•|•. .... .
"Kenapa lo jadi gini sih, rel?!" Marah seorang laki-laki yang lumayan bertubuh atlestis. "Mau lo apa bangsat!?" Ucapnya lagi.
"Mau gua? Memangnya bakal lo turutin? Enggakan? Ck ck ares ares... hahaha, lo itu dibodohi res".Laki-laki tersebut lantas menggeram marah dan memukuli lawan bicaranya habis habisan, "Laki-laki ga punya tanggung jawab lo anjing! Kalau sampe dia nyerah buat hidup, jangan harap keluarga lo hidup tenang." Marah laki-laki itu.
"Hahaha, kaka lo cukup mudah untuk dibodohi res, sama seperti adiknya ini." Remeh pria itu sambil tersenyum smirk.
"Bajingan! mati lo sialan jangan harap anak istri lo itu hidup tenang setelah kepala keluarganya ini melakukan kelakuan bejat bahkan kotor ke perempuan lain, sekalipun kita pernah berteman! " Ucap laki-laki tersebut dengan emosi yang mendidih.
"Gua cuma disuruh, sialan! " Teriak pria yang sudah setengah sadar itu, "Maksud lo apa bangsat, disuruh siapa hah?!, JAWAB, BAJINGAN!" Emosi laki-laki tersebut.
"G-gua disuruh seorang pria yang pasti lo kenal dan akrab, gua yakin hanya dengan 1 kalimat saja, lo bisa tau pria itu siapa".
"Kepala keluarga ADVAKA" Ucap pria itu sebelum kehilangan kesadaran.
Dirasa sudah cukup, laki-laki itu meninggalkan pria tersebut dalam keadaan diikat dan menumpahkan sebuah bensin disekitar area kursi yang ia pakai untuk mengikat pria tersebut. "Gua harap lo mati, rel".
Pria yang ia pukuli tadi sudah tidak sadarkan diri atau mungkin sudah mati? entahlah.
Ia meninggalkan pria itu sendiri di gedung terbengkalai dan membakar habis gedung itu, "Maafin gua rel, lo pantas mati, gua gaakan biarin orang yang udah nyakitin perempuan yang gua sayang itu hidup tenang, maaf " Ucap laki-laki itu sambil tersenyum miris.
"Keluarga lo harus tahu ini semua, rel, maafin perilaku bejat keluarga gua, gua juga harus bilang kalo lo ngehamilin perempuan lain disaat lo sudah memiliki status berkeluarga". Lirih laki-laki itu sambil menahan tangis.
"Lo juga bodoh, rel, kenapa diterima, rel? Kenapa?".
"Maaf, rel, maaf".
"Bagaimanapun juga, lo pernah jadi temen gua, tapi kenapa semua harus lo sia-siain, rel?" Lirih laki-laki itu untuk yang kedua kalinya.
"Gua bakal balas apa yang sudah pria bejat itu lakukan ke keluarga lo dan terutama ke kaka gua". Ucap lelaki itu sambil menatap gedung yang sudah mulai terbakar habis.
" Meskipun pria bejat itu ayah kandung gua sekaligus." Batin laki-laki itu.
"Ares minta maaf, kak, ares sayang kaka." Ucap laki-laki itu dalam hati dengan matanya yang mulai memerah dan berkaca kaca.
Sambil mengendarai motor sportnya diatas kecepatan normal, dibalik helm full facenya itu, matanya mulai memerah, tenggorokannya tercekat, urat-urat dari leher ke dahinya yang mulai muncul, yang terlihat sedang menahan amarah, emosi dan tangis.
----------------------
Setelah sampai ketempat yang ia tuju, ia melangkahkan kakinya dengan tegas kedalam tempat itu dengan amarah dan emosi yang meluap luap, jangan lupakan sorot matanya yang tajam bagaikan elang yang akan menerkam mangsanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Demon's [Hiatus]
Teen Fiction"Janji itu akan aku jadikan tujuan hidupku, dan menepatinya sampai akhir". -Ghavares Christian Advaka. "Berada disisinya, selamanya". -Sheanara Chrystalie Advaka. "Peranku hanya peran bantuan, baginya". -Veroska Yudhistira Adhitama. "Kejahatan ha...