Mimpi

225 24 4
                                    

Rak terbangun dari tidurnya, termenung dan terdiam beberapa saat, memperhatikan dan menelisik tempat dirinya berada sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rak terbangun dari tidurnya, termenung dan terdiam beberapa saat, memperhatikan dan menelisik tempat dirinya berada sekarang.

Tempat itu sangat gelap namun ada sedikit warna merah redup, rak berjalan mencoba mencari jalan keluar dan memanggil- manggil seseorang tapi ada yang menyahut.

Rak terus berjalan, keringat dingin membasahi wajah dan juga tangannya. Ia sangat ketakutan, terus berteriak meminta tolong namun tak ada siapapun di sini.

Suara langkah seseorang terdengar mendekat ke arahnya namun sangat aneh karena orang itu seperti berjalan di atas genangan air. Rak yang tadinya sedang berjongkok sambil memeluk dirinya ketakutan mulai membuka matanya perlahan.

Tak ada seorang pun di sana tapi rak masih bisa mendengar langkah itu yang semakin dekat ke arahnya.

"Apa ada orang di sana?." Panggil rak, bukannya menyahut malahan orang itu menghilang. Suara langkah kaki itu juga sudah tidak ikut menghilang membuat rak semakin ketakutan.

Rak
Rak
Sayang

Samar-samar rak mendengar suara seseorang yang tengah memanggil- manggil namanya dengan nada khawatir. Rak menolehkan kepalanya ke atas, memutar-mutar tubuhnya mencari sumber suara.

Suara itu semakin keras, tubuh rak perlahan kehilangan keseimbangan dan kini dirinya berada di dalam air. Ia tak bisa berenang dan terus bergerak panik meminta bantuan.

"Rak, bangun sayang." Panggil sang ibu yang khawatir, suaminya juga ikut membangunkan rak yang masih terus mengigau.

Rak terbangun dengan tergesa-gesa, seluruh tubuhnya di penuhi oleh keringat dingin, napasnya sangat kacau. Vanya menyodorkan dan membantu putranya itu minum agar lebih tenang.

"Mimpi buruk?." Rak mengangguk menanggapi pertanyaan ayahnya dan ayahnya hanya tersenyum begitupun dengan ibunya.

"Tidur lagi ya? Ibu temenin sampai kamu tidur." Rak menurut, perlahan memejamkan matanya kembali dan membalas pelukan sang ibu.

Ayahnya kembali ke kamar untuk beristirahat karena pria itu baru saja pulang dari kantornya karena banyak pekerjaan yang harus di selesaikan.

Rak merasa bersalah karena membangunkan keduanya padahal ini baru jam 3 subuh.

"Rak minta maaf karena merepotkan ibu, membuat ibu dan ayah harus bangun di jam segini lagi." Vanya hanya terkekeh menanggapi ucapan putranya, tangannya terus mengusap rambut rak sesekali menepuk- nepuknya pelan.

"Ibu sama ayah ngga pernah sedikitpun merasa kalau rak itu merepotkan, rak anak ibu satu-satunya. Ibu menyayangi mu bahkan melebihi diri ibu sendiri, jadi jangan mengatakan hal-hal seperti itu lagi," ucap Vanya

Rak yang mendengar itu terharu dan semakin mengeratkan pelukannya pada Vanya. Ia sangat bahagia saat ini, ia tidak menyangka kehidupannya akan berubah total dan kedua orangtuanya kembali bersama dengan bahagia.

SkyRakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang