Bab 19

4.1K 343 59
                                    






















Tengah malam Zion terbangun, ia menoleh kearah samping ternyata Altas sudah tidak ada 'mungkin ada urusan' pikirnya. Tapi Bukankah itu lebih baik jadi dia lebih nyaman, dan tidak merasa risih ketika banyak orang atau ada yang menemaninya.

Zion terus menghela nafas, dirinya hanya bisa pasrah dengan semua ingatan buruk yang terus berputar-putar di kepalanya. Bukan Zion tapi Danu yang benar-benar tidak bisa mengendalikan trauma yang dimiliki Zion asli.





"Jadi bener, lo yang keluar" Ucap Danu entah pada siapa.

"Kenapa? Kenapa lo masih terjebak didalam mimpi buruk lo itu".

"Jadi ini alasan lo ga mau balik ke raga lo, harusnya lo bilang dari awal".

"Hah~ gue bingung harus ngomong apa kepala gue pusing, masalah lo benar-benar sulit ditebak".





Danu masih melamun, ia mencoba untuk tenang dan menghilangkan ingatan-ingatan buruk Zion tapi sepertinya cukup sulit dan membuatnya semakin pusing. Kepalanya menoleh kearah pintu kamar yang terbuka, ia menatap datar seseorang yang berjalan kearahnya.

"Tuan muda, apa anda terbangun?" Tanya Ryu yang sudah masuk kedalam kamar.

"Menurut mu" Ucap Zion.

"Kalo begitu, berarti anda harus minum obat yang Dokter Markus siapkan tadi" Ucap Ryu.

"Tidak" Tolak Zion.

"Maaf tuan muda, tapi Dokter Markus bilang jika anda bangun, anda harus segera minum obat" Ujar Ryu.





Zion berdiri lalu berjalan kearah Ryu, ia menatap wajah Ryu yang juga menatapnya, ia pikir Ryu ini tipe-tipe pemaksa seperti keluarga Daviandra lainnya.

"Dua" Kata Zion menatap dua obat ditangannya.

"Iya tuan muda, itu yang Dokter Markus siapkan tadi" Jawab Ryu.

"Biasanya pil saja bukan, kenapa ada obat kecil ini" Bingung Zion.

"Saya tidak tau, tuan muda" Sahut Ryu ikut bingung.

"Oh".






Ryu mengerutkan keningnya saat Zion meminum dua obat tadi sekaligus, Ryu bertanya-tanya kenapa Zion terlihat biasa saja ketika minum obat, kalo dia yang minum obat pasti ngereog dulu, atau berpura-pura sudah sembuh.

"Tuan muda, apa obatnya pahit?" Tanya Ryu.

"Lumayan" Jawab Zion santai.

"Kalo begitu saya permisi, selamat malam tuan muda" Ucap Ryu, lalu berjalan keluar kamar.






Zion menatap kearah pintu, dengan santai ia memuntahkan kembali dua obat tadi lalu membuangnya ke tempat sampah.

Sebenarnya Zion tidak benar-benar menelan obat itu, dia menahan obat itu dan berpura-pura jika ia meminum dua obat itu. Ia tidak maun mengulangi kesalahan yang sama, sebab obat yang Markus berikan selalu membuatnya pusing dan juga membuat ingatannya sebagai Danu memudar dan Danu tidak mau ingatannya hilang dan digantikan oleh ingatan Zion asli yang rumit.




"Gue ga sakit, gue cuma gila, gila karena ingatan Zion" Ucap Danu.

"Demian... Jadi nama pria yang menculik Zion itu Demian, pria yang selalu menyiksa Zion, dan selalu memaksa Zion untuk melakukan apa yang dia suruh".

"Sifat Demian sama seperti ayah, sama-sama monster".

"Apa sekarang ayah sudah bahagia?... Tentu saja, dia pasti bahagia orang anak pembawa sialnya udah mati".






Transmigrasi : The Death I Want 'Slow Update' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang