Chapter 2

29 1 3
                                        

"Kai, aku mohon kepadamu. Tolong buat Baekhyun menjauhi lelaki idiot itu. Aku sama sekali tidak suka dengan Chanyeol. Kumohon bantu aku."

Luhan memohon pada Kai saat mereka tengah berada di dalam Kelas. Kai lelaki berwarna kulit seksi yang memiliki nama lengkap Kim Jong In itu hanya menampilkan ekspresi tidak pedulinya, namun tidak membuat Luhan patah semangat, justru Luhan semakin gencar memohon pada Kai selaku teman sekelasnya tersebut.

"Kau berani membayarku berapa jika aku berhasil membuat adikmu menjauhi lelaki keterbelakangan mental itu?" tanya Kai acuh.

Luhan terlihat berpikir. Setidaknya hanya Kai lah yang saat ini bisa membantunya untuk menjauhkan Baekhyun dari Chanyeol, karena memang hanya Kai lah yang mengetahui kondisi Chanyeol saat Kai tengah berkunjung kerumahnya. Kai memang sering datang ke rumah Luhan hanya untuk bercinta bersama Luhan. Jika kalian berpikir Kai adalah kekasih Luhan, maka kalian salah. Karena mereka sama sekali tidak memiliki ikatan apapun selain kata sahabat. Ya, walaupun mereka sering bercinta tetapi itu hanyalah untuk kepuasan masing-masing saja, tidak lebih. Mereka melakukan seks hanya karena mau sama mau, atau bisa dikatakan jika Kai dan Luhan ini hanya sahabat dengan ikatan partner seks saja.

"Aku siap untuk melakukan seks denganmu kapanpun kau mau," ucap Luhan dengan cepat. Dan itu membuat Kai mengeluarkan seringaiannya.

"Hanya itu?"

Luhan menghela nafasnya ketika ia menyadari betapa sulitnya membujuk sahabat brengseknya tersebut. Namun Luhan segera mengangkat kepalanya ketika Kai mengecup dahinya dan tertawa.

"Aku hanya bercanda. Jangan cemberut seperti itu. Tentu aku akan membantumu."

Luhan mengembangkan senyumannya.

"Jadi?"

"Jadi?"

"Kapan kau bisa memulainya?"

"Umm pulang sekolah mungkin? Aku akan mampir ke Rumahmu lagi, dan memberi Chanyeol pelajaran dengan mencium Baekhyun tepat di hadapannya. Aku rasa dengan cara itu, bisa membuat Chanyeol sedikit terguncang dan tidak mendekati adikmu lagi," jawab Kai dengan santai. Dengan cepat Luhan memeluk tubuh Kai dan mengecup pipi Kai singkat.

"Terima kasih."

.
.
.
-oOo- UNFAIR -oOo-
.
.
.

"Bagaimana hubunganmu dengan Baekhyun? Apa kau sudah menjauhinya?" tanya Bibi Park pada sang putra ketika mendapati sang putra tengan terduduk di atas kasurnya seperti biasa.

Senyuman Chanyeol luntur seketika ketika mengingat hal ini. Perkataan Luhan tadi pagi masih terus terngiang di kepalanya dan membebani pikirannya. Entah apa yang harus ia lakukan saat ini. Apakah ia harus angkat kaki dari Rumah ini dan meninggalkan Baekhyun begitu saja? Sebenarnya tidak masalah bagi Chanyeol untuk pergi dari sini, tetapi satu yang membuatnya tidak bisa melakukannya, yaitu Baekhyun. Lelaki cantik yang begitu baik terhadapnya.

"Ya."

Chanyeol menjawab pertanyaan sang Umma dengan singkat. Untuk saat ini, bagaimana ia harus mengekspresikan perasaannya terhadap Baekhyun? Sedangkan satu-satunya orang yang ia percayai justru memintanya untuk menjauhi Baekhyun. Apakah ia harus mengutarakan perasaan yang saat ini ia rasakan pada Baekhyun juga? Itu tidak mungkin.

"Umma mengerti bagaimana perasaanmu. Umma tahu jika kau menyukai Baekhyun dan Baekhyun pun bersikap baik terhadapmu. Tetapi Umma mohon padamu untuk menghentikan perasaanmu itu, Umma hanya tidak ingin kau terluka nantinya," Bibi Park memeluk tubuh Chanyeol, namun Chanyeol masih bertahan dengan kepala yang menunduk dalam sambil meremas kedua tangannya sendiri.

UNFAIR [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang