55. Apartemen

4 1 0
                                    

Usahakan vote sebelum membaca

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

"Ka, Tante Nov...."

"Raka tahu kok, tapi semua orang punya  privasi, dan di setiap privasi butuh waktu. Jadi Kak Deni, bisa kita langsung jalan saja?"

Terdengar helaan nafas panjang dari laki-laki di sampingku, meski begitu ia tetap menganggguk lalu menjalankan mobil menjauh dari komplek perumahan yang beberapa hari ini aku tinggali. Mobil melaju cepat membelah keramaian kota. Tak lama sampailah kami di apartemen pinggirin kota.

"Ada siapa di dalam? Lo gak lagi sekongkol ama nyokap bokap gue kan?"

"Gak ada Ka, ayo masuk."

Akupun berjalan mengekor di belakangnya. Kak Deni terlihat menekan-nekan pin pintu, tak lama pintu terbuka. Aku sudah tak heran dengan hal itu, Bang Rafka sama dia cukup dekat, wajar saja dia tahu bukan?
Pintu utama terbuka lebar menampilkan ruang tamu yang begitu luas. Dulu waktu aku kesini, yang pertama aku lihat adalah bodyguard di setiap sudut ruangan, tapi kali ini aku tak melihat siapapun, selain para cleaning service.

"Kita langsung ke lantai empat saja."

Aku hanya menganggukkan kepalaku, lalu berjalan mengekorinya memasuki lift. Tak butuh waktu lama kami telah sampai di lantai empat. Pemandangan pertama yang aku liat adalah lorong panjang. Lorong panjang yang biasanya di jaga ketat oleh para pengawal papa. Mataku sontak berembun, tiba-tiba dadaku terasa sesak.

bukan dia yang aku inginkan [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang