7/20

166 37 33
                                    

SamePerson-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SamePerson-

Gadis dengan perawakan jangkung tengah berdiam diri tepat didepan gedung kepala sekolah. Lirikan serta postur tubuhnya dengan hati-hati memperhatikan sekitar.

Dikeadaan hujan lebat ini kemungkinan tidak akan ada orang yang berlalu lalang sekedar melewati gedung tua tertutup oleh pohon besar.

Ia melangkah mulai memasukki ruangan yang tentu tidak diperbolehkan siswa untuk masuk.

Di sisi lain kini Nadine tengah berhadapan dengan Alanza, beberapa pasang mata tengah menonton keduanya yang beradu argumen.

Hanya karena es jeruk Nadine tak sengaja tumpah mengenai sepatu yang dikenakan Alanza berujung jadi ricuh sekarang.

"Apa-apaan si lo main narik-narik tangan Nadine, Lepasin gak ?!!"

Dengan perasaan jengkel Bunga cepat menjauhkan pegangan keras Alanza yang ada pada lengan Nadine.

"Temen gue udah minta maaf, lo kenapa masih kasar sih?"

Yang ditanya langsung menaikkan kakinya ke atas, "Lo galiat sepatu gue jadi basah kayak gini karena ulah temen lo itu?-

"Lagian kata maaf doang belum tentu bisa nyelesain masalah" seringaian tercetak jelas diujung bibirnya.

"Ya terus lo maunya apa?"

"Mau ribut kita?!!"

Lengan bagian kanan Bunga ditarik pelan seseorang dibelakang, ia jadi melirik pada Nadine yang menggeleng padanya. Pun Alanza yang kini semakin mendekat maju berhadapan dengannya.

"Buka sepatu gue abis tuh cuci, gada penolakan gue benci sama orang tukang nolak"

Jelas permintaan nya membuat Bunga bertepuk tangan sembari tertawa "Lu pikir lu siapa?"

"Anak Walikota lu? Anak gubernur lu?"

Bunga semakin menantang melipat kedua tangannya didada.

"Hahaha ternyata ada ya orang yang gatau gue disini anak siapa?" tak ingin kalah Alanza ikut tertawa keras.

"Gue anak do-

Suara dari speaker lantang tanda bel istirahat telah selesai. Kalimat yang akan diucapkan Alanza mengudara, orang itu langsung berlari menyuruh rekannya untuk mengikuti.

"Idih pea lu malah kabur" seru Bunga menatap jengkel kepergian si pembawa onar.

Tarikan tangan yang dilakukan Alanza tadi memang tak main-main. Lengan Nadine kini menimbulkan guratan merah yang membuat Bunga nampak khawatir.

"Kita ke uks dulu nanti aku izin ke Pak Rahmat biar kamu istirahat yaa"

Nadien menggeleng pelan, "Aku gapapa Bunga, ayo kita ke kelas" tolaknya halus.

"Tapi-

"Udah ayo, keburu Pak Rahmat masuk nanti"

---

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

sαmє pєrsσn! | BbangsazTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang