Alan duduk di tepi tempat tidurnya, pandangannya terfokus pada layar ponsel yang masih menampilkan pesan misterius tadi. Pikiran Alan berputar, mencoba memahami situasi yang semakin rumit. Dia telah berusaha menghindari masalah sejak terjebak di dunia Detective Conan, tetapi kini tampaknya semua mengarah padanya, meski ia tidak tahu bagaimana dan mengapa.
Alan: "Aku tidak bisa duduk diam. Kalau aku tidak tahu siapa yang mengincarku, mereka mungkin akan datang lagi..."
Dia menghela napas panjang, memikirkan langkah berikutnya. Sejak kedatangannya di dunia ini, Alan merasa terisolasi-tanpa teman, tanpa informasi, dan tanpa tahu bagaimana cara keluar. Satu-satunya pilihan yang tersisa adalah menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi.
Alan memutuskan untuk kembali ke lokasi ledakan di pusat kota Beika. Malam telah tiba, dan suasana kota terasa lebih sunyi, tetapi dia tahu tempat kejadian pasti masih dipenuhi polisi dan detektif.
Setibanya di sana, Alan berdiri agak jauh dari garis polisi yang membatasi lokasi ledakan. Beberapa polisi dan teknisi forensik masih menyisir area, mencari petunjuk. Dia melihat Kogoro Mouri yang sedang berbicara dengan polisi, dengan Conan di sampingnya, seolah mengamati situasi.
Alan: "Aku tidak bisa terlalu dekat... Conan pasti mencurigai aku lagi kalau melihatku di sini."
Alan memutuskan untuk tetap berada di pinggiran kerumunan. Dia mulai mengamati sekeliling dengan hati-hati, mencari sesuatu yang mungkin terlewatkan oleh orang lain. Setelah beberapa saat memperhatikan, dia melihat sesuatu yang aneh-di dekat tempat ledakan, ada potongan kecil logam yang tampak berbeda dari puing-puing lainnya. Itu terlihat seperti bagian dari sebuah perangkat.
Rasa penasaran Alan mulai muncul. Dia menunggu momen ketika polisi tidak memperhatikan, kemudian dengan cepat mendekati lokasi itu dan mengambil potongan logam tersebut. Tangan Alan bergetar saat ia memeriksanya lebih dekat.
Alan: "Apa ini? Potongan bom? Atau... sesuatu yang lebih canggih?"
Namun, sebelum Alan bisa menyelidiki lebih jauh, suara seseorang tiba-tiba terdengar dari belakangnya.
??? : "Hei, apa yang kamu lakukan di sini?"
Alan menoleh dengan cepat dan melihat seorang pria berpakaian hitam, mirip dengan pria yang mengamatinya dari apartemen sebelumnya. Kali ini pria itu lebih dekat, dengan wajah yang tidak ramah.
Alan: "Oh, sial..."
Tanpa berpikir panjang, Alan berbalik dan berlari. Naluri bertahan hidupnya mengaktifkan kecepatan yang tidak dia duga. Pria itu langsung mengejarnya, tetapi Alan berhasil menjaga jarak.
Alan: "Tidak, aku tidak bisa kembali ke apartemen. Aku harus cari tempat lain."
Alan berlari menyusuri gang-gang kecil di kota Beika, menghindari keramaian dan mencari tempat aman. Dia akhirnya menemukan sebuah lorong sempit yang gelap dan tersembunyi, lalu bersembunyi di sana sambil terengah-engah.
Alan: "Apa yang sebenarnya aku temukan? Kenapa mereka begitu gila mengejarku?"
Saat dia mencoba menenangkan napasnya, ponselnya kembali bergetar. Sebuah pesan baru muncul dari nomor tak dikenal.
Pesan: "Kamu sudah mengambil sesuatu yang bukan milikmu. Serahkan atau kamu akan menyesal."
Alan memandang potongan logam di tangannya, kini sadar bahwa benda kecil ini mungkin kunci dari seluruh misteri. Tapi dia tidak tahu ke mana harus pergi, dan ancaman ini terus menghantuinya.
Alan: "Tidak ada jalan keluar lagi... Aku harus mencari bantuan. Tapi siapa?"
Di saat yang sama, di sudut pikirannya, ada satu nama yang muncul: Conan.
Alan merasakan ketegangan di sekujur tubuhnya. Pikirannya terus berputar, mempertimbangkan berbagai kemungkinan. Conan mungkin satu-satunya orang yang bisa membantunya saat ini, tetapi dia juga tahu bahwa melibatkan Conan bisa membuat masalah semakin rumit. Dia mengamati potongan logam di tangannya dengan hati-hati, mencoba menemukan petunjuk lebih lanjut. Namun, tidak ada yang spesifik. Benda itu hanya tampak seperti potongan kecil dari sesuatu yang lebih besar.
Alan: "Aku tidak bisa terus sembunyi begini. Jika aku menyimpan ini, mereka akan terus mengejarku."
Dia merasa harus bertindak cepat. Setelah beberapa saat berpikir, dia akhirnya memutuskan untuk pergi menemui Conan. Bagaimanapun, bocah detektif itu sudah terkenal sering memecahkan kasus rumit. Mungkin kali ini, dia bisa membantunya juga.
Alan menyelinap keluar dari lorong tempat dia bersembunyi, berusaha tetap tidak mencolok. Jalan-jalan di Beika masih cukup sepi pada malam hari, tetapi Alan tetap waspada. Dia menuju kantor detektif Kogoro Mouri, tempat Conan tinggal. Meskipun perjalanan terasa panjang karena kegelisahannya, akhirnya dia tiba di depan kantor tersebut.
Alan menarik napas dalam-dalam sebelum mengetuk pintu. Ketika pintu terbuka, Conan yang menyambutnya dengan ekspresi terkejut.
Conan: "Alan-niisan? Kamu di sini? Ada apa?"
Alan tahu bahwa ini adalah momen yang krusial. Dia tidak bisa menyembunyikan kebenaran lagi.
Alan: "Aku... Umm apa mouri Kogoro disini?. Ada sesuatu yang terjadi, dan aku terjebak di dalamnya."
Conan menyipitkan mata, terlihat tertarik tapi juga berhati-hati.
Conan: "dia lg diluar dlu, kalo gitu masuk dulu saja, ceritakan semuanya nanti aku akan beritahu ke paman kogoro."
Setelah Alan masuk dan duduk di ruang tamu kecil itu, dia mulai menjelaskan semuanya. Tentang ledakan, pria berjas hitam yang mengejarnya, dan potongan logam yang dia temukan di tempat kejadian. Conan mendengarkan dengan seksama, sambil sesekali mengangguk, matanya penuh konsentrasi, dan saat Alan memberitahu bahwa ada orang yg berbaju hitam sedang mengincarnya, conan terkejut tak kaleng-kaleng.
Alan: "Aku merasa seperti mereka memata-mataiku, Conan. Aku tidak tahu siapa mereka atau apa yang mereka inginkan, tapi mereka yakin aku tahu sesuatu. Dan sekarang aku bahkan tidak bisa kembali ke apartemenku."
Conan menatap potongan logam yang Alan serahkan kepadanya, mengamatinya dengan cermat.
Conan: "Ini menarik... Potongan ini bukan sembarang bagian dari bom. Ini terlihat seperti komponen elektronik. Mungkin ada sesuatu yang lebih besar di balik ledakan itu.. EH ITU MUNKIN YANG AKAN DI KATAKAN OLEH PAMAN KOGORO hehehe"
Alan merasakan sedikit kelegaan karena akhirnya menemukan seseorang yang mau membantunya, tapi dia tahu bahwa mereka mungkin hanya menggores permukaan misteri ini.
Conan: "oke nanti aku akan beritahu paman kogoro yaah."
Alan: "Terima kasih, Conan. Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa."
Conan tersenyum kecil.
Setelah pembicaraan itu selesai, Alan merasa sedikit lebih tenang, tetapi dia tahu bahwa masalah ini masih jauh dari selesai. Kini, dia hanya bisa berharap bahwa Conan dapat menemukan sesuatu sebelum orang-orang berbahaya itu menemukannya lebih dulu.
Di luar, malam semakin gelap, dan bayangan-bayangan dari ancaman yang belum terungkap mulai mengintai lebih dekat.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/375148754-288-k848016.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DETECTIVE CONAN| aku? Berpindah dunia?!
Tajemnica / Thrillercerita ini hanyalah fiksi belaka saja! Alan Drew Khasif, seorang fotografer dan seniman muda terkenal yg memiliki penyakit jantung yg tidak semua org ketahui, tiba-tiba mengalami serangan jantung yang membuatnya kehilangan kesadaran. Ketika ia bangu...