1

188 16 3
                                    

Di sebuah ruang VIP rumah sakit terdapat pasien bernama zuohang, ia sudah melewati masa kritisnya dan sekarang matanya mengerjap perlahan menyesuaikan cahaya dan pandangan pertama yang zuohang lihat adalah ruang putih dan seorang pria yang sedang memandanginya. Zuohang yang masih belum sadar sepenuhnya menatap balik pria itu dengan pandangan kosong sembari bergumam dalam hati sedangkan pikirannya jauh melayang.

●●

Disebuah ruang yang besar banyak orang menunggu namanya di panggil untuk terlahir ke alam dunia, termasuk zhou san yang sudah ada disini selama 75 tahun. zhou san meninggal diusia 16 tahun karena sakit. Dahulu zhou san hidup bersama ibunya dipinggiran kota semasa hidup zhou san adalah anak baik dan periang namun hidupnya cukup menyedihkan selain hidup dibawah garis kemiskinan banyak orang mencap dirinya sebagai anak yang suka cari perhatian dan pintar mengais rasa iba sehingga orang orang disekitarnya merasa cemburu dan membencinya bahkan tak jarang mereka juga menyakitinya.

Untungnya di alam setelah kematian ini zhou san merasa senang dan nyaman karna diperlakukan baik oleh orang orang disini. Zhou san juga mulai mendapat banyak teman seusianya tapi sayangnya satu per satu temannya sudah mulai menjalani kehidupan baru didunia sehingga membuatnya kesepian dan puncaknya kemarin zhou san melihat teman terakhirnya juga sudah terlahir kembali ke dunia membuat zhou san iri sekaligus sedih bukan main dengan penuh tekad zhou san berjanji pada dirinya sendiri untuk menghadap ke altar pemujaan setiap hari agar ia bisa terlahir kembali dengan cepat.

Di suatu hari setelah pemujaan selesai zhou san tak sengaja menemukan sebuah buku yang berisikan catatan takdir seseorang di salah satu bangku, ia membacanya dengan serius tanpa sadar seseorang menegurnya dari belakang.

"Sedang apa kamu?" tanyanya.

Zhou san menengok dengan kaget ke sumber suara, ternyata itu salah satu malaikat, buru buru zhou san menutup bukunya.

"Eeeuu.. aku hanya sedang membaca ini, aku kira ini buku novel,"

"Maafkan aku paman." cicit zhou san

"Baiklah. Ayoo sini kembalikan" tanpa ragu zhou san langsung mengembalikannya.

Hari-hari berlalu zhou san masih memikirkan pemilik buku takdir yang ia baca, kisahnya hampir mirip dengannya yang selalu dihina, dikucilkan, dipukuli bahkan diberi penghakiman yang keji oleh orang-orang di sekitarnya. Jujur zhou san menjadi cemas akan takdirnya nanti jadi setiap pemujaan ia selalu berdoa agar nasibnya baik dan menyenangkan.

Setelah selesai pemujaan hari ini mata zhou san menangkap sosok malaikat yang terakhir dia temui berjalan menghampirinya lalu duduk disampingnya. Zhou san dengan berani membuka obrolan dengannya.

"Ada apa paman?" tanya zhou san.

"Hei nak apa kau ingin pergi kedunia?" zhou san terdiam sebentar lalu mengangguk pelan.

"Maukah kau menggantikan pemilik takdir ini?" malaikat itu menyodorkan buku yang zhou san baca waktu itu.

"Pemilik ini sangat ingin mati membuatku pusing dan stres dia terus terusan melakukan percobaan bunuh diri padahal sudah jelas disitu tertulis kematiannya. Aku sudah mengeluh dan komplain pada penulis takdirnya tapi si penulis sialan itu malah menyuruhku bekerja sesuai jadwal yang berarti aku harus memulangkan ruhnya tiap kali dia sekarat kalau begini terus kerjaanku jadi tambah banyak aku benar benar sangat lelah kalau kamu saja menggantikan kehidupannya bagaimana?"

Pertanyaan itu membuat Zhou san kaget bukan main dan bingung harus menjawab apa karena di satu sisi ini kesempatannya kembali ke dunia tapi disisi lain ia juga takut karna harus menanggung rasa sakit pemilik takdir ini.

"akan kupikirkan nanti paman,"

"Hei nak aku menghampirimu sekarang bukan tanpa alasan.. kau tahu dari sekian banyak orang yang melakukan pemujaan disini kau salah satu orang terajin sekaligus orang yang paling optimis untuk terlahir ke dunia jika kau tidak mengambil kesempatan ini apa kau yakin dapat terlahir dengan cepat dan punya takdir yang bagus? bukankah kau juga ingin menemui seseorang? kudengar orang yang kau cari masih satu kota dengan pemilik takdir ini. Apa kau tak ingin menemuinya?"

Keyakinan zhou san mulai goyah ketika malaikat itu menyebut kata seseorang kini tatapannya berubah menjadi sendu.

"Tapi apa Tuhan memperbolehkannya?"

Mendengar respon zhou san malaikat disampingnya itu tersenyum binar, "Tentu saja boleh, ku jamin keberangkatanmu akan kuurus sampai kau menempati tubuh barumu. Kau cukup menyiapkan mental dan strategi saja untuk menghadapi kesulitan didunia. Bagaimana?"

Zhou san mengangguk setuju walau hatinya masih cemas tapi rasa bahagia juga hadir menyemangatinya.

●●

"Heii~"

"Zhuo Hang!" seruan pria itu langsung menyadarkan zhou san yang sudah berada di tubuh barunya.

"Tunggu sebentar gue panggil dokter dulu." Katanya

Melihat pria itu pergi zhou san baru sadar kalau pria itu yang akan menjadi kakak tirinya, Ding Cheng Xin. Yang zhou san tahu Ding chengxin adalah orang yang baik dan manis kecuali dengan zou hang dia sungguh acuh tapi zhou san tidak mau ambil pusing mengenai itu.

Tidak lama kemudian dokter datang bersama perawat dan chengxin dibelakangnya. Dokter itu mulai memeriksa kondisi 'fisik baru' zhou san dan menanyai beberapa pertanyaan yang zhou san sendiri tidak mengerti tapi sebisa mungkin zhou san menjawab dengan baik sembari mengingat jalan hidup pemilik aslinya, Zuo Hang.

"Semuanya sudah baik" terang dokter,

"Tetapi... sepertinya adikmu kehilangan beberapa ingatan untuk sementara waktu." Chengxin mengangguk mengerti. Karena sudah tidak ada kepentingan lagi rombongan dokter itupun pergi meninggalkan zhou san dan chengxin yang saling diam dan melakukan aktivitas masing masing.

Saat lagi asyik asyiknya melamun tiba-tiba tenggorakan zhou san merasa gatal ia melirik ke arah chengxin yang sedang bermain handphone di sofa pojok ruangan.

"Kak.." Cicit zuohang. Suaranya begitu lemah berulang kali zhou san berusaha memanggil kakaknya tetapi tak kunjung mendapat jawaban, zhou san menjadi kesal dengan sekuat tenaga ia meraih sesuatu dari nakas mejanya untuk dijatuhkan dan itu berhasil menarik perhatian kakaknya.

"Ada apa?" Tanya Chengxin dengan datar.

"Haus "

"Apa? bilang yang jelas gue ga denger" Ucap chengxin menatap zhou san malas.

Zhou san mendengus, ia kembali mengulang ucapannya dengan susah payah, "HA US! HAUS!" sembari meragakan orang minum dan kehausan. Ding Chengxin yang mengerti langsung berjalan kearah zhou san dan memberikan airnya.

Belum habis air yang zhou san minum ia sudah diperingati Chengxin, "Abis ini lo tidur aja, gue mau pergi kalo lo butuh sesuatu minta aja sama perawat disini atau tunggu gue balik." zhou san hanya bisa mengangguk.

'baguslah, aku juga benci melihatmu' serunya dalam hati.

Sekarang zhou san sudah mengganti namanya menjadi zouhang dan siap menjalankan takdir yang sudah tertulis dalam buku takdirnya.

To Be Continue

Jangan lupa vote dan comment ya guys

Kesempatan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang