4. You Are

90 18 0
                                    

You are (I just want to tell you today)
You are (I want to hold your hand)
You are (Even when I pretend that’s not it)
Actually, I only think of you

You are (I just want to tell you today)
You are (I want to walk next to you)
You are (Even if I pretend that's not it)
I only think about you, you are

.

.

Sehun memandang kosong televisi di hadapannya. Meskipun itu adalah tayangan favoritnya, tapi pikirannya tengah berkelana pada tetangga sebelah.

Entah kenapa, beberapa hari ini Chanyeol selalu memenuhi pikirannya. Bagaimana cara Chanyeol berbicara, tersenyum, tertawa, semua hal yang Chanyeol lakukan terasa berbeda untuknya.

Setiap bertemu Chanyeol, jantungnya berdebar kencang. Bukan debaran menyakitkan seperti biasanya. Tapi debaran yang menyenangkan hingga ia ingin terus merasakannya.

"Sehuuunie! I'm home."

Terhanyut dengan lamunan dan lagu yang berputar melalui earphone di telinga, Sehun melewatkan kepulangan Sehee yang biasanya selalu ia tunggu-tunggu.

"Sehunie!"

Panggilan Sehee disampingnya membuat Sehun terkejut.

"Sehee jangan mengagetkan adikmu begitu!" Hyojoo muncul dari dapur. Hanya menegur putrinya lalu pergi lagi.

Beberapa saat Sehun diam, menormalkan jantungnya yang berdegup kencang.

"Sehun, maafkan aku."

Sehun menyingkir, menghindari Sehee yang akan memeluknya. Tapi Sehun kalah. "Kau bau," ucap Sehun tanpa hati.

Tidak bohong, Sehee memang benar bau keringat. Apalagi ini sudah malam dan pastinya Sehee hanya mandi tadi pagi.

"Yak!" Sehee langsung melepas pelukannya, "dasar menyebalkan!" dengan langkah yang dihentakkan, Sehee menaiki anak tangga ke kamarnya di lantai dua.

Sehun hanya mendengus melihat kelakuan kakak lima menitnya itu.

"Ada apa dengan kakakmu?" tanya ibu yang membawa nampan berisi empat cangkir teh dari dapur.

Sehun mengernyit melihat sang ayah yang berjalan di belakang ibunya, sudah dengan pakaian santai. Kapan ayahnya pulang? Ia bahkan tidak menyadari ayahnya pulang karena terlalu sibuk memikirkan Chanyeol.

"Mungkin sedang PMS," jawab Sehun acuh. Ia kembali menonton tv yang dari tadi diabaikannya.

"Sepertinya kau semakin dekat saja dengan tetangga baru itu," Yeonseok memulai pembicaraan, membuat Sehun langsung menoleh ke arahnya.

'Apa maksud Appa berkata seperti itu?' batin Sehun.

"Ya, sejak Chanyeol datang, Sehun tidak kesepian lagi. Aku jadi tidak lagi di pusingkan dengan rengekannya setiap siang." Hyojoo menimpali. Terlihat sekali raut bahagia di wajahnya.

Sehun yang mendengarnya merasa kesal. "Apa selama ini aku mengganggu Eomma?" sebenarnya Sehun tidak bermaksud berkata seperti itu. Tentu saja ibunya tidak mungkin terganggu dengannya selama ini. Kalau terganggu mungkin ia berada entah di mana sekarang.

Sehun hanya ingin mengalihkan pembicaraan. Ia tidak mau sampai ayahnya tahu ia mulai tertarik pada Chanyeol karena dirinya sama sekali tidak bisa berbohong pada ayahnya jika ditanya lebih lanjut.

"Tentu saja tidak," ucap Hyojoo cepat. Ia berpindah duduk di samping Sehun, "Eomma senang karena kau terlihat lebih ceria akhir-akhir ini," ibu mengulurkan tangannya, memeluk Sehun dari samping.

Daydreaming (ChanHun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang