Bab 13

4.6K 325 31
                                    













Ditengah-tengah pembelajaran yang tenang dan damai tiba-tiba pintu kelas terbuka dengan sangat keras, para penghuni kelas sontak terperanjat kaget bahkan ada yang mengumpat saking kagetnya.

Mereka langsung menatap pelaku yang mendobrak pintu kelas itu dengan berbagai macam tatapan, tapi tak lama sebab saat tau siapa pelakunya mereka langsung merubah ekspresi karena kedatangan donatur sekolah mereka yaitu Altas Jersey Daviandra.

Melihat wajah panik Altas membuat mereka bingung dan penasaran apa yang terjadi, dan saat tatapan Altas tertuju pada si kembar Z membuat mereka paham situasinya.





"Maaf menganggu, tapi saya mau menjemput Zion" Ucap Altas.

"Zion...?" Bingung pak Nanda.

"Iya, Zion anak saya kembarannya Zeon" Ujar Altas.

"Oh, iya silahkan saya tidak melarang" Ucap Pak Nanda tersenyum maklum.






Sedangkan Zion langsung menoleh kearah Zeon yang tersenyum, ia tak habis pikir ini hari pertamanya sekolah tapi harus pulang duluan gara-gara Zeon cepu kepada Altas perihal dirinya yang tidak nyaman.

Padahal sejak tadi dirinya sudah berusaha menahan diri agar terlihat nyaman berada dilingkungan sekolah, tapi gagal karena Zeon yang terlalu lebay dan menyebabkan Altas datang untuk menjemputnya, jadi usahanya sia-sia lagi? Bahkan untuk mati saja dirinya selalu gagal, dan usahanya terlihat baik-baik saja juga gagal.

Ia berpikir jika hidupnya memang sebuah kegagalan, segala macam hal pasti akan gagal walau sudah di rancang dan di persiapkan sedemikian rupa.

Zion tersadar dari lamunan saat Altas mengelus kepalanya dengan wajah khawatir, bagaimana tidak khawatir dapat dilihat dengan jelas jika wajah Zion sangat pucat dan terlihat kesakitan.





"Zion wajah kamu pucat, kita pulang ya" Bujuk Altas.

"Tidak" Tolak Zion, merasa risih karena banyak yang menatapnya dan menjadikannya pusat perhatian.

"Kita pulang, jangan membantah" Tekan Altas.





Zeon yang peka langsung membereskan buku dan alat tulis ke dalam tas Zion, lalu memberikan tas Zion yang diterima baik oleh Altas. Bahkan ia mengatakan akan datang ke mansion utama untuk menjenguk, dan tentu saja di izinkan asal tidak menganggu Zion nantinya.

Altas tersenyum kala Zion menurut, bahkan remaja itu nampak tenang walau wajahnya sudah pucat dan tangannya yang terasa dingin, tapi sebelum keluar kelas Altas meminta maaf pada Pak Nanda.




"Maafkan saya, tapi sepertinya Zion masih belum terbiasa berada dilingkungan yang asing baginya, apalagi berinteraksi dengan orang-orang" Ucap Altas pelan.

"Tidak apa-apa, saya mengerti semoga Zion baik-baik saja dan bisa berbaur dengan yang lainnya" Balas Pak Nanda memaklumi.

"Saya juga berharap begitu, terimakasih dan maaf sudah mengganggu waktu anda" Ucap Altas.

"Tidak perlu khawatir, saya paham", Sahut Pak Nanda tersenyum.






Sedikit informasi jika pak Nanda sudah mengetahui apa yang terjadi pada Zion, begitupun dengan Derry kepala sekolah yang juga tau akan kondisi Zion, terlebih setelah mendengar jika Zion mengalami amnesia.

Namun baik pak Nanda dan Derry kompak bungkam, karena takut Zion semakin tak nyaman jika mereka membahas dan seakan so tau tentang Zion.

Karena sebelum Zion bersekolah, Altas dan Sebastian mendatangi mereka dan berdiskusi untuk Zion yang akan memulai bersekolah. Nanda dan Derry banyak memberi saran kepada Altas dan Sebastian untuk kondisi Zion, agar tak takut dan merasa nyaman jika berada disekolah atau diluar sekolah.

Transmigrasi : The Death I Want 'Slow Update' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang