•{ Chapter 10 : Berkeliling }•

423 67 5
                                    

Hari ini adalah hari yang Zayyan nantikan,yakni berkeliling mansion meski harus ditemani kakaknya yang paling tinggi,siapa lagi kalau bukan Davin.

Zayyan berkeliling menggunakan kursi rodanya,di belakangnya ada Davin yang mendorong kursi rodanya dengan pelan,berharap agar Zayyan menikmati sekitar dan dapat menghafal beberapa tempat.

Mereka terus diam hingga suara langkah kaki mengedarkan lamunan Davin dan ia langsung menoleh segera kearah sumber suara tersebut.

Ternyata itu adalah Wain yang tampak membawa beberapa dokumen dan mengenakkan pakaian rapi dengan setelan jas biru tua yang selaras dengannya.

Davin tentu bingung,ia menatap hyungnya itu dengan tatapan heran sembari memiringkan kepalanya,begitu juga dengan Zayyan yang ikut kebingungan.

" Ah,apa yang kalian lakukan disini? " tanya Wain refleks kala menyadari keberadaan mereka berdua karena sedari tadi ia melihat kearah dokumen yang ia bawa.

" Hanya berjalan jalan,akhirnya Hyunsik hyung memperbolehkan Zayyan berkeliling disini " jelas Davin.

Wain mengangguk paham,hingga tatapannya beralih pada Zayyan yang menatapnya dengan tatapan takut.

** t-tajam...kayak serigala...** batin Zayyan kala tak sengaja melihat tatapan Wain yang tajam seperti serigala yang siap menerkamnya kapan saja.

" ...Begitu,syukurlah,mulai ada kemajuan daripada minggu lalu " ucap Wain sembari mengusap kepala Zayyan lembut.

Zayyan tertegun karena elusan kepala itu,entah kenapa ia tidak merasa risih dan malah merasa nyaman hingga tanpa sadar ia berdengkur seperti kucing dengan sangat pelan pertanda keenakan.

Wain tersenyum kala menyadari Zayyan berdengkur seperti kucing,karena di matanya,Zayyan lebih kecil,cocok menjadi kucing bahkan tampaknya sangat cocok dengan anak ayam.

" Oh iya hyung,mau kemana? " tanya Davin heran.

Wain langsung berhenti mengelus Zayyan dan menoleh kearah Davin yang siap menerima jawaban ekslusif dari kakaknya yang sangat dingin ini.

" Interview,hyung akan mencalonkan diri sebagai dosen di universitas Kaist,aku tidak bisa keluar negeri karena malas,aku tidak bisa meninggalkan kalian lagi " jelas Wain jujur.

Davin tentu terkejut mendengarnya,Wain berniat menjadi dosen di universitasnya? wah,apa kata nasibnya nanti.

" Weh jangan lah hyung,apa nasibku kalau diajar ama hyung nanti " keluh Davin sedikit panik.

" Mau bagaimana lagi,mereka mengundangku untuk menjadi dosen,rezeki tidak boleh ditolak tahu,itu kan ajaran Hyunsik hyung " ucap Wain dengan nada tenang dan senyuman tipis.

Davin mendengus kesal,Wain tidak sepenuhnya salah tapi apa kata nasibnya nanti kalau satu kelas dengan Wain,pasti terus diawasi.

" Idih " keluh Davin membuat Wain tersenyum kecil padanya.

" Sudahlah,itu pun kalau aku keterima " ucap Wain yang membuat Davin tidak terima.

" Ya pastilah hyung! kan hyung diundang! mana mungkin mereka menolak sarjana master lulusan dari Oxford! " jelas Davin kesal.

Wain terkekeh pelan,Davin menatapnya kesal sedangkan Zayyan hanya diam meski ia diam diam menikmati interaksi mereka.

" Baiklah baiklah,kita sudahi,hyung harus pergi,jaga Zayyan baik baik,jangan mencubit pipinya " ucap Wain sembari menatap kearah Davin namun tangannya dengan usil sedikit mencubit pipi Zayyan.

" Ih itu mah hyung! " protes Davin kala sadar Wain mencubit pipi Zayyan.

Wain kembali terkekeh dan pergi meninggalkan mereka setelah meninggalkan jejak elusan di kepala mereka yang membuat rambut mereka jadi sedikit berantakkan.

•Weak Younger Brother• { Xodiac }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang