Keluarga kecil Mark sudah berkumpul di meja makan memakan sarapan pagi mereka begitupun dengan Renjun.
"Sakuya kau tau yang memasak ini semua adalah aku, apakah enak?" tanya Renjun pada Shotaro.
"Enak" jawab Sakuya lalu melanjutkan makanan nya.
"Mas roti itu aku yang buat kan" ucap Haechan saat Mark melihat nya.
"Renjun selama kamu disini biar aku saja yang mengerjakan semuanya, apalagi hari ini kamu mulai bekerja kan?, jadi jangan terlalu lelah" lanjut Haechan
"Tidak apa, oh Mark coba lah ini" ujar Renjun
"Kau sudah selesai Renjun?, ayo berangkat" ucap Mark
"Oh ya, aku sudah selesai ayo" timpal Renjun
"Bunda aku berangkat, ayah aku berangkat" pamit Shotaro lalu pergi dengan supir pribadi nya.
"Hati-hati mas" ucap Haechan sambil membenarkan dasi Mark
"Lain kali jangan pakai kemeja transparan seperti ini" ujar Mark dengan tangan yang meremas pinggang Haechan pelan.
"Mas nanti Renjun lihat" Haechan menahan dada Mark saat Mark akan mencium bibir nya.
Mark yang notabene nya tidak suka penolakan tidak mendengar perkataan suami mungilnya itu.
Yang tadi nya hanya lumatan saja, lama-lama terdengar lenguhan Haechan, tanpa mereka sadari Renjun melihat kegiatan mereka.
Haechan mendorong bahu Mark karna mulai kehabisan nafas "mas sudah siang"
"Ganti baju mu" ucap Mark sebelum pergi.
"Ini hari pertama aku bekerja, kurang ngajar sekali langsung di beri pekerjaan sebanyak ini" gerutu Renjun.
"Kau sudah menyusun semua jadwal ku hari ini?" tanya Mark.
"Sudah, siang sekarang kamu kosong Mark, nanti malam tepat nya jam delapan malam ada janji minum dengan kolega dari Perancis," jawab Renjun.
"Hmm"
"Renjun" panggil Mark
"Iya?" sahutnya
"Professional lah saat di kantor, walaupun kau sepupu Haechan dan mantan sekretaris ku dulu, jangan panggil nama ku secara langsung saat di dalam kantor" lanjut Mark.
Renjun menatap Mark tak berkedip, tapi dengan cepat di ganti dengan senyuman oleh Renjun.
"Maaf tuan saat ketidak nyamanan tuan" ujar Renjun
Setelah nya Renjun keluar dengan wajah kesal, Renjun kira Mark tidak akan mempersalahkan hal seperti itu, itu sangat menyebalkan bagi Renjun.
Mark berencana mengajak Haechan pergi karna jadwal siang ini tidak ada, jarang sekali bagi Mark bisa berduaan dengan beruang nya itu.
"Mark, eh tuan mau kemana?" tanya Renjun yang berpapasan dengan Mark
"Menemui Haechan" jawab Mark
"Saya sudah membeli makanan untuk anda tuan" ucap Renjun.
"Saya pergi" ujar Mark pergi dengan langkah lebarnya.
"Menyebalkan" sinis Renjun menghentakkan kaki nya menuju ruangan nya.
Mark berencana menghabiskan waktu nya bersama Haechan kali ini, walaupun Mark mempunyai tempramen yang buruk tapi cinta nya kepada Haechan nyata adanya.
"Eh mas udah pulang" sambut Haechan saat membukakan pintu rumah.
"Jadwal ku kosong siang ini" jawab Mark sambil merangkul pinggang Haechan.
"Mas mau tidur?" tanya Haechan
"Sudah lama kamu tidak merengek untuk di belikan es cream" ucap Mark
"Ish itu kan dulu, sekarang aku sudah punya anak" timpal Haechan dengan malu
"Mau makan es cream?" tawar Mark
"Aku mau rasa vanilla" jawab Haechan dengan senyum manis.
"Ayo langsung berangkat saja, tidak usah terlalu cantik" ucap Mark langsung merangkul pinggang Haechan lagi dan berjalanan menuju mobil.
Haechan hanya menggelengkan kepala sudah biasa menghadapi sikap Mark yang posesif seperti ini.
"Mas mau sekalian jemput Sakuya tidak?" tanya Haechan di sela memakan es cream nya.
"Iya, kita ajak dia makan siang dulu baru pulang" jawab Mark
"Beneran mas" ucap Haechan penuh semangat
"Iya, apakah sudah masuk jam pulang nya?" tanya Mark
"Sudah mas" jawab Haechan
"Kalau begitu ayo" ajak Mark pergi untuk menjemput anak mereka.
"Sakuya suka makan nya nak?" tanya Haechan
"Suka bunda" jawab Sakuya
"Oh iya ayah, ini" ujar Sakuya sambil menyerahkan selembar kertas ujian
"Aku mendapat nilai sempurna di pelajaran matematika ku ayah" ucap Sakuya
"Hemm, bagus, ini yang ayah harap kan" ujar Mark yang mata pokus pada kertas yang di berikan Sakuya.
"Ada les?" tanya Mark
"Ada ayah, hari ini jadwal les bahasa Italia ku" jawab Sakuya
"Kapan?"
"Jam empat nanti" Jawab Sakuya
"Masih banyak waktu mu gunakan untuk belajar sisa nya, mengerti" ucap Mark
"Mengerti ayah" timpal Sakuya.
Mereka melanjutkan makan siang nya lagi, dan setelah nya Mark mengantarkan Haechan dan Sakuya pulang, lalu pergi menuju kantor lagi melanjutkan pekerjaan nya.
"Pak aku sudah menyiapkan Jas untuk mu untuk malam nanti" ujar Renjun saat melihat Mark yang baru datang.
"Hemm" jawab nya
'Dia tidak memandang ku sedikit pun?, awas saja' batin Renjun.
"Berkas apa ini?" tanya Mark.
"Itu berkas yang harus anda tanda tangani" jawab Renjun
"Kau sudah mengecek nya?" tanya Mark lagi
"Sudah, semuanya aman" jawab Renjun
Tiba-tiba saja Mark melempar map nya kehadapan Renjun, dan itu bukan hanya satu.
"Kau sudah mengecek nya?, kau bilang ini aman?, ha?" Ujar Mark yang terlihat menahan marah nya.
"Kau menerima semua berkas-berkas sampah ini?, panggil yang mengerjakan semua ini, termasuk kau" ujar Mark.
Renjun baru mengalami Mark memarahi nya habis-habisan, bahkan dulu Mark tidak pernah memarahinya sepanjang Renjun menjadi sekretaris nya.
Setelah menemui kolega dan pekerjaan semua selesai Mark dan Renjun pulang kerumah hampir memasuki jam sebelas malam.
"Haechan kau belum tidur?" tanya Renjun yang baru datang dengan Mark.
"Aku menunggu mas Mark" jawab Haechan
"Aku lelah" ucap Mark, kode supaya Haechan mengerti supaya tidak berbicara terlalu lama dengan Renjun.
"Renjun aku duluan ya, kalau ada apa-apa ketuk saja pintu kamar kami" pamit Haechan
"Iya Haechan" jawab Renjun.
Mark sudah membersihkan kan diri, memeluk Haechan dengan erat di atas tempat tidur.
"Mas cape ya?" tanya Haechan mengelus rambut suami nya itu.
"Hemm" jawab nya semakin menenggelamkan wajahnya di dada Haechan.
Haechan mengusap punggung lebar suami nya, memberi rasa hangat sekaligus nyaman sampai suami nya itu tertidur, dan tak lama diri nya pun ikut tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
black cage (markhyuck)
RandomHaechan yang harus menjalani rumah tangga dengan kekerasaan dan paksaan dari suaminya Mark Jung. Bukan nya Haechan tidak mau mengakhiri hubungan yang tidak sehat ini, tapi orang tua nya yang lebih percaya kepada Mark, meloloskan diri dari Mark Jung...