Author
Sejak pagi tadi, Na Byul sibuk bolak-balik di perpustakaan. Dari saat pertama buka hingga kini, ketika kru syuting mulai berdatangan dan memindahkan barang-barang untuk keperluan syuting hari ini.
Hah, hampir selesai. Sabar saja.
Sebenarnya, Na Byul tidak terlalu masalah dengan keramaian mereka. Hanya saja, kehadiran Seok Jin membuatnya tidak nyaman.
"Permisi. Apakah anda ada melihat Kim Seok Jin?"
Na Byul memeriksa lelaki itu dengan seksama yang sedang memegang kamera dan dikalungkan di lehernya. Ia yakin ini bukan kru syuting karna tidak ada nametag di lehernya.
Siapa ini? Paparazzi?
"Tidak lihat, dan tolong jangan buat keributan disini."
Bodo amat dengan jawabannya yang terkesan dingin. Dia tidak tertarik dengan keberadaan dimana Seok Jin saat ini. Lebih baik ia kembali bekerja.
Tapi seperti tidak tau bahasa korea, para paparazzi itu masih tetap mengikutinya dari belakang.
"Jika anda masih mengikuti saya, akan saya panggilkan satpam," ancamnya dalam sekali napas lalu berbalik pergi ke arah counter kafe.
Bomin yang memperhatikan dari jauh dari tadi, sempat bertanya mereka siapa dan kenapa, tapi Na Byul hanya menjawab, "entah."
***
Banyak buku yang baru saja datang tadi, dan perlu discan untuk dimasukkan kedalam database perpustakaan. Jadi, disinilah Na Byul sekarang, di gudang tempat buku-buku yang baru saja datang dengan plastik yang masih menyegel buku tersebut.
Tangannya sibuk mengscan buku-buku tersebut. Pekerjaan ini tidak terlalu berat, jadi saat Bomin memintanya untuk bekerja disini sedangkan kafe akan dijaga oleh Bomin, Na Byul tidak keberatan. Lebih baik disini daripada dia di depan, apalagi di depan sedang ramai dengan kru syuting yang mondar-mandir juga.
Crrttt dug...
Suara pintu gudang yang terbuka menarik perhatian Na Byul. Ia keluar dari pojok ruangan dan menuju pintu gudang.
Lihatlah, pria yang ia kenali dengan topi dan jaket dari pagi tadi, Seok Jin.
"Kau sedang apa di sini?"
Seok Jin tampak sangat terkejut mendengar suara di belakangnya. Saat dia berbalik, Na Byul berdiri di sana dengan alis terangkat dan tablet kecil di tangannya.
"Kau mengagetkanku."
Na Byul menggeleng, "Kau tahu ini ruangan khusus staf, kan? Kenapa kau di sini?"
Ah iya? Aku tidak lihat karena aku mundur, pikir Seok Jin dengan wajah polosnya.
"Maaf. Aku tidak sadar. Boleh aku tinggal di sini sebentar? Aku sedang bersembunyi."
"Lalu? Bukan urusanku. Pergi saja sekarang, sonnim."
"Kau akan terus memanggilku sonnim?"
"Memangnya mau dipanggil apa?"
"Seok Jin-ssi? atau jagi?"
"Jugeullae?"
"Becanda. Astaga, kau serius sekali." Sepertinya Na Byul sulit diajak bercanda. "Kau bisa panggil aku Seok Jin-ssi, kan?"
"Malas. Cepat keluar dari sini."
"Ayo, bantu aku sebentar. Hanya sebentar," Seok Jin memelas dengan kedua tangan di depan, berharap Na Byul mau membantunya. "Aku akan penuhi permintaanmu lain kali, apapun itu."
Hening....
"Ehem. Jangan lama-lama di sini. Kau tidak seharusnya berada di sini."
Itu saja yang Na Byul katakan sebelum dia meninggalkan ruangan, karena buku-buku yang harus dipindai sudah selesai.
Na Byul keluar dan melihat perpustakaan sudah lebih ramai dari sebelumnya. Ia menghela napas kelelahan dan menuju salah satu kru sebelum ke counter kafe.
"Jeogiyo. Ada paparazzi yang mengganggu di sini. Bisa tolong minta mereka pergi? Mereka bukan tim kalian dan flash kamera mereka mengganggu. Terima kasih."
"Ah, iya. Baik, maaf dan terima kasih."
Na Byul mengangguk, tersenyum, dan melanjutkan langkahnya menuju meja Bomin, berharap ada yang bisa dibantu.
"Bomin-ah."
"Yep?"
"Buku sudah selesai. Ada yang bisa kubantu lagi?"
Bomin melihat sekeliling dan menggeleng, "Tidak ada. Kau mau minum?"
Na Byul menolak, "Kalau ada yang perlu dibantu, panggil aku saja. Aku ada di meja informasi di tengah perpustakaan." Bomin mengangguk mengerti.
Tadi Seok Jin bilang dia akan mengabulkan permintaannya? Hm...
"Na Byul-ah."
Na Byul yang sedang melamun terkejut dan menoleh. "Eo, Yoo Bin oppa. Ada apa?"
"Apakah kau melihat Seok Jin? Tadi dia datang pagi-pagi, meninggalkanku, dan kami terpisah. Dasar orang itu. Lihat saja kalau sudah ketemu." Kilat kesal tampak di mata Yoo Bin, membuat Na Byul tersenyum sedikit. "Dia juga belum sarapan. Syuting akan segera dimulai. Apa kau lihat dia di mana?"
"Ada di ruangan sana. Tadi dia bersembunyi dari paparazzi," jelas Na Byul sambil menunjuk ke pintu gudang. "Kalau dia belum keluar, pasti dia masih di sana."
"Paparazzi? Mereka datang ke sini?" Na Byul mengangguk. "Astaga, berbahaya. Oke, terima kasih, Na Byul-ah."
Na Byul hanya mengangguk, sementara Yoo Bin buru-buru pergi ke gudang.
Tapi... berbahaya? Kenapa?
***
Di gudang, Seok Jin masih bersembunyi sambil sesekali melihat keadaan di depan, apakah paparazzi itu sudah pergi dari perpustakaan. Tapi sepertinya belum, karna ia masih melihat orang-orang yang mirip dengan si paparazzi itu.
Hadeh. Lagian, kenapa juga mereka sampai mengikuti kesini sih. Menyebalkan sekali. Ini bukan fans, bukan wartawan biasa. Tapi paparazzi yang hanya menuliskan berita mengundang rumor buruk dan lainnya. Jarang sekali berita yang menyenangkan ditulis oleh mereka.
Crrttt dug...
Suara pintu itu membuat Seok Jin jadi bersembunyi di balik rak buku lebih dalam lagi dan berusaha untuk tidak membuat suara sedikitpun.
Astaga, menyebalkan, benar-benar menyebalkan.
"Oi, Jinpakha. Kau dimana?"
Mendengar Jinpakha, sudah pasti itu bukan paparazzi, tapi Yoo Bin. Itu membuat Seok Jin jadi sedikit bernapas lega dan keluar dari tempat persembunyiannya. "Hyung." Alangkah senang dan leganya ia saat mendapati bahwa benar memang Yoo Bin yang ada disana.
"Hhh. Kau ini. Kenapa juga kau datang kesini duluan tanpa aku. Paparazzi sudah diminta pergi oleh kru karna tadi Na Byul yang memberitaunya, jadi kau bisa keluar sekarang. Kau belum sarapan, kan? Cepat makan dulu karna sebentar lagi mau mulai syutingnya." Tadi sebelum kesini, Yoo Bin sempat diberitahu oleh salah seorang kru disana. Dan sempat kagum dan sedikit kaget karna Na Byul bisa melakukan itu.
Seok Jin mengangguk setuju dengan wajah memelasnya karna dia juga sudah sedikit lapar.
"Gomawoyo, Hyung."
"Sudahlah. Cepat ayo keluar."
"Tapi, benarkah Na Byul yang melakukannya?"
"Kru yang mengusirnya."
"Tapi kan Na Byul yang meminta kru."
"Kau ingin bermain kata denganku ya?"
"Hehe. Tidak, kok. Ayo ayo kita keluar."
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
Love: Met That Star (석진에게 별이 찾았다)
RomanceKim Na Byul. Perempuan yang berpegang teguh pada kata-kata "Tidak akan pacaran ataupun menikah". Dirinya sudah terlanjur memantapkan hati kalau "cinta" itu hanya sebuah omong kosong belaka. Sudah cukup baginya melihat orang disekitarnya disakiti ole...