15

3 2 0
                                    

Seok Jin sedari tadi sedang berolahraga di gym sesuai dengan rutinitasnya jika ia sedang tidak ada jadwal. Dia yang baru saja selesai berolahraga di gym, merasakan kebiasaan hariannya tiba-tiba sedikit terganggu karna sepanjang ia melangkahkan kakinya ke loker, banyak pandangan dari banyak orang. Sebenarnya ia biasa saja karna memang sudah biasa ia diperhatikan, tapi kali ini pandangannya berbeda. 

Seok Jin langsung bergegas melangkahkan kakinya dengna cepat ke ruang ganti. Seok Jin kembali ke loker dan melihat layar ponselnya yang ternyata sudah dipenuhi dengan notifikasi panggilan tak terjawab dan pesan masuk.

Dengan perasaan campur aduk, ia membuka ponselnya dan melihat panggilan tak terjawab dari  Yoo Bin. Seok Jin langsung menekan tombol untuk menelepon balik, berharap bisa segera mendapatkan penjelasan tentang situasi yang tidak diketahuinya.

"Seok Jin! Akhirnya kau mengangkat telepon juga!" Yoo Bin menyambutnya dengan nada yang hampir mendidih. "Kau tahu berita terbaru?"

"Belum. Aku baru selesai olahraga dan melihat ponselku penuh dengan panggilan darimu," jawab Seok Jin, sambil mencoba menjaga nada suaranya tetap tenang.

"Cek berita yang aku kirim! Ppalli!" Yoo Bin hampir berteriak melalui telepon.

Seok Jin membuka pesan dari Yoo Bin dan membaca artikel yang terlampir. Judul berita itu berbunyi, "APAKAH TOP STAR KOREA SEDANG MENANTI ANAK PERTAMANYA?" Artikel itu dilengkapi dengan foto buram yang menunjukkan Seok Jin berdiri di luar sebuah rumah sakit bersama seorang wanita yang diblur yang ia yakini itu adalah Kim Na Byul.

"Apa-apaan ini?" Seok Jin bertanya, suaranya penuh dengan keterkejutan dan kekhawatiran. "Apa ini benar-benar tentang aku?"

"Itu memang tentangmu," jawab Yoo Bin dengan nada tegas. "Kita perlu segera menangani situasi ini. Aku akan menjemputmu dan membawa ke kantor agensi. Kita harus bertemu dengan CEO dan yang lainnya untuk merundingkan langkah selanjutnya."

***

Setelah selesai mandi dan berpakaian rapi, Seok Jin segera keluar dari rumahnya. Yoo Bin menjemputnya dan mereka menuju gedung agensi. Setibanya di sana, suasana di dalam kantor tampak sibuk. Tim humas, tim legal, dan CEO sudah berkumpul, menunggu kedatangan Seok Jin.

"Seok Jin, terima kasih sudah datang cepat," kata CEO dengan ekspresi serius. "Kita harus segera menentukan langkah apa yang akan kita ambil. Apakah kamu ingin membantah berita ini sepenuhnya, atau kita hanya akan mengonfirmasi bahwa kalian dekat, tetapi menolak rumor-rumor lain?"

Seok Jin merasa tertekan oleh situasi tersebut. "Aku mau mengonfirmasi bahwa kami memang dekat. Tapi aku khawatir jika kami terlalu terbuka, masalah ini bisa menjadi semakin besar. Yang paling penting adalah kita harus menolak semua rumor tentang aborsi atau hal-hal yang tidak benar itu." Itu yang paling penting. Ia sudah biasa diterpa rumor, tapi Na Byul kan tidak. Ah astaga. Ia jadi tidak enak dengan Na Byul yang ikut terseret.

Kepala tim humas mengangguk. "Kami akan mempersiapkan pernyataan resmi yang sesuai dengan keputusanmu. Tapi perlu diingat, ada risiko bahwa berita ini mungkin tidak akan sepenuhnya mereda jika kita tidak menangani dengan hati-hati."

Tim legal mulai membahas rincian pernyataan resmi, sementara Seok Jin merasa perasaan cemasnya semakin meningkat. Ia tahu bahwa langkah selanjutnya sangat penting untuk menjaga reputasinya dan mengatasi rumor-rumor yang tidak berdasar.

***

Setelah pertemuan panjang dengan tim agensi, Seok Jin merasa lelah dan ingin segera menghubungi Na Byul. Ia ingin memastikan bahwa Na Byul baik-baik saja setelah berita yang menghebohkan ini. Namun, saat ia mencoba mengirimkan pesan kepada Na Byul, tidak ada balasan yang masuk. Teleponpun tidak diangkat.

Love: Met That Star (석진에게 별이 찾았다)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang