Tumbal

11 0 0
                                    

Semenjak meninggalnya kak Andri, keadaan kak Nami, semakin memburuk tiap hari dia menangisi kepergian kak Andri untuk selama-lamanya.
karna kondisi kakak yg sangat terpuruk karna di tinggal mati sang kekasih, hal itu juga berpengaruh ke dirinya, kakak kerasukan makin menjadi lebih dari sebelumnya.

.

Beberapa hari setelah meninggalnya kak Andri..

saat tengah malam, kami tersontak kaget dari tidur, karna mendengar teriakan kak Nami.

"Andri datang.. Andri datang.."-teriak kak Nami, menjerit-jerit diatas tempat tidur.

aku dan kedua kakaku Alea dan Uni bangun, kami menyengit binggung menatap kak Nami.

"Nami, kamu kenapa?"-tanya kak Alea, sembari menguncang pelan tubuh kak Nami.

"Andri datang terus"-kata kak Nami, ia menutup mata dengan kedua telapak tanganya, enggan untuk di buka.

"kamu tenang Nami, jangan teriak-teriak, istigfar."

"Tapi dia berdiri disitu terus," ucap kak Nami, sembari menunjuk kearah pojokan kamar."

"dia ga mau pergi dia manggil-manggil nama ku terus,"-sambung kak Nami, tubuhnya kini semakin bergetar.

lalu kak Alea, mencoba untuk bicara melalui batin bertujuan untuk kasih tau ke Andri. " ndri tolong pergi ya, aku tau niat kamu datang kesini baik, tapi kasian Nami, terlalu banyak tekanan yg dia hadapi."

"Nami udah kamu tidur aja, kamu berdoa. jangan teriak-teriak kasian kalo sampe mama dan papa bagun mereka itu capek"

setelah kak Alea berkata begitu, Kak Nami mencoba buat tenangin diri, berdoa dan dia kembali terlelap.

.
2minggu berlalu..

kakak dibawah lagi kerumah om El, di komplek B, karna kondisi kakak yg memburuk. banyak orang yg bantu berobat kakak disana akan tetapi masih saja tidak ada yang mampu, disitu aku dengar kak Andri merasuki tubuh kak Nami.

kebetulan kak Andri, juga tinggal di komplek B tapi dilorong sebelahnya.

Dia menangis sedih sambil berkata,
"Aku Andri.. aku Andri..."
mendengar itu, om El langsung bertanya. "kamu Andri, anaknya bu guru Eda?"

"I-iyaaa.. itu mama aku, aku juga sering datang jenguk Nami, tapi kenapa dia jadi takut sama aku"-sosok Andri, meraung menangis.

tak lama dari itu, kak Andri yg masih merasuki tubuh kak Nami, tiba-tiba saja berteriak.

"RAHYANIIII.. DIA YG SANTET NAMI, RAHYANIII DI YG BUAT SAYA MATI"-Ia berteriak sambil menangis pilu.

dan setelah itu kakak ku pingsan tak sadarkan diri, tak berselang lama saat ia sadar, ia malah kerasukan lagi, kerasukan itu dari makhluk-makhluk kiriman santet.

disitu ada ulama yg datang dan turun tangan, saat proses pengeluaran. ulama itu menahan satu makhluk untuk di tanyai.

"Ampun.. ampun.. sakitt..."-sosok itu menjerit-jerit kesakitan.

"Jawab! motif apa orang kiriman santet untuk anak ini"-tanya ulama.

"Ampun.. sakit.. ampun.."-sosok itu semakin menjerit dan merontak-rontak.

"tidak ada ampun! Jawab atau saya bakar saja kamu"

tiba-tiba saja sosok berganti, sosok sekarang adalah sosok perempuan, suaranya halus dan menyeramkan.

"saya yg santet Nami, hihi.. soalnya apa yg saya mau pasti dia yg dapat, yaudah saya santet aja, biar mati! tapi malah ga mati-mati! akhirnya yg mati orang lain."-kata sosok perempuan yg tengah merasuki tubuh kak Nami. kemudian ia tertawa melengking, terbahak-bahak.

setelahnya kak Nami, kembali pingsan tak sadarkan diri.

Singkat cerita..

Keadaan kak Nami tetep aja sama bahkan semakin menjadi-jadi.

Tiap hari kerasukan, masuk keluar rumah sakit, muntah darah, tiba-tiba gigit lidah dll...

.

waktu sudah tengah malam, kaka kerasukan sampai badan-badannya lemas..

"m-mah udah ya, aku nyerah mah.. a-aku b-bertahan buat mama t-tapi aku tersiksa, kalo mama ikhlas aku bakalan pergi"-kak Nami berucap lirih.

mendengar ucapan kakak, mama langsung histeris. orang tua mana yg rela anaknya meninggal karna di santet?

"Mama ga ikhlas dan ga akan pernah ikhlas, kamu harus kuat Nami"-kata mama sembari memeluk kakakku dengan erat.

om El, yg menyaksikan ini langsung terbawa emosi.

(FYI om El, ini polisi) malam itu om dan temennya datang kerumah Rahyani mengunakan mobil patroli.

Sesampainya disana, terlihat rumahnya yg gelap gulita.

toktoktok.. "permisi," Om El, mengetuk pintu berulang kali, juga memanggil-manggil namun tidak ada satu orang pun yg keluar, lalu Om El, mengintip melalui jedela rumah. ia kaget merlihat ada wanita parubaya, didalam rumah yg gelap itu hanya ada satu lilin yg nyala dan wanita parubaya itu sedang duduk besipuh didepan lilin tersebut.

Om El yg sudah emosi spontan membanting semua pot-pot bunga di depan rumah itu sampai semuanya berhamburan pecah dan tidak lama  wanita parubaya itu membukakan pintu rumahnya.

Tampangnya sungguh menyeramkan seperti kuntilanak, beliau memakai baju putih panjang, dengan rambutnya yg di urai lepas dan wanita itu adalah ibu Rahyani.

"Ada apa ya pak?"-tanyanya.

"Saya ga mau bicara banyak, sampai ponakan saya kenapa-kenapa saya siap datang untuk ngebunuh anda!"-ancam Om El dan berlalu dari sana.

.
saat perjalanan pulang. Om El, merasa seperti ada yg mengikuti mereka. Om El, bahkan hampir saja mengalami kecelakan, tapi syukurlah mereka sampai dengan selamat.

.
Walau sudah di ancam, keadaan kaka masih sama saja.
dirumah orang-orang masih ramai berdatangan mau itu ustad, orang pintar dan warga-warga sekitar tapi setidaknya keadan kak Nami, tidak seburuk sebelumnya.
.

siang itu ada orang pintar yg datang untuk melihat keadan kakakku.
beliau juga berbicara empat mata dengan papa.

"yg santet anak mu di bantu orang tuannya" ucap beliau sembari menyesap rokok.

"Ibunya itu jago ilmu hitam, bapaknya juga jago, bahkan Om nya juga jago ilmu, kuat sekali itu ibunya pake ilmu suanggi." ia terdiam sesaat,  menatap papa ku dengan wajah memprihatinkan

"Mereka itu sudah buat perjanjian dengan iblis dan setan untuk matiin anak bapak untuk di jadikan tumbal. karna anak bapak ga mati-mati sedangkan mereka sudah harus mempersembakan tumbal, karna setiap permintaan harus ada bayaranya dan iblis/setan itu sudah minta bayaran. akhirnya anak pacar bapak yg di jadiin tumbal mati, ia kecelakan motor kan pak?"

jantung papaku bedetak kencang mendengar ungkapan ini. "I-iya Pak, anak itu mati ditempat karna kecelakaam." papa sungguh terkejut mendengar penjelasan orang pintar itu.

Orang pintar itu melanjut bicaranya
"Anak itu sebeneranya mati bukan karna kecelakan, tapi dia sudah di tandai sama yg santet buat di jadikan tumbal. karna kalau mereka ga cari pengganti tumbal, anak merekalah yg akan jadi tumbal, karna anaknya yg telah membuat perjanjian dengan iblis. saya sarankan bapak segera cari orang yg tepat untuk mengobati anak bapak, saya hanya bisa sebagai pelantara saja."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TEMAN MUNAFIK (SANTET!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang