10 | Artinya Berpasrah

295 73 14
                                    

----------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------------------------------------------

Mata Remintang terbuka perlahan. Walau kelopak matanya terasa berat dan lengket macam cangkang kerang yang sulit dibuka tapi yang pasti, kini Remintang telah terbangun. Dirinya kembali ke realita.

Kesadaran Remintang kembali beserta dengan seluruh ingatannya tentang kejadian pemerkosaannya tadi. Namun, kalau boleh jujur, Remintang tidak tahu akhir dari persenggamaan itu sebab dirinya seakan tersedot dalam pusara kegelapan. Iya, Remintang berakhir tak sadarkan diri.

Bukan hanya ingatan pemerkosaan itu saja yang menyakitkan bagi Remintang tapi badannya juga sakit semua. Terutama di pusat tubuhnya. Sungguh, rasanya badan Remintang sekarang seakan remuk tak bertulang.

Remintang tidak bodoh. Sejak dirinya dibawa paksa dari desanya, Remintang sudah mengira akan begini akhirnya. Perempuan hanya pemuas napsu bagi laki-laki. Tidak lebih.

Bagi gadis-gadis desa yang miskin tapi cantik, hal ini bukan hal asing. Jika nasibnya mujur mungkin dijadikan istri kesekian. Yang kurang beruntung paling dijadikan gundik.

Syukur-syukur dipertahankan terus sampai akhir sebab tak sedikit yang ditinggalkan bahkan dikembalikan ke desa. Posisinya digantikan dengan gadis lain. Namanya juga laki-laki, kapan sih mereka puas?

Apa semua laki-laki kaya begitu? Tidak juga. Beberapa tetap hidup bermartabat.

Awalnya, Remintang kira dirinya adalah gadis desa cantik yang miskin tapi beruntung. Amat sangat beruntung malahan sebab dilamar dan akan dinikahi oleh pemuda kaya. Yang untung bagi Remintang itu bukan tentang kekayaannya tapi usia si laki-laki.

Demi Tuhan, walau miskin tapi Remintang tidak pernah tergila-gila akan harta. Bayangkan, punya ratusan kebayapun percuma sebab yang bisa dipakai di tubuh kan cuma satu. Tersedia puluhan karung beras tetap saja makan sepiring sudah kenyang.

Bahkan tidak perlu nasi karena Remintang bisa kenyang hanya dengan makan singkong. Maklum, Remintang terbiasa hidup miskin. Remintang juga tidak pernah neko-neko. Harta itu yang penting bukan seberapa banyaknya tapi seberapa cukupnya.

Prinsip hidup Remintang : yang penting cukup.

Di masa ini, orang kaya yang menikahi gadis miskin biasanya adalah laki-laki paruh baya bahkan tidak sedikit juga yang sudah lanjut usia alias kakek-kakek. Serasa menikah dengan ayah atau kakek sendiri kan. Jujur, hanya membayangkan saja, Remintang sudah bergidik jijik duluan.

Sungguh, Remintang hanya ingin punya suami yang sebaya. Lebih tua beberapa tahun bolehlah agar bisa ngemong tapi bukan bapak-bapak ya. Makanya, Remintang bersyukur calon suaminya tidak terpaut usia yang terlalu jauh sebab laki-laki itu masih muda.

Tak juga dijadikan istri kesekian apalagi gundik semata. Remintang akan menjadi istri pertama dari Raden Aji, putra sang Demang. Berkah Allah seolah menaungi kehidupan Remintang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Garwa Sang TumenggungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang