Jeno berulang kali melihat kearah kaca jendela yang ada di kamarnya berharap Jaemin segera pulang. Ia benar benar merasa khawatir, apalagi sekarang sudah menunjukkan pukul 21:44. Dengan cuaca diluar yang gemuruhTadi Jeno keluar ikut mengantarkan bibi Kim sampai depan pagar lalu ia baru menyadari jika Jaemin pergi tanpa membawa mobilnya. Hal itulah yang membuat Jeno khawatir saat ini. Diluar sebentar lagi hujan dan Jaemin masih belum pulang
Jeno sedikit terkejut ketika tiba-tiba mendengar suara petir dan hujan turun begitu derasnya
"Bagaimana jika Jaeminnie terkena hujan, Jaeminnie tidak membawa mobilnya"gumam Jeno pada dirinya sendiri
Perlahan Jeno bangkit dari posisi duduknya di kasur lalu melangkah keluar menuju pintu rumah, mengambil payung yang terletak di ujung pintu lalu keluar dari rumah, mengikuti nalurinya untuk mencari Jaemin
Jeno keluar dari rumah membawa payung namun pria itu tidak menggunakannya karna itu akan ia berikan pada Jaemin nantinya jika saja mereka bertemu. Di tengah hujan yang deras Jeno berlari kecil keluar dari kompleks. Padahal ia sama sekali tidak tau jalanan sekitar tapi karna begitu mengkhawatirkan Jaemin, Jeno jadi nekat
"Dimana Jeno harus mencari Jaeminnie?"gumamnya lagi saat ia berhasil keluar dari kompleks perumahan, melirik sekitaran jalan yang nampak sepi hanya ada beberapa mobil yang berlalu
Jeno kembali berlari sambil melirik sekitaran dengan memanggil nama Jaemin berharap pria manis itu mendengarnya
"Kau tidak ingin pulang?"
"Kau mengusirku?"
"Tentu saja! Sejak tadi kau yang menguasi tempat tidurku, bahkan dari pagi kau datang hingga hampir tengah malam aku tiduran di sofa karnamu"
Jaemin mencibir pelan mendengar perkataan Renjun "aku adalah tamu jadi sudah seharunya kau begitu"
"Iya tamu tidak undang"
Mengabaikan perkataan Renjun Jaemin melirik kearah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 23:35. Jeno sudah pasti tidur kan sekarang? Jaemin memang sengaja menghabiskan waktunya dirumah Renjun agar saat ia pulang nanti Jeno sudah tidur, jadi ia tidak perlu takut-takut akan bertemu pria itu nantinya
"Aku pulang sekarang"saut Jaemin lagi sembari mengambil ponselnya dan melangkah mendekati Renjun yang ada di sofa, mengadahkan tangannya kehadapan pria itu
"Pinjam aku uang untuk naik taksi. Kau tak perlu mengantarku"
Renjun cuma bisa geleng-geleng melihat kelakuan temannya ini lalu mengeluarkan dompet miliknya, Jaemin menolak untuk menginap karna besok mereka harus pergi ke kantor, dan Jaemin tidak ingin tergesa pagi besok untuk pulang kerumah
"Jaeminnie dimana hiks...."
Bak dejavu Jeno menangis di pinggiran dan beberapa orang yang berlalu melihat kearahnya tanpa mau menolong, ia benar-benar merasa lelah setelah berlari cukup jauh dari perkarangan rumah dan sekarang ia tidak tau ada dimana, semuanya nampak asing bagi pria itu
"Mommy....Jeno hiks...tersesat"
Jeno masih menangis dibawah rintik hujan mengabaikan seluruh bajunya yang basah dengan badan yang menggigil. Ia masih berharap akan bertemu Jaemin dan mereka akan pulang bersama
"Kau butuh bantuan?"
Jeno yang masih menangis itu menoleh pada wanita paruh baya yang berdiri tepat di sampingnya. mengusap air matanya "Jeno... mencari Jaeminnie apa bibi tau Jaeminnie dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan |Nomin|
RomanceTentang Na Jaemin yang dijodohkan dengan Jung Jeno pria tampan dan kaya raya namun dibalik itu ia memiliki kekurangan ia bertingkah layaknya seorang anak padahal usia sudah mulai memasuki usia 27 tahun penyakit yang sering disebut Peterpen Syndrom...