Two

77 8 0
                                    

[Ivanka]
Dia lagi ?!! Oh my gosh kenapa harus ketemu sama ni setan satu sih, benak ku.

"Oh Kak Davin? Kenapa kak mobil nya ?" Tanya nya masih di balik setir nya.

Dia kenal kakak ku?

"Habis bensin nih Dii, kamu mau ke sekolah?" Tanya Davin.

"I am. Kak Davin sama ?" Tanya nya sambil melirik ku dengan mimik bertanya.

"Ivanka" jawab ku cuek.

"Ya Ivanka, mau nebeng aja? Udah jam segini juga ntar telat. Mobil nya biar nanti aku yang urus. Gimana?" Tanya nya lagi dan lagi.

Hey apa maksudnya dengan "mobil nya aku yang urus" apa dia kira kita gak bisa ngurus nya hah ?!

"Kita nebeng aja ya Dii, boleh? Udah telat juga kan gak enak ini hari pertama" jawab Davin. Aku pun langsung melotot ke arah kakak ku dan hanya dibalas dengan senyuman.

"Of course. Sure please" kata nya.

Aku pun masuk dengan ogah-ogah an. Setelah sampai aku pun langsung turun tanpa bilang terimakasih terlebih dahulu. Emang dia pikir dia siapa mau banget diucapin terimakasih? Kan tadi dia sendiri yang menawar kan diri nya untuk mengantar kami, jadi tidak ada salah nya kan? Well i think it's true.

[Leo]
Setelah menawarkan tumpangan untuk Kak Davin dan perempuan yang selalu jutek kepada ku yang baru kutahu nama nya adalah Ivanka. Wow nama yang cantik untuk perempuan yang cantik, kata ku dalam hati.
Aku pun langsung mengemudikan mobil ku ke tujuan, sekolah.
Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur yang cukup panjang, well itu sangat membosankan. Setelah sampai, Ivanka turun paling pertama, aku hanya geleng-geleng dengan tingkah nya yang aku rasa, menyeramkan. Tatapan nya seolah membunuh dan mencekam.

"Dia memang begitu, sedikit kasar tapi fakta nya dia adalah seorang perempuan. Maaf kan adik ku Dii, jika sifatnya terlewat di ambang feminim, tapi kurasa itu daya tarik nya" kata Davin sedikit tertawa.

Aku pun tersenyum mendengar nya. "Sedikit aneh juga sih kak, dia selalu menatapku seolah dia membenci ku. Apa aku pernah berbuat kesalahan? Aku rasa tidak, well lupakan saja. Ayo turun kak, ntar telat" kata ku sambil melepaskan sabuk pengaman.

"Terimakasih dari ku dan Ivanka" kata nya sambil berlalu kedalam gedung sekolah.

Setelah itu aku langsung menuju mading sekolah untuk melihat daftar kelas baru ku. Kelas ku di 11 ipa 1, kelas unggulan. Seperti biasa selalu seperti itu dari SMP. Aku melihat-lihat daftar siswa siswi di kelas ku dan berhenti pada satu nama Ivanka Rassya Samydries. Aku sedikit tidak yakin dengan nama itu, tanpa memikir kan nya aku pun berlalu menuju kelas baru ku.

Sesampai nya di kelas baru lah aku percaya dengan nama itu, Ivanka. Dia berada di kelas yang sama dengan ku. Saat kelas 10 kami tidak sekelas, karena dia berada di 10 ipa 2 dana aku tetap dengan 10 ipa 1, kelas unggulan.
Aku memasuki kelas dengan santai, tapi Ivanka menatap ku seperti biasa, tajam. Aku membalas tatapan nya yang kuyakini tak kalah tajam, aku bingung dengan sikap perempuan ini.

[Ivanka]
Oww what the hell ! Ucapku dalam hati setelah melihat papan pengumuman di mading sekolah. Aku sekelas dengan si setan itu ! Aku masuk kedalam kelas dan mendapati sahabat ku yang duduk di tengah ruangan melambai pada ku, dia Fania.
Aku langsung menghampiri nya.

"Baby aku kangennnn" kata ku saat setelah menaruh kan tas ku di meja dan memeluk nya.

"Me too" jawab nya dan membalas pelukan ku.

"Apa kabar? Lumayan juga sebulan gak ketemu. Liburan kemana Fan?" Tanyaku.

"Okinawa, oleh-oleh nya ada di mobil ya, nanti pulang sekolah ambil oke? Males bawa-bawa ke kelas" kata nya.

"Keren kan Okinawa? Ke resort yang aku bilang waktu itu gak? Itu keren banget loh" tanya ku antusias.

"Kesana dong, bener keren bangettt. Pemandangan nyaaaa waaaa" kata nya heboh.

"Hahaha like i said, enak ya liburan nya sekeluarga?" Tanyaku.

"Yes, kamu gimana liburan nya ? Kemana nih liburan nya sang putri sekolah?" Tanya nya.

"Don't call me like that, i really don't like it" jawab ku. Sang putri sekolah? Ewhh aku bahkan tak menanggapi panggilan itu.

"Oke. Tell me" kata nya tak sabaran.
Sebelum aku ingin menjawab, tatapan Fania berubah menjadi kaku dan sedih, hey dia kenapa? Aku pun mengikuti arah tatapan nya dan si setan itu! Pantas saja. Aku pun melihat nya dengan tatapan ku yang seperti biasa nya, tajam. Tak kusangka dia membalas tatapan ku dengan tak kalah tajam, menyeramkan. Lalu dia duduk di kursi nya yang hanya berjarak dua kursi dibelakang meja ku dana Fania.

"Aku liburan ke Amrik lagi , tapi cuman sama Kak Davin. Menyedihkan ya?" Kata ku menjawab pertanyaan yang tadi.

"Your parent bussy again, right? Yang penting masih ada Kak Davin kan Kaa, aku malah mau banget punya kakak yang perhatian dan penyayang kayak Kak Davin, sayang nya aku anak tunggal sih ya" jawab nya dengan senyuman.

"Duh inget Kak Davin jadi inget tadi pagi, nyebelin deh Fan, masa dia kehabisan bensin dan kita jadi nebeng sama.." belum selesai aku bercerita, Pak Dedy guru sejarah yang sekarang juga menjadi wali kelas ku masuk. Yah pak belum selesai cerita nih.


Part 2 selesai. Duh aku gatau ini bertele-tele atau gimana, aku juga bingung gimana. Kalo ada typo juga maap aja yak wkwk.
Well comment dan kasih saran buat aku ya, butuh banget masukan dari kalian. Jangan lupa vote :))

Te QuieroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang