01. le rencontrer à nouveau

192 14 9
                                    

Salah kah jika Jisung berteriak malam itu juga?

Ia sudah cukup muak.

Mengapa seakan-akan pertengkaran kedua orang tuanya ini tidak pernah habis?

Se rumit apa masalah yang mereka hadapi hingga selalu terjadi pertengkaran di setiap harinya?.

Tch!

Mereka bertengkar tanpa ada alasan yang jelas

Kepalanya pening, mendengar Teriakkan kedua orang tua itu tanpa ada tanda tanda untuk berhenti

Haruskah Jisung yang menghentikannya?

Hhhh, Bodoh!

Terakhir kali pemuda Han itu menghentikannya, ia harus cuti sekolah beberapa hari karena sang ayah balik melampiaskan emosi padanya.

Ia melakukan semua itu hanya demi sang ibu. Tetapi mengapa, wanita paruh baya itu seakan tak perduli saat Jisung terluka parah?

Sedari awal memang harusnya Jisung sudah terbiasa

Orang tuanya sama sekali tak pernah menganggapnya ada

"Ck!, bodoh sekali!"

Si manis itu berdecak, disaat indera pendengarannya menangkap sesuatu hantaman keras, juga suara pecahan yang berserak

"Mereka membeli semua itu menggunakan uang atau daun kering?" Gumam Jisung, yang kini mengintip melalui celah pintu

Di sana, tepatnya pada sebuah ruang tamu

Ayah dan ibunya tengah menatap satu sama lain. Juga beberapa pecahan Vas bunga cukup mahal yang berantakan

Hal yang membuat Jisung meringis. 'Kasihan bunga-bunga cantik itu harus kehilangan pesonanya'

Hingga pada akhirnya, kedua manik kembar itu lagi-lagi membola. Terkejut akan tindakan ayahnya yang langsung mencumbu bibir ibunya dengan kasar

Sial!

Jisung segera menutup kembali pintu kamarnya. Menghalau ingatan vulgar tadi yang setia bernaung di kepala

Menyesal. Seharusnya Jisung tak perlu merasa penasaran hingga berfikir untuk mengintip pertengkaran keduanya

Tidak bisa di tebak, mengapa akan berakhir dengan sebuah scene seperti tadi??

Jika ingin berhubungan, seharusnya dari awal. Mereka tak perlu menggunakan drama bertengkar terlebih dahulu!

"Memikirkan hal itu membuatku pening"

Jisung berjalan kearah kasur, menaiki benda empuk itu lalu merebahkan diri di sana

Bosan.

Ini sudah pukul sebelas malam. Namun perasaan kantuk tak kunjung datang

Haruskah dirinya meminum obat tidur lagi?

"Tidak, Ji. Terlalu banyak mengonsumsi obat tidur itu tidak sehat"

Hela nafas kembali terdengar. Ia menatap langit-langit kamar dengan pandangan kosong

Suara berisik tadi sudah lenyap. Harusnya ia bisa tertidur sekarang.

Jisung mulai jengah. Sudah hampir setengah jam ia terpejam, sepertinya

Namun tak kunjung tertidur.

Di saat seperti ini, dirinya memerlukan susu hangat untuk membantu

Tetapi mengingat pertengkaran kedua orangtuanya tadi. Membuat Jisung malas keluar kamar

AMOUR • [SeungSung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang