Chapter 5

996 124 5
                                    

Beberapa Minggu kemudian....

"Seandainya saja waktu itu kamu tidak melakukan hal bejat itu, mungkin kita sekarang menjadi keluarga paling bahagia" ucap zean memandangi bingkai foto yang ada di meja kerjanya.

"Tapi sialnya waktu itu kamu memilih untuk melakukannya. Kamu tega meninggalkan anak kita demi laki-laki itu."

Karina Azalea dia adalah mantan istri Zeandra Alfarenza. Mereka bercerai karena wanita itu bermain di belakang, dan parahnya lagi selingkuhannya itu adalah musuh bebuyutannya zean.

'ternyata mas zean masih nyimpen foto sama mantan istrinya ya' batin Chika, ia segera menutup kembali pintu yang tadi sempat ia buka sedikit.

"Saya harap kamu bisa lebih bahagia hidup dengan laki-laki pilihanmu sendiri"

"Sekarang saya benar-benar akan melupakan kamu. Saya akan membuka lebaran baru bersama istri saya" ucap zean, ia mengeluarkan foto itu dari bingkainya lalu merobeknya dan membuangnya.

Zean membuka pintu kamarnya mencari keberadaan Chika. "Chika, kamu di mana?"

"Mbak, lihat istri saya ga?"

"Itu tadi non chika nya pergi den, ga tau ke mana"

"Makasih mbak" ia berlalu pergi.

"Ayah, Buna mana?" tanya Alvaro

"Ayah ga tau, kamu di rumah dulu ya sama mbak. Ayah mau cari Buna dulu"

"Oke ayah, harus sampe ketemu ya?"

"Iya"

Baru saja ingin mencari istrinya, tiba-tiba saja orang yang di cari  itu datang.

"Habis dari mana? Kenapa ga izin dulu sama saya?" tanya zean, Chika hanya melirik sekilas dan berlalu pergi masuk ke dalam kamarnya.

Zean segera menyusulnya. "Saya tanya kamu, kenapa ga di jawab?"

"Aku cape mas, pengen istirahat" ucap Chika menutup dirinya dengan selimut.

"Saya lagi bicara sama kamu, tolong di dengarkan" Zean menyingkap paksa selimut yang menutupi Chika.

"Mas, aku cuma pengen istirahat. Tolong jangan ganggu"

"Kamu lihat saya pegang foto tadi?" tanya zean

"Tolong jangan salah paham, Chika."

"Kamu masih sayang sama wanita itu?" tanya Chika

"Tidak, rasa sayang saya ke dia sudah habis."

"Saya sudah benar-benar melupakannya,"

"Kamu tenang saja, Chika. Rasa sayang saya, dan perasaan cinta saya sudah fokus pada dirimu"

"Sejak awal kita bertemu, saya sudah menaruh hati sama kamu."

"Kalo kamu udah cinta sama aku, kenapa masih taruh foto itu di meja kerja? Semangat kamu ada di dia ya?"

"Kamu ga bisa kerja tanpa lihat foto itu?" cecar Chika

"Saya sudah merobek dan membuang foto itu" ucap zean, Chika melirik zean tak ada tanda kebohongan di sana.

"Saya akan jadikan kamu sebagai pelabuhan terakhir saya, saya s-sayang sama kamu"

"Maaf mas, aku udah salah paham tadi" Chika menunduk merasa bersalah.

"Hei lihat saya" ucap zean, seketika Chika mendongak menatap suaminya.

"Tidak apa Chika, lain kali jangan langsung salah paham oke?"

"Untung saya cepat menjelaskannya, kalau tidak wah bisa-bisa saya tidur di luar" ucap zean, Chika melengkungkan bibirnya bersiap untuk menangis.

"Sini saya peluk" zean membawa Chika untuk ia dekap.

"Jangan nangis ya? Kamu jelek loh kalo kayak gitu" ia membelai rambut istrinya lembut.

"Ish aku ga jelek!" Chika memukul dada bidang zean.

"Aduh sakit, jangan pukul dada saya dong" ia menahan tangan Chika yang ingin memukulnya lagi.

"Ya lagian kamu ngeselin banget sih"

"Kamu tuh yang lebih jelek, wle"

"Iya saya jelek, tapi kamu suka kan sama saya?"

"Diem deh mas"

"Suka kan chik?"

"Gak"

"Masa sih? Suka kan?"

"Hm iya suka, puas?"

"Hahaha puas banget, kamu makin cantik" ia mengecup kening istrinya.

"Modus" ucap Chika

"Biarin sama istri sendiri juga"

Muach muach

"Mas udah deh, basah pipi aku nih"

"Hehe maaf-maaf habisnya kamu gemas banget sih"

"Gemas sih gemas tapi jangan kayak gini juga kali"

"Ya maaf, sekali lagi ya?"

Muach

"Mas!"

"Lari! selamatkan diri dari amukan Chika" zean berlari keluar menghindari amukan istrinya.

"Bener bener ya tuh duda, ada aja gebrakannya"

"Di luar aja kaku banget kayak kanebo kering, eh di rumah malah kayak bayi, dasar duda."

"Buna" teriak Alvaro dari luar kamar.

"Iya, sebentar"

"Kenapa teriak-teriak? Nanti ayah marah loh"

"Ayah kerasukan setan Buna!"

"Kerasukan? Kamu yang bener aja?, ayo kita samperin"

"Mas zean!"

"Kenapa Chika?"

"Udah sadar nih?" Chika menampar wajah suaminya.

"Aduh kamu kenapa nampar saya sih?"

"Owh berarti udah sadar, Itu tadi kata Alvaro kamu kerasukan"

"Iya, ayah kerasukan ya? Dari tadi main hp sambil senyum-senyum terus ih ngeri" ucap Alvaro

"Ayah lagi seneng bukan kerasukan Alvaro!"

"Apa yang kamu lihat?" Chika ingin merebut paksa ponsel yang ada di tangan zean.

"Saya ga lihat apa-apa"

"Sini ga handphone nya!" Chika berhasil merebutnya dari zean. Ia melihatnya seketika tersenyum tidak jelas.

"Tadi ayah sekarang Buna, ish kalian berdua kenapa sih ngeri banget, kerasukan juga kah?"

"Hahaha gapapa Al, kita ga kerasukan ko" ucap Chika

"Emang iya?"

"Iya Alvaro"

"Apa? Kamu tadi mau marah sama kan?"

"Ga jadi hehe"

"Hihi hihi" ejek zean

"Alvaro masuk ke kamar gih" ucap Chika

"Siap Buna"

"Kenapa di suruh masuk?"

"Gapapa" ucap Chika, tiba-tiba ia mencium bibir zean, singkat.

Muach

"Lariiii, hahahaha" Chika berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Chika kamu bikin saya salting!, tanggung jawab" zean berlari mengejar Chika.

"Kamu ya, ada-ada aja kelakuannya" ucap zean, saat berhasil meraih lengan Chika.

Zean segera menutup dan mengunci pintu kamarnya.

"Dih mau ngapain kamu mas, di kunci segala lagi" zean tersenyum kala Chika bertanya padanya.

Selanjutnya hanya mereka dan tuhan yang tau.

Karena hari ini, tambah umur.
Ayo kita double up

Mr. Duda Is My Husband [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang