Seoul pada musim gugur memiliki pesona yang tak tertandingi. Daun-daun yang berwarna oranye dan merah tua mengelilingi jalanan, seolah-olah memberikan kehangatan pada setiap orang yang melintas. Namun, bagi Choi Yeonjun, kehangatan itu tak pernah sampai padanya, dunia yang ia lihat berbeda. Dunia yang penuh dengan bayang-bayang yang tak bisa dipahami orang lain.
Yeonjun didiagnosis menderita skizofrenia setahun setelah kecelakaan yang merenggut nyawa kakaknya, Choi Beomgyu. Kecelakaan itu mengubah segalanya, meninggalkan luka dalam yang sulit bahkan mungkin tidak bisa disembuhkan dan membuat Yeonjun terperangkap dalam dunia halusinasinya sendiri.
Setiap hari, Yeonjun terbangun dengan suara Beomgyu yang memanggil namanya. "Jun, ayo bangun! Kita harus pergi ke sekolah." Suara itu begitu nyata, sampai-sampai Yeonjun bisa merasakan sentuhan dari tangan Beomgyu yang mengguncang bahunya. Namun ketika ia membuka matanya hanya ada kekosongan yang menatapnya kembali.
Psikiater Yeonjun, Soobin, telah merawat nya sejak awal diagnosis. Soobin adalah seorang pemuda dengan tatapan lembut dan sikap penuh perhatian yang selalu berusaha memahami dunia yang dilihat oleh Yeonjun. Namun, setiap sesi terasa seperti perjuangan tanpa akhir.
"Yeonjun hyung" panggil Soobin dengan suara pelan pada sesi terapi mereka hari itu. "Aku ingin hyung mencoba berbicara padaku tentang Beomgyu. Apa yang hyung lihat ketika dia ada di sini?"
Yeonjun menatap kosong ke luar jendela, memandang jauh ke arah bangunan bangunan tinggi di kejauhan. "Dia selalu ada di sana. Aku bisa mendengar suaranya, aku bisa melihatnya. Dia bilang dia merindukanku. Kenapa kalian semua terus bilang dia sudah tiada?"
Soobin menghela nafas dalam-dalam. Setiap kali ia mencoba menjelaskan kenyataan pada Yeonjun, Yeonjun selalu menolak semua nya. Menolak kenyataan bahwa kakaknya sudah tiada. "Yeonjun hyung, aku tahu ini sulit, tapi hyung harus mulai menerima kenyataan bahwa Beomgyu sudah tiada. Dia meninggal dalam kecelakaan itu, dan hyung harus mencoba untuk melanjutkan hidup"
Namun, untuk Yeonjun, hidup tanpa Beomgyu adalah sebuah konsep yang tidak bisa ia terima. Beomgyu adalah kakaknya, sahabatnya, satu-satunya orang yang selalu ada untuknya di setiap momen kehidupannya. Kehilangan Beomgyu adalah kehilangan sebagian dari dirinya sendiri. Dalam benaknya, jika Beomgyu pergi, maka ia juga akan ikut menghilang.
.
To Be Continued
KAMU SEDANG MEMBACA
At The Border Of Sanity and Insanity
Fanfiction[ON GOING] In the end, everyone will leave us and make us have to stand alone. ───── dom: soob sub: jun warning ! homophobic dni. cerita ini tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan asli tokoh yang ada di cerita. Be a good reader. 📝 Indonesi...