4/20

247 77 19
                                    

SamePerson-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SamePerson-

"What the f-"

Nadine menggantungkan ucapannya, entah ia harus bereaksi seperti apa.

Namun lihat saja, ia baru mendapat notifikasi pesan dari Bunga mengatakan jika dirinya tidak bisa mengantar untuk membeli buku seperti janji dia semalam.

Padahal malam tadi setuju-setuju aja, giliran udah siap malah dibatalkan dengan alasan ia akan pergi bersama kekasihnya.

"Taik lukh !!" geram Nadine mengirim pesan suara.

Terus? Masa iya harus sendiri ke toko buku? Mana berani. Pokoknya kemanapun Nadine pergi harus di temani entah dengan siapapun.

Dan lagi nada dering pesan WA muncul. Ia membacanya melalui kolom notifikasi.

"Aku udah didepan rumah, kamu udah selesai makeup nya?" nomor tak dikenal.

Dahinya mengernyit, "Siapa sih ini dari semalam nge chat sekarang juga" Bodo amat Nadine mengacuhkan pesan itu.

Malas, ia badmood. Sudah siap tinggal pergi berangkat malah tidak jadi. Tapi mau gimana pun juga ia harus pergi ke toko buku. Mencari novel yang baru di rilis kemarin, yang jelas ia harus dapat novel itu sebelum kehabisan!!

Ponsel berdering, kali ini notifikasi dari panggilan telepon.

"Haloo Aruna. Aku udah dibawah" suara berat di sebrang sana.

Nadine bergumam "Aruna?"

"Ini siapa?" bertanya untuk memastikan.

Masa iya baru sehari bertemu Aletha sudah lupa dengan suara yang menurutnya menyebalkan itu.

"Pacar kamu" sahut Aletha sedikit terkekeh.

Merasa panggilan dari orang iseng, ia langsung menekan tombol merah itu "GAJELAS" gerutunya.

Masih pagi tapi ia sudah bertemu dengan orang-orang yang gak jelas, nambah badmood saja.

"Ya Tuhan, kenapa sih masih pagi semua orang gajelas" katanya gusar.

Dan ponsel kembali berdering, Nadine kembali acuhkan itu hanya menatap saja dengan wajah yang sama sekali tak minat.

Ia rebahkan tubuhnya sejenak terlentang. Menatap langit-langit kamar yang dicat berwarna biru putih layaknya langit di pagi hari yang cerah.

Hingga ia melamun, masih ingat mimpinya semalam. Saat seseorang memeluknya dari belakang, berbincang dengannya perihal langit malam dan seisinya. Yang menambah kehangatan dikesendiriannya.

Dan, siapa orang itu? yang telah lancang masuk dalam mimpinya tanpa permisi.

Lagi-lagi ponselnya berdering untuk ke lima kalinya. Mau tak mau dirinya harus mengangkat panggilan itu.

sαmє pєrsσn! | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang