Bab 8
"Ceklek
"Assalamualaikum!"
"Haaa... Omoooooo, maaf maaf!"
Anisa dan Abbas segara melepaskan pelukannya saat melihat seorang wanita yang tak lain adalah Tiara.
"Hey mau kemana?" tanya Anisa saat melihat sahabatnya itu kembali keluar ruangan.
"Aku ganggu kalian yaa? Maaf!" Tiara memasang wajah sedih dan malu.
"Gapapa, masuk aja sini!" Sahut Anisa. Abbas malu bukan kepalang, ia tahu bahwa di depannya ini adalah sahabat Anisa yang selalu di ceritakannya.
"Maaf, Mas. Permisi!" Tiara berjalan dengan merengkuhkan tubuhnya di hadapan Abbas.
"Gapapa silahkan, kebetulan saya juga mau keluar ada urusan sebentar." tutur Abbas.
"Dek, Mas ke kantor dulu yaa sebentar. Disini kan ada Abang Saeef yang jagain kamu, kebetulan disini juga kan ada sahabat mu buat temenin kamu ngobrol."
"Iya, Mas, hati-hati!" Abbas hendak melenggang pergi.
"Mas?"
"Apa, Dek?"
"Ini?" Anisa menyodorkan tangannya meminta tangan Abbas untuk salam terlebih dahulu.
"Oh, iya."
"Hati-hati ya, Mas."
"Iya, Dek. Nanti jangan lupa di lanjutin lagi makannya. Kasian Ummi udah masakin dari tadi."
"Iya, Mas."
Anisa mengangguk, dan Abbas pun pergi dengan senyuman hangat yang di tinggalkannya.
"Anjaaayyyy!" Teriak Tiara seraya memukul pelan ranjang Anisa.
"Huusshhh... Jangan bicara kasar!" Tutur Anisa menempelkan telunjuknya di bibir.
"Oh iya, maaf, maaf. Gue cuman excited liat looo yang ternyata udah jadi istri aja. Omoooo, saat Lo curhat sama gue tentang pernikahan Lo. Sumpah gue mau pingsan rasanya!"
"Jangankan kamu, Ti, aku aja rasanya mau pingsan waktu itu. Petir serasa menyambar tubuhku saat itu. Gak nyangka emang, Kakakku sendiri harus jadi suamiku. Gak pernah terbayangkan."
"Terus-terus gimana?" Tiara menepuk-nepuk pundak tangan Anisa.
"Aaww... Kebiasaan nih anak," Protes Anisa.
"Hihi... Maap, maap, kebiasaan soalnya."
"Untung sayang." cicit Anisa.
"Uuuuuu tayangku." Tiara mencubit kecil pipi Anisa yang gemas. "Terus gimana, Nis, lanjutin dong!"
Anisa menceritakan semuanya pada Tiara. Di mulai dari Papanya tiba-tiba pingsan hingga akhirnya menyuruhnya menikah dengan Abbas.
"Omooo... So sweet banget sih kalian." Tiara terpukau sendiri.
"Kok so sweet sih, Ti. Justru aku gak mau, tapi karena itu permintaan Abi, jadi mau gak mau aku harus turutin."
"Kok gak mau sih, Nis. Lo bego yaa, Mas Abbas itu guantengnya kebangetan tau. Udah mah ganteng, sukses lagi. Aahhh, kalo gue jadi Lo, gue udah jingkrak duluan disana."
Anisa menggelengkan kepalanya, "Yaa bedalah, Titiiiii, segimana pun gantengnya Mas Abbas, aku udah nganggep dia bener-bener kaya kakak kandungku."
"Oh gitu yaa."
"Iya, Titiii Kamaalll."
"Nama gue Tiara, bukan Titi Kamal." Celetuk Tiara.
Tuk
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother is My Husband
RomansaAnisa terpaksa harus menikah dengan Kakak angkatnya karena keinginan sang Ayah di detik-detik terakhirnya. 19 tahun bersama di dalam satu rumah sebagai adik dan Kakak keduanya kini menjalin hubungan sebagai suami istri di tengah-tengah kecemburuan s...