Chapter 3: Pagi Pertama

73 9 7
                                    

2 Februari 2017
Pukul 06.00

"Sekarang?"

"Ya. Sekarang."

Para staf TVRI, termasuk cameramannya, sudah mempersiapkan siaran secara matang. Siaran ini akan disiarkan secara live, langsung di TVRI. Siaran ini pula akan disebar ke saluran-saluran TV lain dan bahkan ke media-media sosial, agar semua orang bisa tahu.

"Baik, pak, kata-katanya udah siap?"

"Sudah."

"Bakalan langsung disiarin ini, siap-siap ya. 3, 2, 1..."

Siaran pun dimulai. Cameraman sudah mulai merekam dan menyiarkan momen ini.

"Selamat pagi, pemirsa dari seluruh Indonesia. Selamat pagi, para rakyat dari Sabang sampai Merauke.

Perkenalkan, saya adalah Letnan Satu TNI Sujatmiko. Saya ada di stasiun TVRI Senayan saat ini, bersama dengan kawan-kawan saya. Saya ingin memberitahukan hal yang amat penting kepada masyarakat.

Hari ini, tanggal 2 Februari 2017, pukul 2 dini hari WIB. Kami, pihak Tentara Nasional Indonesia, telah melaksanakan aksi yang akan menentukan nasib bangsa dan negara ini selanjutnya. Aksi ini, adalah aksi untuk menurunkan pemimpin yang sebenarnya tidak layak memimpin bangsa dan negara kita. Pemimpin yang kami turunkan, kemungkinan akan merepotkan, membuat bangsa dan negara kita jatuh ke dalam masa-masa yang penuh ketidakadilan dan kejahatan.

Percayalah kepada kami. Kami, Tentara Nasional Indonesia, telah melakukan apa yang terbaik bagi bangsa dan negara Republik Indonesia.

Para pemirsa, rakyat seluruh Indonesia, marilah sekarang kita mencari dan menentukan pemimpin baru yang dapat menjamin keadilan bagi semua orang. Keadilan bagi masyarakat, itulah yang kita harapkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu bersama Indonesia."

Siaran itu berakhir.

Di saat yang bersamaan, Jokowi dan wakilnya, JK, sekarang dibawa menuju markas Partai Keadilan Masyarakat. Entah apa yang akan dilakukan oleh orang-orang partai itu kepada mereka, yang jelas Jokowi dan JK merasa sedikit was-was.

Pontianak, Indonesia
Rumah Surya
Pukul 06.10

"SOYUUUUUZZZZZZZZ!!!!!!"

Dering alarm dari sebuah hp smartphone berwarna hitam melengking keras di seluruh kamar tidur yang sedikit gelap. Alarm itu, yang melengkingkan Lagu Kebangsaan Uni Soviet dengan sangat keras, pastinya dapat langsung membangunkan Surya dengan bergema di dalam telinganya.

"Nnnggghhh..."

Mata Surya masih tertutupi oleh kelopaknya, tapi badannya sudah beranjak dari tempat tidurnya dalam posisi duduk. Badannya saja masih tertutupi sebagian oleh selimut berwarna biru gelap.

"Apaan dah... orang masih pengen tidur loh..."

Dengan lemah gemulai, tangannya berusaha meraih hp-nya yang ada di samping kasurnya. Dia mencoba mematikan alarm yang sedari tadi terus memperdengarkan lagu yang terkenal sangar dan melengking itu.

Klik!

"Haaahhh...." Surya bernapas dengan lega karena berhasil mematikan alarm itu.

Dia pun mencoba membuka matanya perlahan-lahan, dan melihat layar hpnya.

"Jam... HAH?! UDAH JAM 6 INI?!?!"

Surya kaget setengah mati. Harusnya dia bangun jam setengah 6 pagi, tetapi karena sebelumnya dia sedikit begadang, akhirnya malah terbangun di jam 6 pagi. Tepatnya, pukul 6.10.

Tak berselang lama, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk-ketuk.

Tok tok tok!!

"Surya, ayo mandi!! Kamu nanti telat loh!" teriak ibunya, Sarina. Beliau menjadi sedikit panik gara-gara Surya tak kunjung bangun daritadi.

For My CountryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang