Chapter 5

28 1 1
                                        

"Apa yang sudah Chanyeol lakukan terhadapmu?" tanya Baekhyun dengan suara yang sangat lirih nyaris tak terdengar.

"Seperti yang kau lihat. Chanyeol ingin meniduriku."

"Aku tidak mempercayainya."

"Kau bisa bertanya sendiri pada Chanyeol."

"Kau keterlaluan hyung!"

"Mari kita bersaing, Byun Baekhyun."

Lalu Luhan beranjak begitu saja meninggalkan Baekhyun seorang diri di sana yang masih terisak sambil menunduk dalam. Bagaimana mungkin kakak kandungnya sendiri melakukan hal seperti ini terhadapnya? Seharusnya ia sudah bisa menduga dari awal jika ini semua pasti akan terjadi. Tetapi memang dirinya yang terlalu bodoh sehingga baru menyadari apa alasan Luhan dibalik perlakuan Luhan terhadap Chanyeol kemarin.

Ia tidak mengkhawatirkan perasaannya saat ini, tetapi yang ia khawatirkan adalah Chanyeol. Ia tidak ingin Chanyeol hanya dipermainkan saja oleh Luhan, ia tidak ingin Chanyeol menangis dan ia tidak ingin Chanyeol terluka. Ia begitu menyayangi Chanyeol layaknya Kekasihnya sendiri, meskipun pada kenyataannya ia tidak mengetahui bagaimana perasaan Chanyeol terhadapnya.

Apakah akan terus seperti ini? Apakah ia tidak memiliki kesempatan untuk bisa memiliki Chanyeol barang sejenak?

'Luhan hyung kumohon jangan sakiti perasaan Chanyeol. Aku begitu mencintainya.'

.
.
.
-oOo- UNFAIR -oOo-
.
.
.

"Chanyeol maafkan aku."

"Luhan hyung? Hyung tidak apa-apa?"

Chanyeol langsung berlari menghampiri Luhan yang tiba-tiba datang ke sana saat Chanyeol tengah duduk seorang diri di Taman. Hari sudah sore, dan angin yang berhembus pun begitu lembut, maka dari itu Chanyeol memutuskan untuk menghibur dirinya sendiri di Taman tempat favoritnya ini setelah lelah seharian membantu sang Umma bekerja membereskan Rumah.

Chanyeol memang menyukai anak kecil yang bermain di sana, sesekali ia tertawa ceria seolah ia ikut bergabung bermain bersama anak-anak kecil itu. Pemikiran Chanyeol sangatlah sederhana, ia hanya ingin bermain keluar Rumah untuk mencari udara segar hingga malam hari. Itulah kebiasaannya sedari ia kecil, dan sang Umma pun tentu tidak melarangnya karena jika ia larang pun, Chanyeol akan tetap bersikeras pergi keluar Rumah.

Bibi Park awalnya merasa khawatir takut terjadi hal buruk pada Chanyeol, namun dengan seiring berjalannya waktu, Bibi Park bisa mempercayakan semuanya pada anak semata wayangnya tersebut karena ia pikir Chanyeol hanya sekedar jalan-jalan dan jarak Rumah mereka dari Taman tersebut pun tidak terlalu jauh. Jadi, tidak mungkin jika Chanyeol akan tersesat. Lagipula Chanyeol sudah melakukan kebiasaan ini sejak ia masih kecil, dan itu bukanlah suatu masalah yang besar.

Seperti sekarang ini, saat Chanyeol memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar keluar Rumah, ia dikejutkan dengan kedatangan Luhan yang meminta maaf pada dirinya. Ini cukup mengejutkan untuk Chanyeol, ia takut Luhan akan memarahinya atau menamparnya lagi.

"Chanyeol maafkan aku," gumam Luhan kembali saat tubuh tinggi Chanyeol sudah berada di hadapannya.

"Chanyeol memaafkan Luhan hyung. Hyung jangan menangis."

Chanyeol panik ketika Luhan tiba-tiba menangis dan memeluk tubuhnya. Ia tidak pernah melihat Luhan menangis seperti ini, dan tidak ada yang dapat dilakukan oleh Chanyeol selain membalas pelukan Luhan dan menenangkannya agar tidak menangis lagi.

"Kau tidak mengerti Chanyeol. Aku sudah berbuat jahat terhadapmu. Aku menyesal dan aku ingin menebus kesalahanku."

Chanyeol terdiam karena ia masih belum mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Luhan sedari tadi. Jujur saja, Chanyeol sama sekali tidak memiliki rasa marah sedikitpun pada Luhan. Dan bahkan sebelum Luhan meminta maaf pun, Chanyeol sudah lebih dulu memaafkannya.

UNFAIR [CHANBAEK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang