BAB 05

227 44 2
                                    

Argito tiba di kantin fakultas hukum sambil menunggu Ollan yang sedang menjemput pacarnya di fakultas tersebut. Argito berjalan sambil mengamati sekeliling, mencari tempat duduk yang nyaman. Saat matanya tertuju pada sudut kantin, ia melihat Cornelia duduk sendirian.

Argito mendekat, merasa ada sesuatu yang tidak beres. "Cornelia?" sapanya pelan.

Cornelia mendongak dan melihat Argito berdiri di depannya. "Argito? Duduk, Ar"

"Lo gak ada kelas?" tanya Argito sambil duduk di kursi depan Cornelia.

"Baru aja selesai. Lo ngapain ke sini?"

"Nunggu Ollan jemput pacarnya"

Sementara di belakang mereka, ada Ollan dan kekasihnya yang memperhatikan keduanya tengah mengobrol dengan canda tawa. Seseorang di sebelah Ollan mencubit lengan kirinya.

"Kok di cubit, Ay?" Ollan mengusap lengannya yang terasa panas. Bisa di bilang cukup lumayan sakit juga cubitan dari kekasihnya ini.

"Itu bukannya temen kamu, Ay? Siapa namanya? Ar... Ar siapa sih? Arigato?" ucap kekasih Ollan sambil mengingat-ingat sahabat dekat pacarnya.

"Arigato? Gozaimasu" canda Ollan.

Jika tadi di cubit, sekarang lengan Ollan di tampar sang pacar dengan tangan ringannya. Ollan bukannya marah malah ketawa. Memang dasar anaknya iseng aja sih si Ollan ini.

"Argito, Ay. Bukan Arigato" koreksi Ollan.

"Ah, iya aku baru ingat" ucapnya dengan cengiran lebar. Rasanya Ollan ingin mencubit gemas pipi pujaan hatinya ini. "Kita samperin mereka yuk"

Ketika Ollan dan kekasihnya datang, obrolan antara Argito dan Cornelia berhenti. Pacar Ollan mengamati dengan serius wajah seseorang di depan Argito. Merasa familiar. Sepertinya mereka sering bertemu.

"Bentar. Gue kok ngerasa gak asing ya sama lo? Lo anak hukum juga?" Cornelia yang ditanya mengangguk.

"Siapa nama lo? Gue Jessica"

"Cornelia"

Saat Cornelia dan Jessica berjabat tangan, Jessica menyadari sesuatu. "Astaga, lo anak kelas gue kan? Kita sering satu kelompok di beberapa mata kuliah"

Cornelia tersenyum, akhirnya menyadari kenapa wajah Jessica tampak familiar. "Oh iya! Gue inget sekarang. Kita pernah satu kelompok di mata kuliah Hukum Perdata"

Jessica tertawa kecil. "Iya, bener. Pantesan wajah lo gak asing"

Argito tersenyum melihat interaksi mereka. "Wah, dunia sempit ya. Ternyata lo sama Jessica sekelas"

Jessica menatap Argito dengan senyum. "Lo apa kabar, Ar? Udah lama gak ketemu"

"Baik, Jess. Lo sendiri gimana?"

Jessica mengangguk. "Baik juga. Eh, kalian udah makan siang belum? Gimana kalau kita makan bareng?"

"Boleh banget. Gue juga lagi lapar" sahut Argito.

Ollan menarik kerah kemeja bagian belakang yang Argito pakai. "Temenin gue pesen makanan"

"Jangan di tarik anjir" ucap Argito menggeplak tangan Ollan yang belum juga melepaskan tarikan di kerah kemejanya.

Sepeninggalan kedua laki-laki itu, Jessica menempati kursi kosong di sisi kanan Cornelia. Ia memandang Cornelia dengan penuh minat sebelum bertanya, "Lo sama Argito pacaran ya?"

Cornelia tersentak mendengar pertanyaan itu dan segera menggeleng. "Enggak, kita cuma teman kok"

"Oh, gitu. Gue pikir kalian pacaran. Tapi, sayang banget ya, soalnya Argito itu cowok yang baik banget. Dan lo juga kelihatan cocok sama dia"

TaruhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang