Five

50 8 0
                                    

[Leo]
Mengingat percakapan ku semalam dengan kakak ku. Aku jadi geleng-geleng sendiri, bisa-bisa nya dia menyuruh ku nge gebet Ivanka? Menyuruh ku pacaran dengan nya? Hey yang benar saja. Dia aja menatap ku dengan pandangan benci.

Pagi ini aku berangkat ke sekolah cukup pagi, jam 6. Buktinya kelas masih sangat sepi. Aku pun menaruh ransel ku dan keluar menuju parkiran. Tujuan nya untuk melanjutkan tidur ku di mobil.

Aku terbangun saat mendengar alarm dari hp yang memang sudah aku setting supaya tidak kebablasan. Aku mengerjap-ngerjapkan mata ku supaya terbiasa. Tiba-tiba mobil nya Kak Davin datang dan parkir di depan mobil ku.

Mereka pasti tidak bisa melihat ku di dalam mobil, karena kaca mobil ku di lapisi kaca filem yang tebal. Aku memperhatikan kedua nya dengan seksama. Ivanka yang mengenakan sweater dan poni yang menghiasi wajah nya.

Kak Davin terlihat panik saat terlibat sedikit percakapan dengan adek nya. Tapi Ivanka tersenyum dan mencium bibir Davin kemudian melaju ke kelas.

Hey! Ivanka mencium kakak nya sendiri di bibir?

Davin terlihat tetap panik dan ingin megejar adek nya tapi tidak jadi ketika aku menghampiri nya.

"Kak Davin" panggil ku.

"Leo. Kamu baru dateng?" Tanya nya.

"Udah dari tadi, cuman tidur sebentar di mobil. Kakak kenapa kok panik gitu?" Tanya ku.

"Hmm gapapa, kamu sekelas sama Ivanka? Tolong nanti kasihin ini ke dia" kata nya sambil menyodor kan thrombopop ke padaku.

"Oke, aku duluan ke kelas ya kak"

Pelajaran pertama hari ini adalah olahraha. Kami pun segera menuju ke lapangan. Materi hari ini adalah estafet. Dengan dibagi menjadi 8 tim. Dengan tim 1 melawan tim 2. Dan tim 3 melawan tim 4 dan seterus nya. Tim yang menang mendapatkan tambahan point untuk pelajaran olahraga.

Tim 1 adalah aku, Karl, Kintan dan Ivanka. Melawan Tim 2 yaitu Boby, Qisya, Rara dan Aris.

Ivanka menerima tongkat dari Kintan, kemudian memberikan nya padaku. Dia cukup cepat saat berlari. Lalu aku memberikan nya kepada Karl. Tim 1 menang.

Tim ku beristirahat di pinggir lapangan sambil meluruskan kaki. Aku melihat Ivanka yang masih berdiri dan melihat teman-teman yang masih estafet.

"Gak capek? Minum dulu nih" tanya ku sambil memberi minuman yang tadi di beli Karl.

"Makasih" jawabnya. Dia pucat sekali.

Aku pun berbalik badan dan ingin duduk kembali tapi tidak jadi karena Ivanka memanggil ku dengan suara pelan.

"Leo" panggil nya. Aku pun membalikkan lagi badan ku sehingga berhadapan dengan nya. Tapi saat berhadapan dia justru pingsan. Ohh panas sekali badan nya.

Aku pun langsung membawa nya ke UKS. Dia di periksa dengan dokter yang ada. Dokter bilang dia demam dan butuh istirahat.

"Ivanka kamu gapapa?" Tanya Fania yang tiba-tiba datang.

"Jangan berisik, ini UKS tempat untuk beristirahat" kata ku dingin.

"Kamu!!" Tunjuk nya penuh dengan amarah.

"Kamu jangan berani deket-deket sama sahabat ku. Cukup aku yang kamu sakiti, jangan mengambil mangsa lagi apalagi itu Ivanka!" Tegas nya geram.

"Keluarlah, kau mengganggu ketenangan" kata tak kalah tegas.

Dia pun keluar dengan hati yang menahan amarah, aku pun tidak memedulikan nya. Udah lah, kejadian itu sudah lama dan aku tidak ingin membahas nya.

Aku memperhatikan wajah Ivanka yang sedang beristirahat, pucat sekali dia.
Aku pun mengambil handpone ku berniat ingin mengabari Davin karena tadi tidak sempat mengabari jika adik nya pingsan.

Ketika merogoh saku ingin mengambil handphone, thrombopop yang aku taruh di saku jatuh.

Ah itu kan yang tadi Kak Davin kasih di parkiran, aku lupa memberikan nya. Kataku dalam hati.

Lalu aku mengetik kan pesan ke pada Davin. Setelah nya aku memperhatikan Ivanka lagi. Sedikit aneh dengan poni yang menghiasi wajah nya. Jadi aku singkirkan poni itu dan terkejut ketika melihat lebam disana.

Apa ini karena dia menabrak ku kemarin? Tanya ku dalam hati. Lalu aku mengolesi nya dengan thrombopop yang dikasih Davin tadi. Tak lama kemudian Davin datang ke UKS.

"Le, Ivanka kapan pingsan?" Tanya Davin panik.

"Pas olahraga kak, dia pingsan setelah estafet" jawabku.

"Estafet??! Dia kan lagi sakit !" Kesal nya.

"Dia tidak memberi tahu jika sakit" jawab ku.

"Ah yasudahlah. Kamu bisa tolong bawain tas Ivanka ke mobil kakak? Kakak mau bawa dia pulang" tolong nya

"Oke, kakak pake mobil yang mana?" Tanyaku. Mengingat Davin sering gonta ganti mobil.

"Sport merah, tolong ya Le" kata nya sambil menggendong Ivanka.

Aku pun mengambil barang-barang Ivanka dan membawa nya ke mobil sport Davin yabg terparkir manis.

"Kak ini tas nya" kata ku sambil menyerahkan.

"Maaf ngerepotin ya, oh iya boleh minta tolong sekali lagi"?

"Kakak kayak minta tolong ke siapa aja" tanyaku bingung.

"Hehe maaf Le. Tolong bilang ke Mike kakak bolos, bilabg cariin alasan nya ke guru terus kalo ada tugas tolong antar ke rumah, makasih ya Le"

"Sip sama-sama kak" jawabku.

Lalu mobil itu pun melenggang ke luar sekolah.



Segini dulu ya part 5. Singkat sih tapi gpp ya hehe. Kasih aku saran ya sama cerita ini. Maaf2 kalo banyak typo juga. Saran aku tunggu di comment ya. And jangan lupa vote juga :) makasihhh

Te QuieroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang