Beberapa bulan berlalu hubungan Jeno dan Jaemin semakin membaik, keduanya semakin lengket, Jaemin bahkan sudah tidak malu untuk manja pada suaminya itu. Jika kalian tanya bagaimana perasaan Jaemin dia juga tidak tahu, yang pastinya saat ini dia sangat nyaman ketika bersama JenoMereka juga sudah tinggal di satu kamar yang sama, jika kalian berfikir Jeno yang memintanya, kalian salah besar karna faktanya Jaemin lah yang mengajak Jeno untuk tidur dikamarnya. Awalnya Jeno hanya tidur disana saat malam hari namun beberapa minggu kemudian Jaemin meminta Jeno untuk membawa semua barangnya dan sekarang kamar yang dulunya milik Jaemin sudah sepenuhnya jadi milik berdua
"Jaeminnie ayo bangun Jaeminnie harus ke kantor" Jaemin mengabaikan panggilan Jeno ia menutup seluruh wajahnya dengan selimut agar Jeno tidak lagi bisa menganggu tidurnya
"Jaeminnie"
"10 menit, biarkan aku tidur 10 menit lagi"
Jeno akhirnya mengangguk pasrah lalu membiarkan si manis untuk kembali tidur, perlahan ia berjalan keluar dari kamar menuju dapur untuk menghampiri bibi Kim
"Apa Nyonya sudah bangun Tuan?"
Jeno menggeleng "kata Jaeminnie beri dia waktu 10 menit untuk tidur bibi, sepertinya Jaeminnie sangat mengantuk"
"Jika saja Jeno bisa bekerja, Jaeminnie tidak perlu repot-repot untuk ke kantor kan bibi?"
Bibi Kim yang baru saja meletakkan nasi goreng di atas meja menoleh kearah Jeno yang nampak diam termenung
"Kenapa Tuan mengatakan itu, Nyonya Jaemin bekerja pasti karna itu keinginannya sendiri, mungkin saja Nyonya Jaemin bosan jika hanya berada dirumah jadi ia memilih untuk bekerja"
"Benarkah?"
Bibi Kim mengangguk ia juga tidak tahu pasti kenapa Jaemin bekerja padahal yang ia tahu sepupu Jeno yang mengurus perusahaan Jeno itu terus mengirim uang ke rekening Jaemin, yang pastinya uang itu jauh lebih cukup untuk menghidupi mereka berdua. Tapi Jaemin masih saja tetap bekerja, bukankah artinya dia menyukai pekerjaannya?
Jaemin keluar dari kamar setelah selesai bersiap, sesuai perkataanya tadi ia kembali bangun setelah 10 menit berlalu dan langsung bersiap untuk ke kantor, kaki jenjangnya melangkah mendekati Jeno yang sudah lebih dulu duduk di meja makan
"Jaeminnie"
"Iya? Ada apa?"
"Apa Jaeminnie menyukai pekerjaan Jaeminnie?"
Jaemin mengeryitkan dahinya bingung dengan pertanyaan Jeno yang tiba-tiba lalu menoleh kearah bibi Kim yang mengangguk-anggukkan kepalanya
"Iya, aku menyukainya, memangnya ada apa?"
"Syukurlah jika Jaeminnie memang menyukai pekerjaannya, Jeno pikir Jaeminnie bekerja karna Jeno yang tidak bekerja" balasnya dengan senyuman miris
Jaemin menarik wajah Jeno agar menoleh kearahnya lalu menangkup wajah tampan sang suami "kau memang tidak bekerja tapi uangmu mengalir Jeno sayang"
Jeno mengeryitkan dahinya tanda tidak paham, Jaemin mengusap pipi Jeno yang terasa lembut di tangannya "dengar, kau tidak usah berfikiran yang aneh-aneh, aku bekerja karna aku mau, bukan karna kau tidak bekerja Jeno"
"Apa Jaeminnie tidak lelah?"
Jaemin nampak berfikir sebentar sebelum ia mengangguk "tapi setelah aku pulang dan melihat senyuman lebarmu, rasanya semua lelahku seketika hilang, jadi kau harus selalu tersenyum ketika aku pulang, oke?"
Jeno tersenyum lalu menganggukkan kepalanya, Jaemin ikut tersenyum mengusap puncuk kepala Jeno dengan sayang
"Jaeminnie... mau cium"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjodohan |Nomin|
RomanceTentang Na Jaemin yang dijodohkan dengan Jung Jeno pria tampan dan kaya raya namun dibalik itu ia memiliki kekurangan ia bertingkah layaknya seorang anak padahal usia sudah mulai memasuki usia 27 tahun penyakit yang sering disebut Peterpen Syndrom...