Beberapa minggu setelah Alan mulai menata hidupnya di Beika, rutinitasnya berjalan dengan lancar. Namun, suatu hari ketika dia sedang memotret di sekitar distrik Beika, sebuah insiden kecil mengubah segalanya.
Alan sedang berjalan di salah satu jalan yang lebih sepi, mencari sudut yang bagus untuk sebuah foto. Saat dia melewati sebuah toko perhiasan yang cukup terkenal, tiba-tiba terdengar suara ledakan kecil dari dalam toko. Kaca-kaca di etalase toko pecah, dan orang-orang di sekitarnya langsung panik dan berlarian.
Alan: (dalam hati) Apa yang terjadi? Ini tidak mungkin hanya kebetulan...
Tanpa berpikir panjang, Alan langsung mencari tempat berlindung di balik mobil yang diparkir di pinggir jalan. Dia mengeluarkan kamera dan mulai mengambil beberapa foto dari kejadian itu, berusaha mendokumentasikan situasi dengan hati-hati. Dari tempat persembunyiannya, Alan bisa melihat beberapa pria berpakaian serba hitam yang tampak mencurigakan keluar dari toko, membawa kantong besar yang tampaknya berisi barang-barang curian.
Tak lama kemudian, sirene polisi mulai terdengar di kejauhan. Para penjahat bergegas masuk ke mobil mereka dan melarikan diri, meninggalkan kekacauan di belakang mereka. Alan tetap di tempatnya, tidak ingin terlibat lebih jauh, tetapi kemudian dia melihat sosok yang familiar berlari ke arah toko yang hancur itu.
Alan: (dalam hati) Itu... Conan?
Benar saja, seorang anak kecil dengan pakaian seragam biru dan kacamata bulat berlari ke arah tempat kejadian. Conan tampak berusaha memahami apa yang terjadi, matanya bergerak cepat mengamati situasi.
Alan merasa jantungnya berdetak lebih cepat. Dia tahu betul siapa Conan itu sebenarnya—Shinichi Kudo, detektif SMA yang tubuhnya mengecil karena racun misterius dari organisasi hitam. Conan, meskipun dalam tubuh anak kecil, memiliki kecerdasan dan kemampuan deduksi yang luar biasa.
Alan: (dalam hati) Sial, aku harus berhati-hati. Jika Conan terlibat, maka kasus ini pasti lebih dari sekadar perampokan biasa.
Sementara Conan mulai berbicara dengan polisi yang baru saja tiba di tempat kejadian, Alan memutuskan untuk tetap diam dan menjauh dari kerumunan. Namun, saat dia berbalik untuk meninggalkan tempat itu, seorang polisi muda yang tampaknya mengenal Alan menghampirinya. Polisi itu adalah Detektif Takagi.
Takagi: Drew-san! Kau baik-baik saja? Aku melihatmu tadi di dekat tempat kejadian.
Alan terpaksa menghentikan langkahnya dan berpaling ke Takagi, mencoba menenangkan dirinya.
Alan: Ah, Takagi-san. Iya, aku baik-baik saja. Aku hanya kebetulan lewat dan melihat keributan. Tidak ada yang serius, kan?
Takagi tampak sedikit ragu, tetapi dia tersenyum dan menepuk bahu Alan.
Takagi: Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi kami mungkin perlu beberapa saksi untuk memberikan keterangan. Apakah kau sempat melihat sesuatu yang aneh atau mencurigakan?
Alan berpikir sejenak, mencoba memutuskan apa yang sebaiknya dia katakan. Dia tahu bahwa terlalu banyak bicara bisa membuatnya terlibat lebih dalam dalam kasus ini, tapi di sisi lain, menyembunyikan informasi bisa membuatnya terlihat mencurigakan.
Alan: Saya hanya melihat orang-orang berlarian keluar dari toko setelah ledakan kecil itu. Saya tidak begitu jelas melihat wajah para pelakunya, tapi saya yakin mereka pergi menggunakan mobil hitam.
Takagi: Mobil hitam, ya? Baiklah, terima kasih atas informasinya. Kami akan mencatatnya. Jika kau ingat sesuatu lagi, jangan ragu untuk menghubungi kami.
Setelah memberi keterangan singkat kepada Takagi, Alan dengan cepat meninggalkan tempat kejadian. Sepanjang perjalanan pulang, dia tidak bisa menghilangkan perasaan cemas yang tiba-tiba menyelimutinya. Dia tahu betul bahwa jika Conan terlibat, maka ini bukan kasus biasa. Alan mulai khawatir bahwa keberadaannya di dunia ini bisa menarik perhatian yang tidak diinginkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE CONAN| aku? Berpindah dunia?!
Mystery / Thrillercerita ini hanyalah fiksi belaka saja! Alan Drew Khasif, seorang fotografer dan seniman muda terkenal yg memiliki penyakit jantung yg tidak semua org ketahui, tiba-tiba mengalami serangan jantung yang membuatnya kehilangan kesadaran. Ketika ia bangu...