BAB III : Rahasia Jaehyun

19 4 1
                                    

Jeno memarahi habis-habisan ketiga temannya yang membuat ulah dengan mengusik tim lain. Dari awal mereka sudah sepakat untuk bertanding dengan adil. Tapi apa yang dilakukan oleh Renjun, Jaemin dan Jisung melanggar kesepakatan.

"Aku tidak mengerti alasan kalian sampai melakukannya, itu bukan seperti kalian biasanya" ucap Jeno

"Maaf..., aku hanya mengikuti Renjun hyung dan Jaemin hyung" kata Jisung dengan kepala tertunduk

Renjun dan Jaemin kompak menatap sinis si bungsu yang berusaha menyelamatkan dirinya sendiri.

"Bolehkah aku menjelaskannya?" Tanya Renjun

"Silahkan" jawab Haechan yang juga gagal paham dengan kelakuan teman-temannya hari ini

"Saat sedang menelurusi labirin kami tidak sengaja bertemu dengan tim dari Cave of Neo, kami menguping rencana mereka, mereka bilang akan memata-matai tim lain kemudian mengambil kotak bintang diam-diam" jelas Renjun

"Lalu?" Tanya Jeno

"Sebelum mereka bergerak, kami memutuskan untuk melakukannya lebih dulu, tak disangka kami bertemu dengan tim Green Village dan secara kebetulan para gadis itu berhasil mendapatkan kotak bintang" lanjut Renjun

"Awalnya kami berencana mengikuti mereka diam-diam dan mencuri kotak bintang itu saat mereka lengah tapi ternyata Minjeong tidak pergi bersama mereka, si cerewet itu tetap berada disana karena menyadari kehadiran kami"

"Apa yang kalian lakukan pada Minjeong noona? Aku sempat melihatnya tidak sadarkan diri" tanya Chenle

Renjun menyenggol lengan Jaemin untuk memberi penjelasan, lagipula itu adalah perbuatannya.

"Aku tidak sengaja menyuntikkan serum penenang pada Minjeong" jawab Jaemin

"Apa kau gila?" Tanya Jeno

"Aku tidak sengaja, aku salah membawa serum dari rumah, kupikir itu serum tertawa tapi ternyata serum penenang" Jaemin membela diri

"Apa yang akan kau lakukan jika Minjeong tidak bangun karena efek dari serum itu?"

"Aku tidak menyuntikkannya semua, dia akan segera bangun setelah delapan jam"

Jeno menghela napas lalu mendudukkan dirinya di dekat api unggun yang dibuat oleh Haechan.

"Kalian harus meminta maaf pada gadis-gadis itu"

"Baiklah" jawab ketiganya kompak

800 meter dari tempat tim Neo Hill beristirahat, tim Neosylvania juga beristirahat dengan api unggun.

"Hyung, aku benar-benar merasakan kau bersikap aneh setiap kali kita bertemu dengan tim Neo Hill, apa kau takut pada mereka? Tidak mungkin, aku tau kau tidak mungkin takut pada mereka, lalu apa alasanmu sebenarnya? Beritahu kami" Mark berbicara panjang lebar

Jaehyun hanya diam saja tak bergeming sama sekali membuat dua temannya frustasi.

"Aah..., hyung bicaralah" paksa Jungwoo

Jaehyun menatap kedua temannya dengan serius. "Kalian benar-benar ingin tau?"

Mark dan Jungwoo kompak menganggukkan kepala masing-masing. "Iyaa"

"Seberapa besar rasa ingin tau kalian?"

"Hyung berhentilah bercanda" ucap Jungwoo dengan wajah datar

"Pemimpin Neo Hill, Jeno, dia adikku" ucap Jaehyun

"HAH??!"

"APA? KAU SERIUS?"

"Jeno adalah adikku, kami berdua saudara" ulang Jaehyun

NEO CITYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang