friendzone 07

232 18 0
                                    

Motor Jaemin sampai di depan perusahaan tempat bekerjanya, Ia kemudian menolehkan wajahnya ke belakang guna mengisyaratkan agar Renjun turun dari motornya. Namun Renjun, dia seolah pura-pura tuli dan memilih memeluki tubuh Jaemin saja.

"Renjun? Ayo turun."

"Ga mau, Jaemin. Aku mau berhenti kerja aja, aku mau terus sama Jaemin."

Jaemin menghela nafasnya, perlahan ia buka helm yang masih menutupi kepalanya, setelahnya beranjak dari motor. Ia lepas secara perlahan tangan Renjun yang masih memelukinya.

"Harus kerja. Kamu udah jadi Sekretaris di Perusahaan besar Renjun, gak boleh semena-mena." omel Jaemin dengan kedua tangannya tergerak melepaskan helm yang menutup kepala Renjun.

"Renjun gak mau berangkat kerja kalo Jaemin resign."

Jaemin mendatarkan wajahnya. Seringkali ia berdecak menanggapi segala ucapan Renjun.

Perlahan sebelah tangan Jaemin tergerak untuk menggapai pipi bulat Renjun. "Gue bakal balik kesitu lagi, Lo tenang aja." Setelahnya Jaemin mengelus lembut pipi bulat itu, membuat Renjun otomatis memejamkan matanya menikmati setiap sentuhan lembut dari Jaemin.

"Jiakh, keenakan." Jaemin mengusak-usak pucuk kepala Renjun membuat tatanan rambut Renjun menjadi berantakan.

"Ih! Jaemin!?"

"Udah sana Lo masuk, nanti dicariin Pacar Lo."

Renjun merengut, ia menatap wajah Jaemin dengan tatapan sebal. "Rapihin dulu rambutnya!"

Jaemin terkekeh, dengan perlahan ia merapihkan kembali rambut Renjun yang sangat berantakan. "Udah. Sana Lo berangkat."

"Kok ngusir!?" Dengan tatapan yang masih sebal, perlahan Renjun mulai turun dari motor tinggi Jaemin, sedikit dibantu oleh si pemilik motor juga.

"Janji ya, Jaemin harus kerja bareng Renjun lagi."

"Hm," Jaemin hanya berdehem sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Kok hm doang?"

"Iya Renjunnnnn, Astagaaa~" Jaemin menekankan ucapannya mencoba memberi paham kepada Sahabatnya itu.

"Serius ya Jaemin" Disaat Jaemin ingin menyurung punggungnya untuk segera memasuki gerbang, Renjun malah menghindar.

"Apalagi?"

"Janji dulu, hehe.." ucap Renjun sambil mengulurkan jari kelingkingnya di depan Jaemin membuat Jaemin kembali berdecak.

"Kaya anak kecil tau, pake janji kelingking segala." Mulut boleh mengomel, tapi jari kelingkingnya tetap saja menaut dengan Renjun.

"Biarin, Wlee!"

Jaemin kembali dibuat geleng-geleng kepala akibat melihat tingkah konyol dari Renjun. Bagaimana tidak, itu anak sempat menjulurkan lidahnya ke Jaemin sebelum masuk gerbang. Ada-ada saja.

"Kok bisa ya, Gue jatuh cinta sama orang kek gitu."

"Tapi tingkahnya emang ngangenin sih."

-----

"Renjun?" pergerakan Renjun terhenti kala mendengar suara panggilan dari seseorang yang sudah tidak asing baginya.

"Pagi, Presdir Jehan.." Renjun menyapa Jehan dengan wajahnya yang bersemu merah juga bibirnya yang dikulum manja. Belum ada Jehan membalas sapaannya, Renjun sudah lebih dulu menghilang dari pandangan Jehan.

"Renjun lagi kenapa?" gumam Jehan sambil menatap punggung sempit kekasihnya yang semakin lama semakin hilang dari pandangan.

-----

Friendzone [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang