Kedekatan zuohang dan junhao semakin erat kali ini tawa dan ocehan Zuohang memenuhi ruang kelas yang mulai sepi karena ini adalah jam istirahat hanya ada beberapa anak saja yang masih sibuk dengan tugasnya termasuk zhixin. Zhixin yang melihat tawa zuohang merasa terpana karena tidak pernah melihat tawa itu namun ia harus menekan giginya melihat Junhao meniup mata zuohang yang kelilipan dengan gerakan ambigu.
Zuohang yang merasa jarak mereka sudah sangat dekat refleks mendorong junhao untuk menjauh, ia takut Junhao melihat rona merah di pipinya.
"Gue udah gapapa. Ayok lah kita ke kantin" zuohang kini berusaha menutupi salah tingkahnya Junhao yang melihat itu hanya tertawa kecil.
Melihat kepergian zuohang dan junhao membuat rasa iri dan tidak suka muncul di benak zhixin."Junhao bajingan, sejak zuohang hilang ingatan dia makin nempel ke zuohang. Pokoknya zuohang lo harus balik kaya dulu lagi"
-Bel pulang sudah berbunyi dari tadi, arloji zuohang sudah menunjukkan pukul 18.10
"Hang kayaknya kalo hari ini gue ga bisa gimana kalo besok aja?" Rencananya sepulang sekolah Junhao ingin menemani zuohang membeli sepatu tapi rencana itu harus gagal karena baru saja ibunya menelepon untuk menyuruhnya pulang cepat.
"pengennya sih gitu tapi gue mau usaha dulu nyari di toko offline deket sini siapa tau dapet kalo ga dapet baru besok lo temenin gue, gimana?"
Junhao mengangguk pasrah, "ya udah kalo itu mau lo, gue pulang duluan yak.. kalo butuh jemputan bilang gue , oke.." zuohang mengangguk malas, ia segera mendorong Junhao menjauh "cerewet!" keluhnya.
Zuohang berjalan menuju halte, bus yang ditunggu belum datang tanpa sengaja zuohang menemukan sosok Zhixin yang berdiri tak jauh di depannya, dia terus menatap punggung zhixin dengan penuh pertanyaan. Tidak lama busnya datang, zuohang yang malas berdesakkan menjadi orang yang paling terakhir masuk untungnya masih ada tempat kosong tapi tunggu.... itu di sebelah zhixin. Zuohang bingung tapi begitu melihat kode zhixin yang lembut akhirnya ia mau duduk di sebelah zhixin.
Zhixin bersorak dalam hati melihat zuohang duduk disampingnya selama perjalanan pun zhixin berusaha untuk curi-curi pandang ke zuohang. Sebenarnya zhixin ingin memulai percakapan tapi rasanya aneh karena zuohang yang sekarang sangat berbeda sikapnya seolah tidak mau dekat dengannya wajar seingatnya ia juga cukup acuh padanya. Zhixin hanya bisa melenguh kasar mengingat sikapnya dulu.
"andai saja aku melihat sisi dirimu yang ini sejak awal."
Bus tiba-tiba berhenti zuohang turun dengan cepat ia berjalan memasuki satu per satu toko sepatu yang ada di daerah sini namun hasilnya nihil dan ini adalah toko terakhir yang akan ia datangi jika di toko ini tidak ada mau tidak mau besok ia dan junhao akan mencarinya di daerah lain. Zuohang memasuki toko dengan santai ia berjalan mengitari seluruh rak yang ada di toko matanya berbinar tak kala melihat sepatu impiannya terpajang di ujung rak setengah berlari zuohang menghampiri rak tersebut tiba-tiba bahu lebar menghalangi pandangannya.
"Sorry ini punya gue soalnya gue duluan yang pegang" ucap Zhixin menunjukan wajah tengilnya.
Zuohang mendorong zhixin dengan kesal "Enak aja, selama lo belum bayar ya masih barang toko lah" ia mengambil paksa sepatu yang ada di tangan zhixin lalu berlari cepat menuju kasir.
"mas cepet mas saya mau bayar"
Zhixin yang melihat zuohang panik hanya terkikik geli dari kejauhan.
"ternyata menggemaskan juga saat marah."
Setelah pencarian sepatunya yang melelahkan zuohang mampir dulu ke kafe yang tak jauh dari halte bus. Zuohang duduk di pojok ruangan yang tak banyak orang berlalu lalang, ia menaruh semua barang yang sudah dibelinya dan mulai memainkan handphonenya. Zuohang begitu fokus pada pesan yang diterimanya hingga tak menyadari seseorang datang membawa paper bag yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Singkat
FanfictionZhou San, sebuah jiwa yang telah menunggu selama 75 tahun di alam baka untuk kesempatan dilahirkan kembali, tiba-tiba mendapatkan tawaran yang tak terduga. Ia diberi pilihan untuk melanjutkan hidup seorang anak bernama Zuohang. Namun, tawaran ini da...