For My Country

Chapter 1: Sebelum Badai Menerjang

1 Februari 2017
Pukul 09.20

Negara Kesatuan Republik Indonesia, NKRI.

Ini adalah sebuah negara kepulauan besar yang terletak di antara benua Asia dan Australia, yang di dalamnya diberkahi oleh kekayaan sumber daya alam, kekayaan etnis, ras, agama dan bahasa, serta masyarakatnya menikmati hasil kemerdekaan yang diraih dengan perjuangan selama 3 abad.

Negara ini telah mengalami pergolakan politik sebanyak 3 kali. Dan yang terbaru ada di tahun 1998, dimana Reformasi pertama kali terwujud hingga sekarang. Reformasi yang digaungkan oleh mahasiswa, meski dipenuhi kontroversi dan huru-hara, tetapi berhasil dalam mengembalikan keadilan dan kesejahteraan kepada rakyat Indonesia.

Setelah reformasi, pemimpin Indonesia saat itu, B.J. Habibie, langsung menggalakkan berbagai pengembangan secara besar-besaran di berbagai bidang. Teknologi? Cek. Infrastruktur? Cek. Pendidikan? Jelas, karena Presiden Habibie sendiri adalah seorang intelektual dan berlatarbelakang teknokrat. Malah kalau dikira-kira, hampir semuanya dirombak habis-habisan olehnya.

Kepemimpinan Habibie jelas membuat masyarakat Indonesia menjadi lebih maju dan bahagia. Apalagi, dengan dikembangkannya bidang pendidikan secara besar-besaran, membuat kualitas SDM Indonesia berpotensi lebih meningkat dari sebelumnya. Tetapi meski begitu, masih ada sebagian orang Indonesia yang sikap, kepintaran, dan tingkah lakunya amat jelek.

Presiden Habibie memimpin Indonesia selama 1 periode, yakni 5 tahun, sebelum akhirnya digantikan oleh Abdurrahman Wahid (alias Gus Dur). Namun, Gus Dur tak memimpin dalam waktu lama. 2 tahun setelah beliau dilantik, Majelis Permusyawaratan Rakyat pun memakzulkannya. Ini tepatnya pada sekitaran tahun 2005. Pergantian presiden terus berulang secara rutin setiap 5 tahun, hingga era kepemimpinan Jokowi.

Jokowi secara resmi dilantik menjadi Presiden pada 2015. Tetapi dalam pelantikannya itu, ada satu pihak yang menentang keras dirinya. Meski begitu, beliau tak peduli.

Dalam kepemimpinannya, Jokowi memusatkan pada pertumbuhan ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan agenda-agenda ambisius terhadap kesehatan dan pendidikan. Langkah Jokowi ini disukai rakyat, meski terkadang ada beberapa kontroversi yang membuat sebagian orang tidak menyukainya. Jokowi merasa itu bukan masalah besar baginya.

Di tahun 2017, masyarakat Indonesia sedang menikmati kemajuan negara yang berkembang pesat. Sebentar lagi, sedikit lagi, Indonesia akan menjadi negara maju. Ini semua berkat peralihan kekuasaan dari Soeharto ke Habibie. Karena peralihan kekuasaan itu, tidak hanya Orde Baru yang tamat, tetapi juga masa Reformasi dan perkembangan negara yang pesat dimulai di saat itu juga. Tak mungkin menghitung semua pencapaian Indonesia setelah Reformasi dengan tangan.

Baiklah, sudah cukup soal berbangga-bangganya.

Ibu Kota Jakarta

Layaknya negara lain di dunia, Indonesia juga memiliki ibu kota, bernama Jakarta. Terletak di pulau Jawa, kota Jakarta menjadi ibu kota sekaligus kota terbesar Indonesia. Di sini lah pusat aktivitas pemerintahan dan ekonomi masyarakat berlangsung.

Di Jakarta bagian pusat, ada sebuah kecamatan yang terkenal karena pasarnya. Pasar di kecamatan ini amatlah besar, terdiri dari toko-toko dan kios yang menyatu, membentuk sebuah kompleks pasar. Orang menyebut tempat ini sebagai "Tanah Abang".

Pasar ini menjual aneka macam barang, yang diantaranya adalah pakaian, tekstil, barang-barang keagamaan, dan masih banyak lagi. Pasar Tanah Abang menjadi tempat jual-beli favorit bagi masyarakat di sini.

"Mari bu, pak, beli beli! Baju-bajunya bagus loh, murah-murah!"

"Promo! Promo! Promo!"

Itulah beberapa kata dari sekian banyaknya yang dilontarkan para pedagang di toko-toko mereka. Harapannya adalah, para pengunjung tertarik membeli jualan mereka, dan mereka mendapat keuntungan yang halal dari itu. Dan memang ada beberapa pengunjung yang datang, memilih, lalu membeli barang mereka. Perasaan senang selalu terukir di dalam hati mereka setiap kali itu terjadi.