7

48 6 2
                                    

Zuohang membuka matanya perlahan. Kepalanya masih terasa berat namun pandangannya tertuju ke wajah seseorang yang tidur di dekatnya, samar-samar zuohang merasa familiar dengan wajah itu.

"Zha..ng Ji..?"

Zuohang tersentak saat zhangji membuka mata dan memperlihatkan wajah dinginnya. Dengan seringai kecil, zhangji bangkit dan mendekatkan wajahnya ke arah zuohang. Jantung zuohang berdegup kencang melihat wajah zhangji yang begitu dekat rasanya seperti ada hinaan dari sorot matanya.

"Zuohang lain waktu ayo kita ulangi adegan semalam." ucapan zhangji membuat zuohang sedikit bingung.

"Gue pergi dulu. Makasih untuk semalam, ternyata tubuh lo enak juga."

Mata zuohang langsung melotot melihat zhangji berjalan dengan santai mengambil baju-baju yang berserakan dalam keadaan telanjang dan pergi begitu saja meninggalkan zuohang yang mulai menyadari sesuatu. Dengan napas tertahan zuohang buru-buru mengangkat selimut untuk memeriksa tubuhnya sendiri. Ketika zuohang benar-benar menyadari apa yang telah terjadi, rasa hancur melanda hatinya. Rasa jijik dan ketakutan membuat zuohang bergetar hebat, air matanya mulai mengalir tanpa henti, tangisannya pun pecah menjadi suara pilu yang menggema di ruangan yang kini terasa begitu sepi dan dingin.


Dalam tidurnya zuohang menangis. Tianrun yang tidak sengaja mendengar suara dari kamar kakaknya segera masuk untuk memeriksa. Saat tianrun menyalakan lampu, ia melihat zuohang gelisah dalam tidurnya. Wajahnya terlihat sangat pucat dan basah oleh keringat dan air mata.

Tianrun mencoba mendekat dan memanggil nama kakaknya namun tak ada tanggapan.

"Hang..."

Detik berikutnya, tiba-tiba napas zuohang tercekat seperti tidak bisa bernapas. Tianrun yang melihat itu menjadi sangat panik dan ketakutan.

"Kak Hang! Bangun, gue mohon!" Tianrun terus mengguncangkan tubuh zuohang lebih keras.

Beberapa saat kemudian, mata zuohang perlahan terbuka diiringi napasnya yang memburu. Ketika napasnya sudah lebih terkendali zuohang mulai menatap Tianrun sejenak dan langsung memeluknya erat.

Tangis zuohang kembali pecah dalam pelukan Tianrun, "Tianrun... gue takut.."  Tianrun tidak bisa berkata apa-apa hanya bisa memeluk zuohang lebih erat dan mengelusnya lembut.

Dalam dekapan tianrun, zuohang meratapi mimpi buruk yang baru saja ia alami. Zuohang tahu itu bukan sekadar mimpi—itu adalah kenangan paling pahit di hidup zuohang asli. Oleh karena itu, kejadian itu tidak tertulis dalam buku harian. Berharap semua yang terjadi hanyalah mimpi.

Alarm sudah berbunyi, zuohang membuka matanya dengan paksa. Rasa lelah masih terasa namun setidaknya sekarang zuohang sudah merasa lebih baik.

Ketika zuohang bangkit dari tempat tidurnya, zuohang tidak sengaja melihat tianrun yang sedang tertidur pulas di atas lantai dengan selimut tipis miliknya. Sebelumnya tianrun tidak pernah mau dekat dengan zuohang tapi tadi malam tianrun benar-benar menjadi penyelamat bagi zuohang.

Dengan perasaan bersalah, zuohang menghampiri tianrun yang tertidur lalu menyibak beberapa helai rambut yang menutupi wajah tianrun. Tianrun bergerak sedikit dalam tidurnya membuat senyum tipis mengembang di bibir zuohang. Sayangnya senyuman itu tidak bertahan lama. Pintu kamar tiba-tiba terbuka dengan kasar memecah keheningan. Zuohang mendongak kaget melihat sosok chengxin berdiri di ambang pintu dengan tatapan marah.

"Apa yang lo lakuin? Kenapa tianrun tidur di sini?!!"

Tianrun tiba-tiba terbangun karena suara keras mengganggu tidurnya, ia segera mengucek mata dan menatap bingung kearah zuohang dan chengxin.

"Kak? Ada apa?" tanya tianrun setengah sadar.

"Kenapa lo tidur di sini? Lo seharusnya tidur di kamar lo sendiri tianrun,"

"Semalam zuohang gak enak badan... Gue gak tega ninggalin dia sendirian. Makanya gue tidur di sini." Tianrun berusaha memberikan penjelasan tapi tampaknya chengxin tidak terlalu memperdulikan penjelasan tianrun.

"Balik ke kamar lo sekarang juga!" Tianrun mengangguk mendengar perintah chengxin. Tanpa menunggu lama Tianrun langsung pergi meninggalkan kedua kakaknya.

Begitu pintu tertutup, chengxin langsung mendekat dan menarik baju zuohang dengan kasar.

"Gue ingetin lagi, zuohang... Rasa sakit lo, lo tanggung sendiri! jangan pernah lo bawa tianrun ke dalam hidup lo yang  penuh masalah dan kesialan itu. Kalo kejadian serupa terulang lagi lo tau sendiri apa akibatnya!!"

"Lo ngerti, ga?!!!"

Teriakan chengxin membuat zuohang hanya bisa mengangguk cepat karena gugup. Tanpa berkata lagi, chengxin berbalik dan pergi meninggalkan zuohang yang terdiam.

"Akhirnya gue ngerti kenapa zuohang pengen banget buat mati."

Suasana pagi di sekolah seperti biasanya, zuohang berjalan di lorong sekolah bersama zhixin. Saat zuohang dan zhixin mendekati kelas tiba-tiba terdengar suara familiar bagi mereka berdua,

"Pagi, zhixin."

"Pagi, zuohang"

Zuohang yang malas berurusan dengan xinhao memilih mengabaikannya sedangkan zhixin mengikuti langkah zuohang tanpa mau menanggapi. Xinhao yang merasa diabaikan oleh keduanya menatap dengan tatapan penuh amarah terutama pada zuohang.

"Zuohang, lo bener-bener nantangin peringatan gue. Oke, kalo gitu kita lihat nanti, apa lo masih bisa bertahan setelah nerima 'hadiah' yang gue kasih."

-

Kali ini zuohang pulang sendirian lagi karena zhixin sedang sibuk latihan sedangkan junhao masih belum sembuh dari sakitnya.

Sepanjang perjalanan zuohang terus menundukkan kepalanya. Zuohang hanya ingin segera sampai di rumah untuk berisitirahat. Namun langkahnya terhenti saat seseorang dari arah berlawanan menabraknya. Awalnya zuohang tidak memperdulikan dan ingin berlalu tetapi tiba-tiba sebuah tangan mencengkeram lengannya dengan kuat. Refleks, Zuohang menoleh dan ketika ia melihat siapa yang mencengkeramnya, matanya langsung membelalak penuh kegelisahan.

"Lama gak ketemu yaa,"

"Zuo..hang~" Senyuman orang itu mengembang menyapa zuohang.

Zuohang menatap sosok itu dengan rasa takut. Tubuhnya sempat membeku melihat bahwa Zhangji lah orang yang mencengkeramnya, tetapi detik berikutnya zuohang berhasil menguasai dirinya sehingga ia bisa lepas dari cengkeraman zhangji. Dengan cepat zuohang berlari menjauhi zhangji tanpa berani menoleh ke belakang.


∘₊✧──────────────────✧₊∘

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesempatan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang