Hei korang, aku Rimba, adiknya abang Beliung. Dan aku ni kawan dari abang Nova, yang punya adik Api dan Blaze.
Aku pulak sedang jalan - jalan, namun melihat abang Blizzard sedang memarahi Gamma. Dan aku sementara belum boleh ikut campur.
Adu mulut itu terlihat sangat hebat, setelah kak Blizzard pergi. Aku meng hampiri Gama, yang aku langsung di peluknya.
"Rim, abang Blizzard marah banget. Apa yang perlu kubuat?," Gamma meluk tubuhku erat, dengan senyum manis aku peluk dia.
Tangisannya berhenti, dia menatapku aneh. Apa ada yang aneh sama Rimba "Baumu bau mawar, lu pake parfum?,". sedangkan aku langsung cium badan sendiri, tapi aku malah nyium darah. Siapa yang luka coba?
'Rimba?, datanglah kemari,'.
'Ayo kemari putraku,'. Bersamaan dengan itu, bau darahnya tambah tajam. Siapa yang putramu hah!, suara misterius. Kueratkan pegangan pada bajuku
'Ayah bawain makanan spesial, pasti suka kan?. Ayo kembalilah,'. Tak terasa, aku seperti orang kesurupan. Dan berhasil membuat Gamma menangis lagi
"Rim, percaya deh. Hampir aja roh lu keluar dari tubuh, dan tidak jadi. Setelah kubacain surat al - alaq, hanya itu yang surat kuingat". Gamma terlihat lebih pucat, aku semakin meluk dia.
"Maaf Gamma, sampai buat kamu takut. Tapi apapun yang terjadi yang akan datang, aku percaya hubungan persahabatan ini lebih awet,". Aku tersenyum, dan Gamma juga ikut senyum.
"Nah air, kamu pasti haus kan?,". Gamma pun minum, lalu menatapku seperti minta bantuan.
"Temenin ke rumahnya kak Kristal, pasti dia tau cara apa untuk membujuk kak Blizzard,". Dia imut.
"Ayo aja, sudah lama tidak main ke sana,". Akhirnya kedua bocah itu, pergi ke arah rumah Kristal.
"Kami menunggu kedatanganmu,". Suara yang benar-benar Rimba muak, terdengar. Dingin, kejam, basah. Tak ada hal lain dari itu. Tapi Rimba diam tidak meladeni
Tidak terasa kami sampai di rumah Kak Kristal, entah mengapa Rimba merinding. Padahal suasananya itu sangat nyaman, aneh kan. Pasti kalian setuju
"Apa yang sedang kalian lakukan di sini?,". Tiba-tiba aja, kak Kristal udah didepan kami. Ada celemek gambar panci dan spatula di tangannya, dia sedang masak.
"Kak Blizzard marahin Gamma karena kesalahanku, dan untuk mem bujuknya. Lebih bagus pakai apa ya?,".
"Bentar ya Gam, masakan nanti gosong. Masuk aja dulu kalian berdua, aku nggak lama kok,". Kami berdua mengangguk nurut, toh emang pegel semua. Hawanya jadi turun drastis, namun muka Gamma biasa aja. Jadi ini itu apa?
"Rim, lu keliatan aneh banget hari ini. Kaya orang kebingungan,". Aku diam dong, hawa dingin semakin terasa.
"Aneh gimana sih Gam?, gue kan ngak lagi bertingkah,". Aku penasaran dong.
"Tadi baunya mawar sekarang bau melati, nggak mungkin lu ganti parfum kan?,". Gamma menatap dengan menuduh, tegang reaksiku jadi rileks. Kirain dia notis, jika hawa nya dingin kaya es dan bau darah dan daging yang aku endus ini.
"Seterah lu dah Gam, capek gue nanggapi elu. Yang paling utama gue hanya pake minyak telon, sampai umur segini,". Gamma menggeleng tidak percaya, dia teringat beberapa memori orang yang akan mati selalu memiliki aroma yang berbeda.
"Sepertinya aku terlambat menyadari,". Hawa dia keliatan mendung, apa yang terjadi?. Hati gue juga kaya nggak enak banget
"Ada 3 orang yang pernah gue ingat, saat seseorang akan mati mengeluar - kan aroma yang menyengat. Dan salah satu aroma ini kecium dari elu,". Sudah kuduga, gue hanya diam. Gamma itu entahlah, dia indigo namun dia orang istimewa yang nggak pernah dimintai tolong oleh arwah penasaran. Mungkin, karena keimanan dan ketaqwaan yang besar dari yang lain
Kristal tiba-tiba datang duduk di tengah - tengah kami, ya terpaksa aku geser sedikit.
"Apa yang kalian bicarain?, terlihat serius?. Makan dulu, sebelum adik - adikku balik dari sekolah,". Akhirnya kami makan bersama, tidak membuat kak Beliung khawatir. Aku mengirim - kan pesan, dan kak Beliung yang masih menyuruhku untuk berhati - hati.Seberkas kilas membuatku berteriak dengan histeris, aku menangis. Dan ditenangkan mereka berdua
"Tidak apa - apa Rimba, kami ada di sampingmu. Ayo tenang, ucapkan La ila ha illallah,". Aku tenang, bau darah yang kucium segera menghilang. Ber samaan dengan seberkas kilas yang seperti tertelan oleh bumi, mereka hilang dari ingatanku."Aku sudah lebih baik, terimakasih,". Ucapku yang benar-benar di beri teh hangat oleh kak Kristal, Gamma juga terlihat ketakutan. Kayanya dia habis melihat hal yang mengerikan, jadi nggak tega buat nanyain.
"Ada yang aneh dari warna jiwamu,".
Aku nggak ngerti ucapan kak Kristal."Baiklah, untuk ngebujuk Blizzard itu mudah. Ice cream dan makanan kesukaannya, Gamma,".
"Terima kasih bang, kebantu nih. Ayo Rim, kita beli ice cream,". Aku hanya tersenyum, tenagaku terkuras saat kejadian tadi.
Abang Kristal itu penengah dalam pertengkaran Bang Voltra dan Bang Beliung, harus ekstra sabar dengan tingkah laku Bang Nova dan Blizzard yang kadang bertengkar.
A/n: gimana kelanjutannya?. Mari tunggu kelanjutan dari cerita ini, yang bakalan lama up. Karena mikirin alur, dan kerasa horornya.