bab 6

1K 72 28
                                    

Entah perasaan Haechan saja, Haechan merasa tempramen Mark semakin parah sebulan ini, bahkan Mark mulai jarang pulang.

"Renjun kamu tau mas Mark kemana?" tanya Haechan saat makan bersama dengan Renjun tanpa Mark dan Sakuya.

"Mark selalu sibuk" jawab Renjun

"Tapi bukan nya kalian sering tidak pulang dengan alasan lembur?" tanya Haechan lagi.

"Maksud mu?, kamu mengunduh ku main belakang dengan Mark?" Renjun mulai menaikan nada bicara nya.

"Aku tidak berbicara seperti itu, aku hanya bertanya" timpal Haechan

Renjun meletakan alat makan nya dengan kasar "akan akan pergi dari sini"

"Renjun aku tidak bermaksud begitu" panik Haechan mengejar Renjun.

Renjun mengunci kamar nya, dan mulai membereskan barang-barang nya ke dalam koper.

"Dimana Renjun?" tanya Mark

"Mas?" bingung Haechan saat melihat Mark sudah ada di rumah lagi, bukan nya Mark sudah ke kantor tadi pagi sekali.

Renjun turun dengan membawa koper di tangan nya, bahkan air matanya sudah membasahi pipi putih nya.

"Kamu kenapa?" tanya Mark

"Haechan hiks dia hiks mengusir ku Mark" tangis Renjun.

"Tidak mas, aku tidak mengusir nya" bantah Haechan

"Hiks stop Haechan, kau cemburu kepada aku kan?, kau takut aku merebut Mark dari mu kan?, kau mengusir ku jangan menyangkal lagi" ucap Renjun.

"Mas" ucap Haechan menatap Mark

"Aku kecewa pada mu Haechan, dia sepupu mu, bukan nya kamu yang dia tinggal disini?, lalu kenapa sekarang diri mu sendiri mengusir nya" bela Mark

"Tidak mas, aku-" ucap Haechan terpotong.

"Cukup dengan tingkah sok polos mu itu Haechan aku muak melihat nya, aku akan membawa renjun dan kau renungi kesalahan mu" potong Mark.

Mark membawakan koper Renjun dan merangkul pundak Renjun dan pergi menuju mobilnya di garasi.

"Mas, mas, mas" panggil Haechan mengejar Mark tapi Mark abaikan.

"Hiks aku hanya bertanya, kenapa mas Mark tidak percaya hiks" isak Haechan.

"Bunda!" teriak Sakuya yang baru sampai

"Bunda kenapa?" tanya Sakuya

"Ah bunda tidak apa-apa" jawab Haechan dengan cepat menghapus air matanya.

"Bunda kenapa?" tanya Sakuya lagi

"Tidak apa sayang, kita ke dalam ya, bukan nya Sakuya ada les?" Haechan sebisa mungkin mengalihkan pembicaraan.

Sakuya mengangguk, dan menurut apa yang di katakan bunda nya.














Ternyata Mark membawa Renjun ke apartemen mewah, bahkan apartemen itu terlihat sering di pakai dan di kunjungi.

"Sudah jangan menangis" ucap Mark menenangkan Renjun.

"Mas hiks" isak Renjun

"Iya sayang" Mark memeluk Renjun, mengusap kepala nya.

"Aku menjadi sensitif akhir-akhir ini" ucap Renjun dengan mengusap air matanya.

"Aku akan menginap malam ini, jadi tidak apa" ujar Mark

"Sungguh?" tanya Renjun dengan nada bahagia

"Hemm, lagi pula aku merindukan ada di atas mu" jawab Mark

black cage (markhyuck)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang