friendzone 09

185 14 0
                                    

Melihat hari yang mulai menggelap, Jehan segera meraih kunci mobilnya. Saat ini ia akan memperhatikan keadaan Renjun, meski nantinya mungkin saja Renjun akan merasa jengkel kepadanya. Namun Jehan tak masalah. Lagipula, Ia bukan anak kecil yang bodoh. Kondisi Renjun jauh lebih penting dibandingkan egonya.

Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Jehan bisa menemukan keberadaan Renjun, lagi-lagi karena ia bukanlah orang bodoh. Semalam ia telah mengaktifkan fitur pelacak di ponsel Renjun. Jadi ia tidak perlu bersusah payah untuk mencari keberadaan kekasihnya.

"Renjun."

Si punya nama langsung tercengang begitu melihat keberadaan Jehan di belakangnya. Seolah mati kutu, Renjun hanya mampu terdiam.

"Ikut pulang ke Mansion Aku ya, Jaemin biar jadi urusan Aku." ucap Jehan sambil meraih pergelangan tangan Renjun.

Renjun segera menggeleng, lalu menjauhkan jaraknya dari Jehan. "Gak, Aku gak mau pulang, Aku mau cari Jaemin sampe ketemu."

Jehan menghela nafasnya. Sudah tidak tau lagi bagaimana caranya agar membuat Renjun pulang untuk beristirahat. Dibujuk segimanapun, Renjun tetep kekeh ingin mencari Jaemin.

"Aku janji, Aku akan bantu Kamu cari Jaemin. Tapi Aku mohon Ren, pulang dulu ya, ini sudah malam, Kamu harus istirahat." bujuk Jehan.

Renjun terdiam sejenak. Ia berusaha menimang bujukan dari Jehan. Hingga selang beberapa menit, Renjun pun mengangguk kepalanya. Membuat dominan bernama Jung Jehan itu tersenyum lebar.

"Tapi mau pulang ke Kosan aja."

"Iya gapapa, Ayo Aku bantu ke mobil."

Disaat Jehan ingin menggendongnya, Renjun bergegas mencekal kedua tangannya. "Jangan, Aku bisa jalan sendiri."

"M-maaf.." Padahal Jehan hanya ingin membantunya tidak lebih.

.
.
.
.
.
🖤🖤🖤
.
.
.
.
.

"Aku disini makan enak, apa Jaemin juga disana makan enak?" ucap Renjun melirih. Dengan tangan yang hanya mengaduk-aduk makanan pemberian Jehan tanpa berminat memakannya.

Tak berselang lama, pintu kamar Kosan Renjun terbuka menampilkan Jehan yang datang dengan sebelah tangan menyangking sekantong plastik yang berisi obat-obatan.

"Loh, Kok belum dimakan?" ucap Jehan bertanya. Ia berjalan masuk dan duduk di kasur lantai yang sama dengan Renjun.

"Gak mau makan."

"Makan dulu ya, Ren. Sedikit aja, kamu harus minum obat."

"Gak mau, Jaemin juga belum tentu makan enak disana."

Jaemin lagi Jaemin lagi.

Jehan rasanya jengah mendengar nama Jaemin.

"Sebenernya Kamu anggap Aku apa sih, Ren?"

Renjun dengan cepat menoleh ketika mendengar ucapan itu. Atensinya seketika terarah sepenuhnya kepada Jehan.

"Jehan, maksud Kamu apa?"

"Kamu terus cari-cari Jaemin, dan seolah tak menganggap kehadiran Aku disini."

"Engga Jehan, Bukan gitu. Aku cuman kangen aja sama Jaemin, makanya Aku terus cari-cari Jaemin."

"Kamu bohong, Ren."

Friendzone [JaemRen]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang