya uang juga tidak punya bakat apapun yang bisa dibanggakan.

"Pantes aja Renjun lebih milih deket sama Dia dibanding Gue." tanpa sadar, ucapan itu lolos dari mulut Jaemin.

Tak berselang lama, Jehan kembali terlihat dari arah parkiran. Hati Jaemin semakin mencelos ketika melihat Jehan jalan berdampingan bersama Renjun. Dengan sebelah tangan mereka yang saling bertaut. Juga Renjun yang terus mengukir senyuman manis di wajahnya.

Friendzone [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang