5. Si Raja Tsunder

409 65 5
                                    

Hampir aja lupa update hehe.



______




Rendi mengusap kasar air matanya. Sebelum menendang betis orang dewasa di depannya dan berbalik. Anak itu menangis sesenggukan di hadapan Dirga yang hanya memasang wajah datar.

Namun karena merasa lelah sedari tadi berdiri. Anak itu akhirnya duduk bersila di ubin lantai sebelum melanjutkan tangisnya.

"Huweee aku gak mau jadi Putra Mahkota hiks ... Ada Kak Dean, Kak Andreas. Kenapa gak mereka aja? Aku bundir nih?"

Niat Rendi ingin mengancam seseorang seperti yang ada di buku novel cina di paviliun perpustakaan istana. Tapi Dirga sama sekali tidak bergerak. Pria itu masih menatap Rendi dengan dingin.

"Aku tanya sekali lagi Pangeran Mahkota. Dengan kekuatanmu yang bahkan belum bangkit, apa kamu pikir bisa bertahan di luar sana?" Ucapan dingin Dirga itu kembali terdengar yang membuat suara tangis Rendi semakin terdengar kencang.

"Bisa huhu hiks ... Aku bisa cari duit jadi petani, atau pedagang. Kan aku mau jadi bandar germo hiks ..." jawabnya, yang membuat Dirga langsung menghempaskan tubuhnya di kursi lembut bertatahkan permata di belakangnya. Pria itu memejamkan mata sejenak, merasa lelah.

Ratusan tahun ia menstabilkan situasi di belakang bayangan Daniel. Bermain apik sampai tidak ada siapapun yang berani meremehkan Estrella. Selama itu ia tidak pernah merasakan lelah barang sekalipun. Namun dihadapkan oleh seorang anak, yang bahkan semasa kecilnya pun pernah dia mandikan membuat Dirga merasa lelah bukan main.

Namun nasi sudah menjadi bubur, para menteri telah menerima jawaban hari ini. Sebenarnya Dirga bisa mengubah keputusan tersebut hanya dengan hembusan napasnya. Namun jika dipikirkan lagi memang benar, ilmu terbaik adalah pengalaman.

"Baiklah, jika itu yang kamu inginkan. Aku akan ikut bersamamu keluar."

Karena bagaimanapun juga, bagi Dirga, keselamatan anak itu berharga.

_____

"Ibu, bantu aku menjaga anakku." Ratu Arelia berbicara di depan patung dewi Aprhodite, sebelum membungkukkan badannya dengan penuh hormat.

Begitu Ratu Arelia mengetahui kabar tentang permintaan sang anak di meja pengadilan, ia agak tidak terima jika harus dipisahkan oleh anaknya yang bahkan anaknya sendiri pun tidak memikirkan. Namun bagaimanapun juga, Rendi akan menjadi pemimpin dari negeri Estrella. Ratu Arelia harus bisa menahan perasaannya.

Namun ketika melihat sang putra yang datang ke istana Raja dengan senyum cerah membuat Ratu Arelia mendengus. Sang Ratu melambaikan tangannya, membuat para pengawal dan pelayan yang berdiri di sekitar undur diri.

Sang Ratu yang penuh akan kebajikan dan kebijaksanaan itu kini tampak kekanakan dengan tangan yang bersidekap dada. Membuat senyum Rendi sedikit turun. Sang putra kecil itu mendekati ibunya, menatap wajah yang tidak enak dipandang.

"Ibunda ..." panggilnya namun tidak ada tanggapan.

"Jangan panggil aku Ibunda," kata Lia dengan ketus yang membuat Rendi tersentak di tempat.

"Ibunda." Panggilan itu disertai bibir yang melengkung ke bawah. Sang Ratu menahan untuk tidak menoleh ke arah putranya.

"Hiks ..."

Call Me KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang