Dos

17 1 0
                                    



•|•

Langit yang sudah mulai setengah gelap, namun juga masih setengah terang, matahari hari yang akan terbenam, namun tidak membuat Ares masuk kedalam rumah, ia masih duduk diayunan belakang rumahnya.

"Mah, Ares kangen sama mama, mama apa kabar disana? Mah... Disini banyak yang mau berniat jahat sama ka shea, Ares takut mah" Batin Ares sambil menatap langit yang masih setengah terang.

"Semuanya berubah semenjak mama pergi, papa, pria itu jadi bejat mah" Lirih Ares didalam hatinya.

"Ares janji bakal jagain ka shea sebisa Ares, Ares juga bakal terus cari dalang dibalik kematian mama, sesuai pesan mama ke Ares, Ares akan terus jaga ka shea selama Ares sanggup dan masih hidup."

"Bantu jagain ka shea dari atas sana ya mah, bantu cari petunjuk buat Ares juga, Ares dan ka shea kangen mama... " Batin Ares terus berbicara.

Drett Drett Drett

Getaran yang berasal dari ponsel Ares kini berhasil membuyarkan lamunannya.

Melihat nama kontak yang tertera jelas di ponselnya, lantas ia langsung mengangkatnya.

"Ya, halo" Ucapnya datar.

"..........."

"APA?! BODOH! KITA HARUS GERAK CEPAT!" Bentak Ares kepada orang yang menghubunginya.

"............"

"SAYA KASIH WAKTU 4 HARI UNTUK MENCARI SEMUA DATA SAMPAI KE AKAR AKARNYA!" Perintah Ares kepada orang yang menelfon disebrang sana.

".........."

"Retas semua info yang ada, malam ini langsung dilakukan!" Lanjutnya memerintah.

"Baik, perintah dimengerti!" Ucap orang disebrang telfon sana.

"TELAT DARI WAKTU YANG SAYA KASIH, SATU JARI KALIAN TARUHANNYA!" Ancam Ares ditelfon.

"Siap, tuan, dimengerti!"

"Saya percayakan ini ke kalian" Ucap Ares.

Tutt Tutt

"Sial" Gumam Ares.

Wajah laki-laki itu sekarang memerah, tangannya mengepal, rasanya ingin sekali menonjok orang-orang yang menurutnya bejat.

Dugh

Ia melampiaskan kekesalannya dengan memukul dinding.

Setelah dirasa emosinya sudah bisa terkontrol dan mulai mereda, ia kembali duduk ditempat sebelumnya.

"Benar-benar gila pria itu kurasa" Gumamnya.

Ia bangun dari duduknya, ia langsung meninggalkan halaman belakang dan masuk kerumah karna dirasa langit yang mulai gelap.

----------------------

"Abis darimana, Ian? Kaka nyariin juga" Ucap Sheana yang berada di ruang tv.

"Dihalaman belakang cuma nyantai aja, abis ngasih makan si goofy" Balas Ares.

"Kenapa nyariin? Kangen ya" Ledek Ares sambil menaikturunkan kedua alisnya.

"Dih, kepedean" Ucap Sheana.

"Ya terus ada apa, tuan putri" Tanya Ares sambil tersenyum.

"Gapapa" Jawab Sheana.

"Untung sayang" Batin Ares.

Guardian Demon's [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang