13. Old fairytale

31 4 0
                                    


//This is the story of the beginning of Zhao's meeting with Hayden//

(Yang diceritain sama mama)

Surya kini berada pada puncaknya namun hal itu tidak menghentikan langkah seorang remaja untuk segera menuju padang bunga dimana saat ini musim semi sedang berlangsung. Langkahnya begitu riang disertai senyuman manis yang tercetak jelas pada wajah tampannya karena tidak sabar untuk bertemu sosok lama yang tidak pernah ia jumpai lagi.

"Bunda ratu"

"Hayden? Sudah berapa kali kukatakan bahwa aku bukan ratu lagi" Hayden mendekat tanpa mempedulikan perkataan tersebut dan duduk di samping sosok itu. "Sampai kapanpun anda tetap salah satu ratu di negeri ini" sosok itu tertawa kecil mendengar apa yang di katakan hayden, karena sejujurnya ia menolak akan hal itu. "Meski tidak memiliki rakyat sekalipun?" Helaan nafas hanya menjadi jawaban dari pertanyaan tersebut dan memilih untuk melihat hamparan bunga yang di hiasi kupu-kupu di sekitarnya.

"Anda adalah pemimpin yang hebat" Bunda ratu menoleh kearah Hayden seakan menunggu kata lanjutan yang akan diucapkannya. "Mengorbankan diri demi melindungi seluruh rakyat merupakan tindakan yang hebat bukan?"

"Meski akhirnya harus dibuang?" Tidak tahu lagi apa yang harus dikatakan karena ini suatu kenyataan. Sebenarnya tidak dibuang juga, kata itu kurang pas untuk menggambarkan situasi kala itu.

"Itu bukan kata yang benar meski kenyataan begitu, tapi saya yakin mereka akan menyesal mengetahui yang sebenarnya"

"Aku harap. Tapi tahu sesuatu Hayden, tentang para demon yang kini sedang berulah di dunia immortal?" Berita ini sudah tersebar di seluruh penjuru dunia immortal hanya saja Hayden baru mengetahui hari ini. Kemungkinan karena Hayden tinggal berbeda dunia dengan lainnya.

"Para demon, bukannya sudah punah?"

"Kamu harus membaca sejarah lagi Hayden, para demon tidak punah mereka ada namun tinggal di belahan bawah dunia immortal"

"Dunia bawah?"

"Tepatnya penjara bawah" tempat itu dijaga dengan ketat oleh dunia atas (para dewa) tapi mengapa bisa mereka berada di dunia tengah (immortal)? Ini seperti firasat beberapa hari lalu ketika ia mencoba berada dekat dengan gerbang dunia immortal. Dimana aura hitam terpancar kuat disana juga perasaan tidak nyaman ketika berada di pintu gerbang, jika benar seperti yang ia pikirkan maka...

"Peperangan akan dimulai Hayden"

Tidak lagi...

"Kamu akan menjadi bagian penting dari perang tersebut" Hayden menatap langsung mata sang bunda ratu yang telah berubah menjadi putih kebiruan dengan lambang cantik di dahinya. Bunda ratu menggunakan kekuatannya untuk melihat bagaimana alur kedepannya dan ini bukan pertanda baik.

"Bunda ratu hentikan"

"Kamu harus bisa mengendalikan diri agar pedangmu tidak salah dalam menebas makhluk" semilir angin yang sejuk membuat Hayden sedikit was-was karena ia tahu jika bunda ratu tetap menggunakan kekuatannya maka kemungkinan makhluk lain atau para demon tahu lokasinya. Ini buruk.

"Jangan biarkan hausmu mendominasi, karena itu berarti kamu di pihak mereka meski benar kamu adalah makhluk bagian dari demon tapi aku percaya kamu akan fokus pada tujuanmu" semakin lama Hayden merasa cemas karena angin disekitarnya mulai berhembus kencang tanpa mempedulikan sekitar.

"Bunda ratu berhenti menggunakan kekuatanmu atau para demon akan datang menyergap kita!"

"Karena kamu adalah pemimpinnya" Angin terus berhembus kencang menerbangkan apapun yang ada disekitarnya bahkan kini Hayden mengeluarkan kekuatannya untuk menahan kekuatan Bunda ratu.

"BUNDA!"

Angin disekitar berhenti dan keadaan kembali normal begitupun sang bunda ratu yang mana bisa dilihat dari tatapan dan warna mata sudah kembali seperti semula begitu juga lambang yang hilang dalam sekejap. Hayden merasa lega dengan ini karena akhirnya semua ini berhenti dan untung saja lokasi jauh dari gerbang immortal sedikit tenang karena para demon tidak akan mengetahuinya tapi tunggu siapa yang memanggil bunda?

Anak kecil beranjak remaja itu berlari menuju kearah bundanya tanpa peduli remaja laki-laki disamping sang bunda dan memeluk erat sang bunda karena khawatir tentang perbuatan bunda sesaat.

"Bunda udah dibilang jangan gunain sembarangan ih, nanti ada monster datang gimana? Kekuatan bunda bisa buat bunda jatuh sakit lagi" tangan lentik sang bunda mengelus rambut halus anaknya, ia rasa anak itu sudah tumbuh dengan cepat dan dapat memahami sekitar.

"Maaf, bunda hanya ingin tahu bagaimana kedepannya"

"Bunda bukan orang kepo jadi pasti disuruh sama kakak ini ya?!" Jarinya menunjuk kearah Hayden yang saat itu sedang kebingungan dan tambah bingung lagi dengan penuturan sosok kecil didepannya. Siapa dia berani menuduhnya?

"Heh yang sopan sama orang, baru pertama kali ketemu tuh kasih first impression yang baik nggak nuduh gini"

"Ih sok kenal, bunda ayo pulang tadi ayah telpon bentar lagi mau pulang bawa ayam krispi, ayo bundaa" sang bunda hanya tertawa kecil melihat interaksi awal dari keduanya dan mengatakan pada anaknya untuk menunggu sebentar karena harus berbicara dengan Hayden yang sedari tadi cemberut karena di abaikan.

"Hayden kamu mau membantu bunda?"

"Apa itu?"

"Tolong bantu lindungi anakku, karena dia diincar"

"Maksud bunda?"

"Ayolah bunda buat apa lama ngomong sama kakak ini keburu ayamnya abis di makan semut"

Hayden rasanya ingin menenggelamkan anak ini sungguh bisakah menunggu sebentar untuk pembicaraan penting yang juga menyangkut diri anak itu?

"Kamu tuh diem dulu deh, orang dewasa lagi ngomong serius anak kecil diem"

"Dih orang dewasa apanya, badan aja krempeng gitu"

"Bocah kurang ajar" hampir ia menggapai anak menyebalkan itu karena saat ini anak tersebut sedang berlindung dibelakang sang bunda dengan tawanya yang menyebalkan. "Kalian ini harus akur karena kedepannya mungkin akan bertemu lagi?" Kalimat bunda membuat dua orang lainnya mengalihkan perhatiannya seakan bertanya apa maksudnya?

"Hayden, anakku akan menjadi seorang yang mematikan nantinya jika tidak ada yang menuntunnya, dia akan tenggelam dalam gelapnya malam"

"Tak akan ada yang bisa menemuinya lagi dia akan hilang namun tidak pernah mati"

"Bunda.." anak itu takut dengan perkataan bunda tentangnya, karena ia jelas tahu bundanya bisa melihat masa depan dan ia tidak ingin mendengar apapun masa depan itu selalu menyakitkan hatinya.

Sang bunda berdiri menggendong anak itu dan diikuti Hayden yang masih kebingungan namun ada hal yang ia cemaskan dari perkataan bunda ratu dan tentang firasatnya. "Aku pulang dulu ya, anak ini sepertinya tidak sabar mau makan ayam" bunda ratu berjalan kembali pulang namun baru tiga langkah ia berhenti untuk mengatakan sesuatu yang mana membuat Hayden tidak bisa tidur tenang.

"Firasatmu selalu benar, Hayden"

TBC...

Kalau diceritakan dari Hayden yang tiba-tiba di dunia tengah dan nggak mau ke immortal terus kenal bunda ratu hingga sekarang bakal panjang banget. Jadi, aku mau highlight yang penting aja. 

See you...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 02 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Dangerous RedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang