One

178 6 0
                                    

[Leo]
"Nih kakak temuin di depan rumah barusan, banyak banget" ucap Mike, kakak ku. Ia memberikan setumpuk surat-surat yang kuyakini pasti dari anak perempuan disekolah ku yang tak ada lelah nya terus membuntuti ku.

"Buat kakak aja deh, buang juga gapapa" jawab ku cuek.

"Dihargain dong, mereka capek-capek nulis kan buat kamu" kata nya.

"Isi nya juga pasti sama kak, males ah ngurusin nya, capek" jawab ku langsung masuk ke kamar dan berbaring di kasur.

Sekarang berada ditengah level SMA, maksudnya kelas 2. Sebenar nya baru masuk tahun ajaran baru. Ingin cepat-cepat rasa nya lulus supaya tidak di ganggu terus menerus. Capek juga dengan kelakuan adik kelas.
Memang untuk rupa aku akui memang menarik. Kenapa aku bilang begitu? Aku juga tak ingin munafik, aku sendiri mengakui bahwa aku tampan. Kulit putih, hidung mancung, bibir tipis dan alis tebal, bola mata berwarna abu-abu dan tinggi yang bisa dibilang pas yaitu 185 cm.

Mengingat sekolah, aku jadi teringat akan perempuan yang selalu melihat ku dengan tatapan tajam membunuh seolah dia ingin berkata lewat tatapan nya itu bahwa dia memang tidak menyukai ku. Perempuan itu ku nilai sempurna. Kenapa?. Karena dia cantik, rambut cokelat nya yang panjang bergelombang selalu di gerai nya, kulit putih, dengan hidung kecil yang mancung, alis tebal dan kaki nya yang jenjang seolah menegaskan bahwa ia memang perempuan yang tinggi. Tinggi nya memang seperti model, 170cm. Bibir nya yang pink dan tipis itu memang terpahat sempurna di wajah nya. Namun aneh, dia selalu cuek akan penampilan nya.

"Leo, kamu gak sekolah? Ini udah setengah tujuh, kamu mau berangkat jam berapa?" Teriak Mike dari luar.

"Iya ini mau berangkat kak" jawab ku tak kalah teriak. Aku langsung menyambar tas lalu kunci mobil dan langsung berangkat sekolah.

Saat di jalan menuju sekolah, aku melihat perempuan dan laki-laki yang mungkin sedang panik. Lalu kuhampiri mereka.

[Ivanka]
"Tau gitu tadi mendingan dianter sama papa, sama kakak pasti aja ada sial nya" sungut ku.

"Lupa isi bensin ka, yaudahlah jangan marah-marah. Mau kakak cariin taxi aja biar kamu berangkat duluan ?" Jawab Davin kakak ku dengan lembut.

Davin gak pernah marah pada ku. Dia selalu lembut, penyayang dan juga perhatian. Karena jarak umur kami yang hanya beda setahun, banyak yang mengira bahwa kami pacaran, padahal mah kakak adik broooo wkwk.
Davin memang tampan, justru Sempurna? Ah tidak tau, pokok nya kakak ku yang ini sempurna, sangat tampan ! Hahaha.

"Ivankaa?" Tanya Davin sambil melambai-lambai kan tangan nya di depan wajahku.

"Aah iya, maaf aku ngelamun barusan. Gak usah lah kak, aku tetep bareng kaka aja" jawab ku melembut.

"Bener? Kamu gapapa kalau telat?" Tanya nya meyakin kan.

Sebelum aku menjawab ada sebuah mobil yang kuyakin pasti mahal menghampiri Aku dan Davin. Dia membuka kaca penumpang nya dannnnn..

Dia lagi?!!



Ini baru pertama kali nya aku nulis di wattpadd. Sorry ya kalau emang jelek, bantu aku ya hehe :)

Te QuieroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang