11. amusez-vous d'abord

91 9 10
                                    


Cahaya jingga memasuki ruangan, melewati celah gorden yang sedikit terbuka

Kedua kelopak mata Jisung Mengerjap. Coba membiaskan dirinya saat wajah manis itu terkena terpaan sinar mentari pagi

Tubuhnya nampak menggeliat. Sebelum akhirnya, sosok berparas tupai tersebut benar-benar terbangun.

Sepasang kelereng kembar itu ia arahkan kesana kemarin. Memandangi setiap sudut ruangan yang terlihat asing,

Tunggu.

Ini bukan kamarnya..

Jisung teringat saat dimana ia masih berada di luar dengan derasnya hujan yang menemani

Lalu siapa yang membawanya ke tempat ini?

Sibuk berfikiran negatif. Hingga dirinya di kejutkan dengan sebuah suara yang menginterupsi.

Terdengar tak asing

"Jisung, kau sudah bangun?. Ah, syukurlah"

Jisung menoleh, lalu kedua manik si manis langsung membola lucu begitu mendapati kehadiran Seungmin di ambang pintu

Lelaki Kim itu tersenyum. Mulai melangkah mendekat, dengan sebuah nampan makanan di tangannya

Nampan tadi ia letakkan di atas meja yang berada tepat di samping ranjang.

Beralih mendudukkan dirinya di samping Jisung, dengan sebelah tangannya yang terangkat lalu di tempelkan pada dahi anak itu

"Apa kau merasakan pusing?" Tanya Seungmin, yang hanya mendapatkan gelengan polos dari Jisung

Membuat yang lebih tua terkekeh. Ia berikan usapan lembut pada surai legam Jisung-nya "Kau lapar?, ayo sarapan dulu Ji. Agar kau tak semakin sakit"

Entah kenapa, Jisung menjadi lebih sensitif sekarang. Terlihat dengan kedua manik milik si tupai yang mulai berkaca-kaca. Merasa terharu karena sikap Seungmin yang begitu perhatian padanya

Seungmin mengernyit setelah mendapati Jisung yang mulai menangis dan tidak menjawab pertanyaannya tadi

Lantas, ia rengkuh tubuh itu. Mencoba menenangkan sang empu "Hei, tidak apa-apa. Kau sekarang bersamaku, Jisungie"

Tangis Jisung semakin keras. Ia tak membalas pelukan Seungmin, namun tubuh itu semakin ia rapatkan karena pelukan Seungmin yang terasa sangat nyaman

"Hyu-Hiks-Hyung?" Panggilnya dengan sisa sesenggukan yang ada. Sembari mendongak, menatap Seungmin yang kini juga ikut menundukkan kepalanya

"Hm, ya Jisung?"

"Hyung.. Kenapa kau tetap perduli pada orang tak berguna dan menjijikan sepertiku?"

Usapan pada lengan Jisung tadi ia hentikan. Seungmin sibuk memandangi sosok menggemaskan dalam pelukannya ini dengan pandangan dingin, serta memikirkan maksud dari perkataan Jisung tadi

"Apa maksud mu?. Setiap manusia itu pasti berguna Jisung. Lagipula tidak ada salahnya untuk saling perduli. Kita ini sama, sesosok manusia yang di ciptakan dari tanah"

Jisung tediam, pandangannya terpaku pada wajah tampan Seungmin. Kemudian menunduk sembari membawa sebelah tangannya bermain-main pada dada bidang itu

"Tapi Hyung. Itu tidak berlaku untukku"

Pelukan mereka terlepas. Seungmin menatap Jisung lembut. "Jangan perbanyak omong kosong. Sekarang sarapan ya?, agar demam mu cepat menurun"

Seungmin meraih mangkuk berisikan bubur yang berada di atas nampan tadi. Ia bawa ke hadapan Jisung, Yang mana anak itu hanya bisa mengangguk, menuruti perintah Seungmin karena terlalu takut untuk membantah

AMOUR • [SeungSung] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang