5

405 51 3
                                    

"Dek, udah belum?" Tuan Joseph bertanya dari balik pintu kamar Arlendra.

"Bentar, Dad."

"Daddy tunggu langsung di mobil, ya? Udah ada Raska dibawah."

"Iya, 5 menit lagi aku keluar."

Arlendra masih sibuk memilih jaket yang ingin dia pakai karena cuaca diluar yang sedikit mendung. Hari ini adalah jadwalnya untuk melakukan check up di rumah sakit sesuai jadwal yang telah ditentukan. Mereka sedikit terlambat dikarenakan Arlendra yang susah dibangunkan akibat semalam dia begadang membaca komik yang baru dibeli. Padahal setelah Raska pulang, dia berniat untuk langsung tidur tapi apa daya kalau komik barunya begitu menggoda.

Setelah selesai berpakaian, Arlendra langsung melangkah cepat untuk turun kebawah.

"Lama." Bisa dia lihat Raska yang berdiri di ujung tangga dengan kedua tangan menyilang didepan dadanya.

"Maaf."

"Kebo."

"Kamu kok gitu? Baru kali ini lho aku kesiangan?"

"Semalem berapa komik yang lo baca?"

"Cuma satu."

"Berapa?" Ulang Raska dengan nada mengejek.

".... Tiga." Jawab Arlendra diiringi sebuah cengiran.

Raska hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian tanpa aba-aba, dia memakaikan sebuah beanie untuk sahabatnya itu. Topi tersebut sebenarnya milik Arlendra sendiri yang tertinggal di rumahnya dan Raska juga baru tahu saat dia sedang membongkar isi lemarinya.

"Kenapa aku harus pake ini? Kan aku udah bawa jaket?"

"Badan lo tuh gampang kedinginan. Kalo sampe pipi lo dingin, rahang lo bakal ngilu nanti."

"Iya kah?"

"Hm."

"Oke, deh. Makasih."

"Masih ada yang mau lo ambil, ngga?"

"Engga, udah semua."

"Yakin?"

"Iya."

"Yaudah ayo berangkat."

"Yuk!"

Raska mengikuti Arlendra yang sudah berjalan mendahuluinya. Di depan sudah ada dua mobil yang menunggu. Rupanya, Raska membawa kendaraan sendiri karena nanti tuan Joseph akan langsung bekerja setelah pemeriksaan Arlendra selesai jadi beliau tidak bisa mengantarkan anaknya pulang.

Kedua mobil tersebut melaju beriringan menuju rumah sakit. Karena sekarang sudah lewat jam masuk kantor, jalanan pun terasa lengang.

Hanya perlu waktu sekitar 30 menit untuk mereka sampai di rumah sakit. Arlendra keluar dari mobil lalu mengeratkan jaketnya saat ada angin berhembus melewati tubuhnya. Perkataan Raska terbukti benar, dirinya sangat sensitif dengan hawa dingin.

Ketiganya berjalan masuk ke gedung tersebut sambil sesekali menyapa beberapa orang yang mereka temui. Memang yang bekerja disini adalah papinya, tapi rekan-rekan kerja tuan Dana tahu siapa suaminya.

"Dad, nanti pulang dari sini aku boleh main ngga?"

"Kemana?"

"Jalan aja, muter-muter."

"Tanya Raska, dia mau ngga kamu ajak jalan?"

"Kok gitu?"

"Kan kamu nanti pulangnya sama dia, Dek. Kalo dia ngga mau kemana-mana ya kamu ikut."

DANDELIONS (BxB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang