5

91 12 0
                                    


Setelah sembuh dari sakitnya, zuohang kembali bersekolah namun kali ini berbeda, zuohang berangkat dengan zhixin menggunakan motor. Selama masa sakitnya, zuohang sudah memikirkan tentang kemajuan misinya yang tinggal beberapa bulan lagi. Misi pertama yang zuohang jalani adalah menjadi pacar zhixin. Itulah mengapa sekarang zuohang membiarkan zhixin mendekatinya.

Mengenai Junhao, Zuohang sudah membuat keputusan. Setelah banyak pertimbangan, ia memutuskan untuk tetap berteman dekat dengannya. Zuohang tahu perasaan junhao lebih dalam dari sekadar sahabat tetapi zuohang tidak ingin mengorbankan hubungan mereka. Keputusannya ini pun disampaikan dengan hati-hati dan junhao meski sedikit kecewa tetap menyetujui pilihan itu. Mereka sepakat untuk tetap berada di sisi satu sama lain, tanpa mengubah persahabatan yang telah mereka jalin selama ini.

Saat memasuki lingkungan sekolah, beberapa teman yang biasanya tak begitu peduli pada zuohang kini tak bisa menyembunyikan rasa heran mereka melihat keakraban zhixin pada zuohang.

Di antara tatapan-tatapan tersebut, ada xinhao yang menatap tajam ke arah Zuohang. Rasa tidak suka yang sebelumnya samar sekarang menjadi sangat jelas di wajahnya. Xinhao tak bisa melepaskan tatapannya, matanya menyiratkan kemarahan melihat bagaimana zuohang dan zhixin sekarang begitu dekat.

Ketika zuohang dan zhixin sampai di kelas, Junhao yang sudah datang terlebih dahulu menyambut zuohang seperti biasanya. Namun, ada satu hal yang zuohang bisa rasakan. Tatapan junhao, meskipun bersahabat pada zuohang tapi sangat berbeda pada zhixin.

"lo dah benar-benar sehat, kan, hang?" tanya junhao membuka obrolan nadanya terdengar santai.

"Iya, sekarang gue udah lebih baik," jawab zuohang.

Junhao menoleh ke arah zhixin, "Jadi, lo sekarang jemput zuohang tiap hari?"

Zhixin yang tidak ingin memicu pertengkaran hanya menjawab singkat, "Kebetulan aja. Tadi gue lewat rumahnya."

Tak lama kelas dimulai meredam kecanggungan diantara mereka bertiga.


Bel istirahat berbunyi, menandakan waktu untuk melepaskan penat sejenak. Zhixin segera berdiri dari tempat duduknya dan dengan cepat menghampiri zuohang yang masih membereskan bukunya. "Hang, yuk ke kantin bareng," kata zhixin sambil tersenyum.

Zuohang mengangguk tapi sebelum berdiri ia melirik ke arah Junhao yang sedang bersiap-siap di mejanya. Tanpa berpikir panjang, zuohang langsung mengajaknya. "Hao, ke kantin yuk."

Junhao yang mendengar itu tersenyum dan mulai berdiri. Namun, senyum zhixin langsung memudar. Tatapannya berubah tajam saat melihat junhao bergerak mendekat. Tidak suka dengan situasi ini, zhixin menahan perasaannya dan berbicara dengan nada dingin.

"Hao, kali ini lo ke kantinnya sama yang lain aja gih, gue pengen ngobrol berdua sama zuohang," kata zhixin. Jelas ada rasa tidak senang di sana.

Junhao berhenti di tempat, lalu menatap zuohang seolah bertanya-tanya apakah ia harus menuruti perintah itu atau tidak. Suasana menjadi sedikit canggung, tapi zuohang tidak membiarkan keadaan seperti ini.

"mending kita bareng aja, kan lebih seru," zuohang menarik tangan zhixin dan junhao bersamaan. Meskipun zuohang tahu maksud zhixin, ia juga tidak ingin merusak persahabatannya dengan junhao. Zuohang berusaha bersikap netral dan adil pada situasi ini.


Saat tiba di kantin, mereka bertiga duduk di meja yang sedikit tersembunyi di sudut kantin, menyantap makanan yang sudah mereka ambil. Ketiganya tidak banyak bicara hanya suara dentingan sendok dan garpu yang sesekali terdengar. Tiba-tiba, xinhao muncul dari keramaian kantin berjalan santai dan tanpa banyak basa-basi langsung duduk di samping zhixin. "Eh, gue ikutan yaa?" xinhao tersenyum lebar. Mendengar suara xinhao, zuohang jadi teringat peringatan Ma Jiaqi padanya. Tubuhnya mendadak tegang.

Kesempatan SingkatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang